8.22.2015

Paradoks Pembangunan dan Degradasi Lingkungan


Ilustrasi Degradasi Lingkungan (net)

Pembangunan Indonesia sudah berlangsung secara terencana sejak tahun 1967 yang dikenal dengan pembangunan terencana. Bappenas atau Dewan Perantjang Pembangunan Nasional pada waktu itu adalah lembaga yang diberi tugas untuk menyusun rancangan pembangunan nasional untuk memenuhi tuntutan Trikora terutama terkait dengan tuntutan penurunan harga. Jalan satu-satunya yang berkelanjutan untuk menurunkan inflasi adalah meningkatkan kapasitas produksi. Pangan sebagai kebutuhan pokok utama kehidupan adalah sasaran utama. Oleh sebab itu, pemerintah berupaya keras untuk melakukan langkah-langkah peningkatan produksi pangan. Beberapa hal yang ditempuh dalam peningkatan produksi pangan adalah mengadopsi teknologi benih unggul dan membawa teknologi benih tersebut ke tingkat petani produsen melalui penyuluh pertanian. Langkah ini didukung dengan pendirian pabrik pupuk untuk menopang upaya peningkatan produksi serta membangun infrastruktur irigasi untuk sawah. Semua langkah tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi beras menuju swasembada beras.
Segala langkah tersebut mencapai puncaknya pada saat swasebada beras pertama kali yang terjadi pada tahun 1984/85. Langkah-langkah untuk mengamankan dan memenuhi kebutuhan pangan atau disebut dengan ketahanan pangan, diiringi pula dengan peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam terutama minyak dan gas untuk penyediaan energi bagi pembangunan sekaligus juga sebagai sumber devisa Negara untuk membiayai kelangsungan kehidupan Negara dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan industri/sektor ekstraksi sumberdaya alam ini telah berhasil menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor minyak bumi (anggota OPEC).
Selain itu, ekspor pertambangan juga menjadi andalan penghasil devisa Negara. Dalam rangka penciptaan lapangan pekerjaan, selain dikembangkan industri pendukung pertanian, juga dikembangkan industri pengganti barang-barang impor untuk menekan inflasi dan menyediakan kebutuhan barang konsumsi secara berkesinambungan. Pembangunan ekonomi ini diiringi pula dengan pembangunan kualitas sumberdaya manusia, dengan melakukan investasi besar-besaran pada bidang pendidikan, terutama pendidikan dasar dan bidang kesehatan dengan memperluas layanan kesehatan ke seluruh pelosok tanah air.
Selanjutnya Indonesia telah mempertimbangkan tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan sejak diperkenalkannya konsep ini pada tahun 1972. Sejalan dengan itu dan sejalan dengan dimulainya dengan KTT Bumi di Rio tahun 1992, pada tahun 1997 Indonesia sudah menyusun Dokumen Agenda 21 Indonesia. Penyusunan dokumen ini didasari oleh kesadaran akan pentingnya menyeimbangkan antara pembangunan lingkungan, ekonomi, dan sosial sebagai satu kesatuan. Agenda 21 juga menyusun rencana pelaksanaan untuk menyatukan pembangunan lingkungan, ekonomi, dan sosial dalam satu paket terpadu untuk terwujudnya pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan yang terlalu berorientasi pada bidang ekonomi memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan ekosistem. Keberhasilan pembangunan ekonomi yang ditandai dengan menigkatnya kesejahtraan masyarakat, harus dibayar mahal akibat biaya lingkungan yang tak kalah tinggi. Pada akhirnya keseimbangan ekologis akan terganggungu akibat pemanfaatan sumberdaya alam yang melebihi daya reproduksi dan melebihi ambang serap alam terhadap limbah/sampah, baik sampah padat, cair maupun udara. Kontradiksi ini pada akhirnya akan berefek pada terganggunya harmoni sosial antar komponen masyarakat, pemerintah sebagai pembuat kebijakan maupun sektor swasta sebagai penggerak ekonomi.


Referensi : Langkah Memulai Ekonomi Hijau, Bappenas,2012

8.10.2015

Mempersiapkan Ujian Proposal Tesis


Ilustrasi tesis (thesisprinting.ie)

Ujian proposal tesis merupakan salah satu langkah besar dalam menyelesaikan penyusunan tesis. Dokumen proposal tesis sebagaimana biasanya disampaikan 4 sampai dengan 6 minggu sebelum ujian proposal tesis dilakukan. Waktu yang lumayan longgar ini diperlukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi komite penguji untuk membaca dan menelaah isi proposal tesis. Ujian proposal tesis dapat dinyatakan sebagai sebuah miniatur dari ujian tesis itu sendiri. Tidak seperti ujian tesis, dimana hanya dosen penguji yang hadir dalam sidang, ujian tesis menghadirkan para mahasiswa yang berminat terhadap topik topik tertentu. Tidak ada undangan khusu terhadap kehadiran mahasiswa, perannya dalam ujian ini bersifat tidak wajib bagi seluruh mahasiswa.
Dalam ujian proposal tesis, mahasiswa yang akan menampilkan rencana penelitiannya sesuai dengan waktu yang telah disediakan. Durasi selama 35-45 menit adalah normal tergantung jumlah peserta yang akan menampilkan proposalnya. Setelah proposal di ekspose di depan sidang, para dosen penguji akan memberikan beberapa pertanyaan atau masukan terkait materi proposal. Pertanyaan yang diajukan diantaranya seputar bagaimana latar belakang yang mendasari penelitian, desain penelitian, hasil (outcome) dari penelitian, dan sebagainya. Kualitas jawaban yang kita berikan akan sangat menentukan diterima atau tidaknya rencana penelitian kita.
Setelah mahasiswa menyampaikan materinya, para dosen penguji proposal tesis akan melakukan sejumlah dialog untuk menentukan kelayakan rencana penelitian dimaksud. Jika tim penguji setuju, dimana tidak ada perubahan mendasar dari rencana penelitian, proposal penelitian diterima dan ditandatangani untuk disyahkan. Pada beberapa kasus, dosen penguji menyampaikan masukan untuk melakukan beberapa perubahan mendasar seperti landasar teori, desain penelitian atau yang lainnya. Untuk itu mahasiswa harus mengajukan kembali proposal tersebut kepada tim penguji. Akan tetapi dalam sebagian besar kasus, perubahan ini dapat diakomodir manakala dosen penguji mereview dalam masa tenggang antara kita menyampaikan proposal tesis sampai dengan waktu ujian dilaksanakan. Menjadi penting untuk mengikuti prosedur penyusunan tesis sesuai dengan koridor waktu yang telah ditetapkan.
Disarikan dari Hood Colledge Graduate School, 2011

Menulis Proposal Tesis


Ilustrasi tesis(thesisprinting.ie)

Proposal tesis merupakan bentuk purwarupa dari tesis yang akan kita kembangkan yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar pascasarjana. Beberapa langkah diperlukan dalam penyusunan proposal tesis. Pertama kita harus mempunyai bagian bagian utama dari tesis tersebut sebagai sebuah produk dokumen ilmiah. Pada dasarnya, tulisan ilmiah berupa tesis akan memiliki beberapa bagian seperti pengantar atau latar belakang, Metoda penelitian, landasan pustaka dan seterusnya. Setelah kita menentukan titik berat masalah dan memberikan latar belakang informasi dalam pengantar, kita harus menyampaikan penjelasan secara detail perihal studi, desain eksperimen, rencana pengolahan data statistik maupun tools atau metoda yang dipakai dalam menyelesaikan masalah.
Akan tetapi dalam bagian hasil dan pembahasan harus dikombinasikan, dengan judul berupa “Rancangan Hasil dan Pembahasan”. Dalam bagian ini kita akan memperhatikan poin-poin penting penyelesaikan masalah seperti apa yang diharapkan setelah penelitian dilakukan. Dalam hal ini tidak ada batasan atau kungkungan bahwa prediksi hasil dan pembahasan dalam proposal tesis akan sama dengan tesis yang nantinya akan disusun.
Perlu diperhatikan bahwa karena ini adalah sebuah proposal, maka penulisan abstrak atau intisari bukanlah merupakan suatu keharusan. Lebih penting dari itu, bagian latar belakang atau tinjauan pustaka harus seluas dan selengkap mungkin dengan tetap memperhatikan petunjuk dan acuan dari program pascasarjana yang kita ikuti. Selain itu petunjuk atau manual penyusunan tesis juga memuat beberapa kaidah dasar penyusunan seperti marjin, spasi, jenis huruf maupun kaidah penulisan lainnya. Selanjutnya kaidah kaidah penulisan ini, dalam skala yang lebih besar akan menjadi acuan dari tesis yang akan disusun.
Terakhir, yang banyak menjadi pertanyaan dari kita yang akan menyusun proposal tesis adalah seberapa tebal dokumen proposal tesis yang harus kita siapkan agar riset kita dikategorikan berkualitas? Dalam kenyataanya, tidak ada batasan rigid pada berapa halaman sebuah proposal tesis harus disusun. Berdasarkan kebiasaan, adalah umum untuk menyusun sebuah dokumen rencana penelitian sebesar 6 (enam) sampai dengan 12 (dua belas) halaman. Perlu diingat bahwa tidak ada nilai batasan maksimum dan minimum jumlah halaman dalam hal ini.

Disarikan dari Hood Colledge Graduate School, 2011

Langkah Awal Penyusunan Tesis Untuk Memperoleh Gelar Pascasarjana


Ilustrasi tesis (tq to thesisprinting.ie)

Tesis merupakan saah satu prasyarat untuk Untuk memperoleh gelar pascasarjana (Master). Beberapa tahapan diperlukan dalam penyusunan tesis ini. Langkah awal yang harus kita lakukan adalah menentukan suatu topik khusus dan mencari dosen pembimbing yang akan mendampingi dan membantu penyusunan tesis tersebut. Dosen pembimbing tersebut merupakan dosen yang berasal dari pengajar staf pengajar pada program yang bersangkutan. Dalam lingkungan kampus dikenal juga adanya pendamping akademik, dosen yang akan mendampingi kita manakala kita menghadapi kendala akademik secara umum dalam proses perkuliahan. Dalam hal ini, pemilihan dosen pendamping tesis tidak harus sama dengan dosen pendamping akademik. Pada kasus tertentu jika memungkinkan atau kita merasa lebih baik, penelitian tesis dapat juga dilakukan diluar kampus, misalnya ditempat kerja atau tempat lain.
Selanjutnya dalam menyusun tesis kita harus memperhatikan dan memilih suatu topik (khusus) yang dirasa menarik disesuaikan dengan kemampuan/ pengetahuan (skill) yang kita miliki atau yang akan kita kembangkan dalam mendukung topik yang kita pilih. Merupakan sebuah strategi yang sangat bagus manakala proyek penelitian kita menjadi ladang pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan dan pengetahuan praktis yang akan sangat berguna menghadapai persaingan di dunia kerja.
Setelah kita memperoleh suatu topik khusus, selanjutnya adalah menyusun jadwal kerja atau jadwal penelitian dengan memperhatikan ketersediaan waktu (luang) kita. Beberapa pilihan menjadi alternatif dalam hal ini. Bagi kita yang selama studi masih menyambi bekerja, kita dapat melakukan penelitian tesis dengan menyediakan waktu luang di sore hari sehabis bekerja, misalnya satu jam setiap hari. Pilihan lain dapat juga dilakukan dengan menyediakan waktu penuh manakala libur di akhir pekan. Bagi kita yang mempunyai waktu lebih luang, penelitian tesis dapat dijadwalkan secara penuh dalam waktu yang lebih singkat, misalnya satu bulan pada sebelum masa liburan.
Penelitian tesis pada prinsipnya mempunyai beban kerja hampir sama dengan kegiatan perkuliahan biasa di kelas. Dengan komponen perkuliahan meliputi tatap muka, tugas mandiri dan tugas terstruktur dengan beban 3 jam per minggu, hal yang sama juga berlaku pada penyusunan tesis. Dengan beban penyusunan tesis sebesar 6 satuan (lebih dikenal sebagai sks), maka kita harus menyediakan waktu 18 jam per minggu atau 3 jam per hari selama satu semester untuk bekerja menyusun tesis. Untuk menghindari timbulnya masalah dalam penyusunan tesis ini, misalnya menumpuknya tekanan diakhir masa studi, maka berbagai penyesuaian harus dilakukan demi menjaga ritme kerja.
Tahapan setelah kita memilih topik khusus dengan beberapa pemikiran dan pertanyaan yang lebih spesifik dan kurang tentatif, kita harus mengontak pembimbing yang potensial.  Diperlukan sebuah persetujuan dengan dosen tersebut demi mempertemukan ketertarikan kita dengan penelitian dan pekerjaan yang sedang ditangani dosen tersebut demi menghindari tumpang tindih dan miskomunikasi. Kita mungkin memiliki banyak ide tentang topik khusus yang akan kita kembangkan, disandingkan dengan penelitian yang menjadi unggulan pada program pascasarjana tempat kita studi. Untuk itu diperlukan komunikasi yang efektit dan intensif dengan para pengajar dan dosen pembimbing baik di perkuliahan maupun secara informal di lain tempat.
Kita juga dapat melakukan studi literatur untuk melihat perkembangan topik apa yang telah diteliti dan dipublikasikan. Ketika kita dan dosen pembimbing telah secara bersama sama setuju untuk bekerja bersama, langkah kita selanjutnya adalah menulis proposal tentang pekerjaan yang akan kita lakukan. Satu proposal yang telah disetujui menjadi prasyarat bagi sebuah penelitian dalam penyusunan tesis untuk mencapai gelar pascasarjana, misalnya pada program pascasarjan (Master) bidang  Ilmu Lingkungan.
Disarikan dari Hood Colledge Graduate School, 2011