7.19.2013

Bagaimana Hubungan Keanekaragaman Hayati dan Kearifan Lokal?


Keanekaragaman hayati erat terkait dengan berbagai bentuk kearifan lokal. Bagaimana sebuah budaya berkembang menyesuaikan dengan keadaan alam sekitarnya adalah salah satu bukti nyata. Pemanfaatan kegiatan pertanian yang mendukung proses ekologis yang telah ada seperti konservasi tanah dan pengendalian hama secara biologis dapat mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida, satu hal yang tidak dikenal pada masyarakat tradisional di pedesaan dan pedalaman.

 Melalui penggunaan metode-metode yang ramah lingkungan ini, dampak terhadap keseimbangan keanekaragaman hayati akan dapat dikurangi sampai batas minimal. Berbagai bentuk budidaya pertanian yang telah berhasil menjaga keseimbangan produksi, meningkatkan taraf hidup dan sejalan dengan konservasi keanekaragaman hayati selanjutnya dikenal sebagai ecoagriculture (pertanian ramah lingkungan).

Tema dan pemilihan kata ini mungkin baru berkembang, tetapi konsep yang ada telah lama mengakar dalam berbagai kearifan lokal di hampir semua kebudayaan. Selama berabad-abad masyarakat pedesaan termasuk masyarakat pedalaman telah menerapkan produksi pertanian yang terintegrasi dengan pengelolaan dan penjagaan keseimbangan ekosistem. Mereka juga telah begitu familiar dengan berbagai spesies tanaman/benih lokal yang terbukti lebih adaptif pada kondisi setempat.

Menjadi satu bukti yang tidak terbantah bahwa ternyata nilai-nilai kearifan lokal menjadi modal yang sangat berharga dalam menjaga keseimbangan keanekaragama hayati. Konsep pembangunan yang mengakar dalam kearifan lokal juga menjadi satu alternatif yang selangkah lebih maju terhadap konsep pembangunan berkelanjutan yang hampir dipastikan gagal melawan perkembangan zaman.

 
www.maszoom.blogspot.com
Compillated from www.iucn.org,

7.18.2013

Dr. Alam Raya, peran keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan pengobatan


Dengan hilangnya keanekaragaman hayati flora dan fauna, kita kehilangan kesempatan untuk menemukan obat-obat baru yang dapat mengakhiri penderitaan jutaan orang di dunia yang pada gilirannya menyelamatkan jutaan dolar potensi ekonomi masyarakat tiap tahunnya.

Bahan-bahan alam memiliki peluang luar biasa sebagai sumber pengobatan dan telah disadari setua umur kebudayaan manusia. Saat ini diketahui lebih dari 70.000 jenis tanaman telah digunakan dalam berbagai praktek pengobatan, baik tradisional maupun modern. Banyak kekayaan keanekaragaman hayati, kelompok tanaman dan hewan yang lain - mulai dari beruang sampai ikan hiu, dari beringin sampai tumbuhan bersel satu - menyediakan model penelitian penting yang dapat membantu umat manusia memahami dan melawan berbagai penyakit.

Satu kelompok siput laut (Cone Snail), yang merupakan siput predator mempertahankan diri dan mencari mangsa dengan menembakkan suatu sejata (harpun) beracun. Kandungan senyawa dalam racun ini menyediakan bahan yang esensial dalam pengobatan modern. Salah satu yang telah dikembangkan adalah penggunaan senyawa dalam racun ini sebagai obat penghilang rasa sakit yang diperkirakan lebih aman dan efektif daripada morfin. Siput laut merupakan kelompok spesies organisme yang paling potensial dalam pengembangan obat-obat baru, dibanding kelompok spesies yang lain. Yang patut disayangkan kemudian adalah siput laut tersebut hanya hidup di terumbuh karang yang saat ini keberadaanya sangat terancam akibat pemanasan global. Nah loh!

Merupakan fakta tak terbantah bahwa alam telah menyediakan bahan ajar yang paling sempurna, alam takambang jadi guru. Kemampuan ini harus secepatnya dipelajari oleh berbagai pihak yang berkompeten, sebelum kita kehilangan kesempatan akibat perubahan iklim. Menjadi jelas kemudian bahwa kesehatan dan kelangsungan hidup umat manusia adalah sangat tergantung pada kesehatan berbagai spesies dan ekosistem sebagai sebuah kekayaan keanekaragaman hayati disekitar kita. Betul gak, gan?

 


Compillated from www.iucn.org,

Keanekaragaman hayati dan kedaulatan pangan, dua kawan karib seiring sejalan


Keanekaragaman hayati merupakan salah satu aspek esensial terhadap ketahanan pangan, kedaulatan pangan, asupan nutrisi serta jaring pengaman dalam masa krisis bagi ratusan juta rumah tangga miskin di seantero jagat. Keanekaragaman hayati menyediakan kesempatan memperoleh pendapatan dan penyediaan bahan pangan melalui proses bercocok tanam/pertanian. Berbagai hasil dari pertanian tersebut menyediakan asupan energi yang lebih cukup untuk konsumsi maupun sebagai komoditi dagang yang menguntungkan

Keseimbangan keanekaragaman hayati juga berperan dalam mempertahankan keseimbangan suatu ekosistem. Berbagai jenis burung maupun ular membantu mengurangi populasi serangga dan beberapa hewan yang menjadi vektor berbagai penyakit seperti kutu dan tikus. Mereka juga berfungsi mengontrol hama yang dapat merusak produksi pertanian. Berbagai jenis makanan pokok manusia seperti padi, gandum jagung di serbukkan oleh beragam jenis serangga, burung, kelelawar dan hewan lainnya. Berbagai jenis organisme hidup lainnya berguna menjaga kesuburan tanah melalui metabolisme yang ada. Sekali lagi semua itu terjadi hanya apabila keseimbangan keanekaragaman hayati senantiasa terjaga. Keanekaragaman genetik yang ada membantu berbagai organisme untuk tidak berkembang menjadi penyakit dan hama.

Sayangnya, perkembangan pertanian skala industri telah merusak segala tananan yang telah ada. Suatu proses degradasi dramatis dari keanekaragaman genetik terjadi pada spesies hewan dan tanaman yang digunakan sebagai sumber bahan pangan. Saat ini tidak lebih dari sepuluh jari tangan kita untuk menyebut spesies yang digunakan sebagai sumber utama (90%) pangan manusia. Sebagai akibat dari penyeragaman industri pertanian dan makanan, ratusan jenis hewan ternak dan beraragam varietas tanaman pertanian yang tidak mempunyai nilai komersil berlahan-lahan menghilang. Kepunahan itu diikuti dengan hilangnya potensi kekayaan plasma nutfah/genetik yang sangat berharga.

Sejalan dengan kebutuhan pangan dunia yang semakin meningkat secara eksponensial selama beberapa dekade terakhir, sistem pertanian kita saat ini perlu segera diubah tanpa menghambat keseimbangan keanekaragaman hayati yang sangat kita butuhkan. Laporan terakhir dari organisasi internasional yang berkutat dalam konservasi alam (IUCN), menyebutkan bahwa ada 4.178 spesies dari sekitar 44.838 spesies tanaman dan hewan yang dimanfaatkan dalam bidang pertanian dan perikanan berada dalam keaadaan terancam (punah).

Sebenarnya peningkatan kedaulatan pangan dan keanekaragaman hayati bisa berjalan seiring sejalan. Salah satu contoh pembangunan kembali perikanan global (tangkapan laut) dapat melibatkan kegiatan konservasi laut. Penurunan hasil laut yang terjadi secara global dapat ditanggulangi melalui kegiatan larangan penangkapan, pembatasan (kuota) maupun menunjukan kawasan terlarang untuk menghindari penangkapan yang berlebihan.


Compillated from www.iucn.org,

Alam media pembelajar paling sempurna, alam takambang jadi guru


Potensi luar biasa bahan alam sebagai sumber bahan pengobatan telah disadari setua umur kebudayaan manusia. Saat ini diketahui lebih dari 70.000 jenis tanaman telah digunakan dalam berbagai praktek pengobatan, baik tradisional maupun modern. Banyak kekayaan keanekaragaman hayati, kelompok tanaman dan hewan yang lain - mulai dari beruang sampai ikan hiu, dari beringin sampai tumbuhan bersel satu - menyediakan model penelitian penting yang dapat membantu umat manusia memahami dan melawan berbagai penyakit. Contoh fenomenal bisa disebutkan disini adalah aspirin, yang diturunkan dari seyawa salisin, suatu bahan hasil ekstrak pohon tertentu (willow tree). Selain itu beragam obat anti-kanker telah dikembangkan dari jenis tanaman yang lain (rosy periwinkle tree).

Meskipun beruang kutub telah menjadi ikon paling terkenal dalam berbagai diskusi dan isu tentang bagaimana kita melawan perubahan iklim, banyak yang tidak menyadari potensi mereka dalam pengobatan modern. Kemampuan hibernasi beruang kutub (berdiam diri selama musim dingin, tanpa suplai energi dari makanan) merupakan suatu capaian adaptasi penting hewan ini meghadapi lingkungan yang keras. Suatu senyawa tertentu dalam darah beruang kutub bertanggung jawab akan adanya kemampuan ini. Hebatnya senyawa ini punya potensi besar bagi manusia dalam melawan dan merawat timbulnya osteoporosis (pengeroposan tulang), suatu kelainan yang semakin familiar dalam kehidupan yang makin modern.

Potensi luar biasa beruang kutub belum berhenti sampai disini. Dalam masa sebelum hibernasi, beruang kutub menjadi sedemikian gendut (obesitas pada manusia) dengan memakan buruan berupa singa laut dalam porsi besar. Meski mengalami ke-gedut-an alias obesitas, beruang kutub tidak menjadi terkena penyakit diabetes tipe 2 yang jamak menjadi problem kesehatan umat manusia.

Sekali lagi alam menyediakan bahan ajar yang paling sempurna, alam takambang jadi guru. Kemampuan ini harus secepatnya dipelajari oleh berbagai pihak yang berkompeten, sebelum kita kehilangan kesempatan menemukan beruang kutub di alam liar. Menjadi jelas kemudian bahwa kesehatan dan kelangsungan hidup umat manusia adalah sangat tergantung pada kesehatan berbagai spesies dan ekosistem sebagai sebuah kekayaan keanekaragaman hayati disekitar kita. Betul gak, gan?

 
www.maszoom.blogspot.com
Compillated from www.iucn.org,

7.16.2013

Peran Pemerintah Dalam Perlindungan Keanekaragaman Hayati Hutan Sumatera


Dalam perspektif ekologi dan keanekaragaman hayati, tidak ada banding untuk kekayaan hutan Sumatera dengan daerah lainnya di Indonesia bahkan di dunia. Hutan Sumatera merupakan salah satu kawasan dengan keanekaragaman fauna paling kaya di dunia, di dalamnya termasuk 22 spesies asiatic yang tidak bisa ditemui didaerah lain (endemik).

Kawasan ini telah menjadi rumah bagi Harimau Sumatera, Orangutan Sumatera, Badak Sumatera dan tentunya Gajah Sumatera. Lebih dari 58 spesies burung yang dalam kondisi terancam punah juga menambah daftar panjang kekayaan kehati Sumatera. Kondisi ini menjadikan tiga taman nasional yang ada menjadi sangat berperan dalam proses pengungsian spesies terkait perubahan iklim (climatic refugee) dan menjadi area penting kelanjutan proses evolusi spesies dimaksud.

Saat ini sebagian besar hutan Sumatera yang berada di luar taman nasional telah menghadapi tekanan yang luar biasa dengan semakin maraknya pengembangan arel perkebunan seperti kelapa sawit, karet maupun kakao. Selain itu tekanan terhadap perambahan hutan dengan sasaran penjarahan kayu yang bernilai sangat tinggi juga sangat besar. Keadaan itu ditambah dengan masih maraknya perdagangan satwa langka untuk tujuan komersil, misalnya kulit, harimau,cula badak maupun burung – burung endemik tertentu.

Menghadapi berbagai isu dan perkembangan terkini, Pemerintah Indonesia yang dalam hal ini adalah Departemen Kehutanan bukannya tidak tinggal diam. Berbagai hal telah dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa langkah yang sudah dilakukan antara lain : adalah penambahan staf pengelola pada taman nasioanal; melakukan jaminan pelaksanaan undang – undang sesuai dengan peraturan untuk menghindari praktik perambahan hutan (illegal logging) serta praktik konversi hutan untuk lahan perkebunan; dan penutupan akses jalan tertentu yang digunakan pembalak liar disekitar taman nasional.


Compillated from www.iucn.org,

Keanekaragaman hayati, senjata pamungkas melawan perubahan iklim global


Keseimbangan keanekaragaman hayati berperan secara nyata dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global. Keseimbangan keanekaragaman hayati saat ini dapat dicapai dengan menjaga kesehatan kawasan lindung yang ada pada taman-taman nasional, taman laut, hutan suaka margasatwa dan kawasan lindung yang sejenis.

Saat ini, kawasan lindung dengan segala vegetasi di dalamnya merupakan porsi terbesar (15%) cadangan karbon dunia. Kawasan lindung tersebut juga berperan dalam menyerap 20% emisi gas rumah kaca yang berasal dari pembalakan hutan dan alih fungsi lahan. Melalui restorasi aktif hutan dan magrove melalui regenaerasi alam dalam kawasan lindung, kemampuan kawasan tersebut dalam menyimpan karbon akan meningkat senyara nyata.

Kawasan lindung juga sangat berperan dalam menjaga jasa ekosietem maupun jasa  lingkungan dalam mana kita sangat tergantung di dalamnya. Beberapa servis yang kita peroleh diantaranya : pemurnian sumber air alam; menjaga cadangan protein (dari ikan dan berbagai hewan di dalamnya); sumber pangan dan tak kalah penting adalah fungsi kawasan lindung dengan kekayaan keanekaragaman hayati sebagai cadangan potensi obat-obat tradisional.

Sekali lagi dapat disebutkan bahwa keuntungan luar biasa dari keanekaragaman hayati sudah lebih dari terbukti. Saat ini dari sekitar 105 kota terbesar di dunia, sebanyak 33 diantaranya menggantungkan sumber air bersih dari kawasan lindung dan hutan disekitarnya. Selain itu perlindungan kawasan lindung maritim juga tak kalah penting, sebuah cerita sukses datang dari Kenya , Afika. Perlindungan terumbu karang telah menghasilkan peningkatan hasil nelayan secara signifikan yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal.

Nah, sekarang giliran kita memanfaatkan segala potensi keanekaragaman hayati yang ada.

Compilated from www.iucn.org,

Tantangan Perlindungan Kekayaan Keanekaragaman Hayati Hutan Sumatera


Hutan hujan tropis Sumatera terdiri dari tiga kawasan terlindungi (koridor) yang telah ditetapkan sebagai salah satu cagar alam warisan dunia. Tiga kawasan lindung tersebut adalah Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh, Taman Nasional Kerinci Seblat di Perbatasan Sumbar-Jambi-Riau dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di perbatasan Sumsel-Lampung-Bengkulu. Ketiga taman nasional tersebut mewakili kawasan tersisa dari hutan tropis dunia yang ada di Pulau Sumatera.

Berbagai kekayaan keanekaragaman hayati hutan sumatera  telah menyadarkan pemerintah dan berbagai institusi internasional seperti WWF maupun IUCN akan arti penting upaya konservasi di kawasan ini.. Saat ini di Pulau Sumatera telah ada tiga kawasan lindung yang salah satu fungsinya adalah melindungi kawasan disekitarnya. Keanekaragaman hayati hutan Sumatera adalah sebuah pengecualian dan tiga kawasan lindung di atas adalah rumah yang tersisa dari berbagai spesies mamalia besar yang sangat terancam punah dan kritis.

Dalam perspektif ekologi dan keanekaragaman hayati, tidak ada banding untuk kekayaan hutan Sumatera dengan daerah lainnya di Indonesia bahkan di dunia. Hutan Sumatera merupakan salah satu kawasan dengan keanekaragaman fauna paling kaya di dunia, di dalamnya termasuk 22 spesies asiatic yang tidak bisa ditemui didaerah lain (endemik).

Kawasan ini telah menjadi rumah bagi Harimau Sumatera, Orangutan Sumatera, Badak Sumatera dan tentunya Gajah Sumatera. Lebih dari 58 spesies burung yang dalam kondisi terancam punah juga menambah daftar panjang kekayaan kehati Sumatera. Kondisi ini menjadikan tiga taman nasional yang ada menjadi sangat berperan dalam proses pengungsian spesies terkait perubahan iklim (climatic refugee) dan menjadi area penting kelanjutan proses evolusi spesies dimaksud.

Saat ini sebagian besar hutan Sumatera yang berada di luar taman nasional telah menghadapi tekanan yang luar biasa dengan semakin maraknya pengembangan arel perkebunan seperti kelapa sawit, karet maupun kakao. Tekanan terhadap keberadaan taman nasional juga tidak kalah ganas, praktik yang terjadi diantara dengan memanfaatkan komunitas lokal maupun manipulasi hak pengusaan hutan (HPH) yang dilakukan pemodal besar. Penguatan kelembagaan dalam perlindungan taman nasional merupakan satu hal yang sulit dilakukan terkait dengan kerumitan dalam masalah pengelolaan (managemen).

 


Compilated from www.iucn.org,

Arti Penting Perlindungan Keanekaragaman Hayati Hutan Sumatera


Indonesia merupakan salah satu dari tujuh negara di dunia dengan kekayaan keanekaragaman hayati paling wooow, gitu. Indonesia memiliki 10% tanaman bunga dunia (berbagai jenis angrek, nepentes, aglonema, and so on) dan 12% hewan mamalia endemik dengan sebagian diantaranya adalah spesies terancam juga ada di Indonesia. Selanjutnya di sepanjang nusantara kita bisa menemukan reptil, ampibi dan burung dengan jumlah 17% dari yang ada di dunia.

Berbagai kekayaan keanekaragaman hayati tersebut telah menyadarkan pemerintah dan berbagai institusi internasional seperti WWF maupun IUCN akan arti penting upaya konservasi di kawasan ini, salah satunya di Pulau Sumatera. Saat ini di Pulau Sumatera telah ada tiga kawasan lindung yang salah satu fungsinya adalah melindungi kawasa disekitarnya. Tiga kawasan lindung tersebut adalah Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh, Taman Nasional Kerinci Seblat di Perbatasan Sumbar-Jambi-Riau dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di perbatasan Sumsel-Lampung-Bengkulu.

Keanekaragaman hayati hutan Sumatera adalah sebuah pengecualian dan tiga kawasan lindung di atas adalah rumah yang tersisa dari berbagai spesies mamalia besar yang sangat terancam punah dan kritis. Dalam perspektif ekologi dan keanekaragaman hayati, tidak ada banding untuk kekayaan hutan Sumatera dengan daerah lainnya di Indonesia bahkan di dunia.

Hutan Sumatera merupakan salah satu kawasan dengan keanekaragaman fauna paling kaya di dunia, di dalamnya termasuk 22 spesies asiatic yang tidak bisa ditemui didaerah lain (endemik). Kawasan ini telah menjadi rumah bagi Harimau Sumatera, Orangutan Sumatera, Badak Sumatera dan tentunya Gajah Sumatera. Lebih dari 58 spesies burung yang dalam kondisi terancam punah juga menambah daftar panjang kekayaan kehati Sumatera. Kondisi ini menjadikan tiga taman nasional yang ada menjadi sangat berperan dalam proses pengungsian spesies terkait perubahan iklim (climatic refugee) dan menjadi area penting kelanjutan proses evolusi spesies dimaksud.

 
www.maszoom.blogspot.com
Compilated from www.iucn.org,

7.08.2013

Pendidikan Lingkungan Hidup, Jammed Session 3 : SMAN 1 Lasahan

Dalam rangka mengisi kegiatan awal tahun ajaran baru 2013/2014, SMAN Negeri 1 Kecamatan Lareh Sago Halaban bersama BLHKP Kabupaten Lima Puluh Kota menyampaian materi PLH (pendidikan lingkungan hidup) yang dilaksanakan awal Juli 2013.
Materi dalam hal ini disampaikan oleh TIM AHLI KSDA, dipimpin langsung Ibu. Era dengan didukung penuh Bp Y Datuk Bagindo, Mas Zoom dan Ibu Eka.
Antusiasme yang begitu besar dari siswa menandakan bahwa isu lingkungan sangat pas untuk menyasar para generasi muda. Saatnya yang muda yang berbicara ...



Salam lestari

7.04.2013

Ruang Lingkup Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Ruang Lingkup Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 meliputi:

A.  Perencanaan (RPPLH)
Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) disusun berdasarkan inventarisasi nasional yang terdiri atas (1)  RPPLH nasional; (2) RPPLH provinsi  dan (3)  RPPLH kabupaten/kota.
Penyusunan RPPLH dilakukan dengan memperhatikan:
1.     keragaman karakter dan fungsi ekologis;
2.     sebaran penduduk;
3.     sebaran potensi sumber daya alam;
4.     kearifan lokal;
5.     aspirasi masyarakat; dan
6.     perubahan iklim.
RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana pembangunan jangka panjang dan rencana pembangunan jangka menengah,  memuat rencana tentang:
1.    pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam;
2.    pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup;
3.   pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian sumber daya alam; dan
4.   adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

B.   Pemanfaatan
Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan RPPLH. Dalam hal RPPLH belum tersusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan:
B.1  Daya dukung lingkungan hidup
       Daya dukung lingkungan hidup ditetapkan oleh:
1.     Menteri untuk daya dukung lingkungan hidup nasional dan pulau/kepulauan;
2.  gubernur untuk daya dukung lingkungan hidup provinsi dan ekoregion lintas kabupaten/kota; atau
3.        bupati/walikota untuk daya dukung lingkungan hidup kabupaten/kota dan ekoregion di wilayah kabupaten/kota.
B.2  Daya tampung lingkungan hidup
       Daya tampung lingkungan hidup ditetapkan oleh:
1.     Menteri untuk daya tampung lingkungan hidup nasional dan pulau/kepulauan;
2.     gubernur untuk daya tampung lingkungan hidup provinsi dan ekoregion lintas kabupaten/kota; atau
3.        bupati/walikota untuk daya tampung lingkungan hidup kabupaten/kota dan ekoregion di wilayah kabupaten/kota.
Dalam penetapannnya, daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup disusun dengan memperhatikan:
1.        keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup;
2.     keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan
3.        keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat. 

.... continued