9.09.2015

Apa arti penting menghitung jejak karbon?



Emisi ilustrasi (net)
Jejak karbon merupakan keseluruhan emisi gas rumah kaca yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung dari sebuah proses produksi, organisasi atau satu individu (Carbon trust, 2008). Sebagai contoh jejak karbon untuk satu kali penerbangan dari london ke New York adalah  setara 0,68 ton CO2, atau jejak karbon rata rata penduduk inggris pada tahun 2006 adalah setara 653 juta ton CO2. Jejak karbon dapat dijabarkan menjadi unsur unsur penyusunnya untuk menunjukan perbedaan sumber emisi secara relatif. 

Jejak karbon terukur dinyatakan dalam  CO2 equivalent/setara dan biasanya dalam satuan ton. Frasa ekivalen atau setara memberi arti bahwa jejak karbon ini terbentuk dari sejumlah gas rumah kaca yang berbeda, yang telah dikonversi dalam jumlah yang setara dengan CO dengan tujuan agar semua emisi tersebut dinyatakan dalam satu satuan tunggal.

Apa arti penting menghitung jejak karbon?

1    .      Untuk mempublikasi dan melaporkan besarnya emisi gas rumah kaca dari sebuah proses produksi, organisasi atau pribadi/individu.
2   .      Untuk menentukan suatu target pengurangan emisi (untuk mengetahui seberapa besar target pengurangan, harus terlebih dahulu diketahui seberapa besar emisi saat ini).
3    .      Untuk mengetahui jenis aktivitas mana yang berperan paling besar dalam mengemisikan gas rumah kaca (untuk menentukan wilayah vital dalam usaha pengurangan emisi).
4   .      Untuk mengukur perubahan emisi yang terjadi seiring perubahan waktu dan untuk mengawasi efektifitas pengurangan yang telah dilakukan.
5    .      Untuk menentukan target emisi.


Apa Itu Jejak karbon?



@Unep 

Jejak karbon merupakan keseluruhan emisi gas rumah kaca yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung dari sebuah proses produksi, organisasi atau satu individu (Carbon trust, 2008). Sebagai contoh jejak karbon untuk satu kali penerbangan dari london ke New York adalah  setara 0,68 ton CO2, atau jejak karbon rata rata penduduk inggris pada tahun 2006 adalah setara 653 juta ton CO2

Jejak karbon dapat dijabarkan menjadi unsur unsur penyusunnya untuk menunjukan perbedaan sumber emisi secara relatif. 

Gambar 1 menunjukan contoh dari penjabaran jejak karbon dari suatu organisasi.

Jenis
Porsi Emisi
Listrik
Gas
Kendaraan Operasional
Perjalanan Dinas
Sampah
Cairan Pendingin

37%
19%
14%
23%
5%
2%

Jejak karbon terukur dinyatakan dalam  CO2 equivalent/setara dan biasanya dalam satuan ton. Frasa ekivalen atau setara memberi arti bahwa jejak karbon ini terbentuk dari sejumlah gas rumah kaca yang berbeda, yang telah dikonversi dalam jumlah yang setara dengan CO dengan tujuan agar semua emisi tersebut dinyatakan dalam satu satuan tunggal.

Disarikan dari www.ecometrica.co.uk diakses agustus 2015  

Valuasi Ekonomi Obyek Wisata Alam Menggunakan MetodeTravel Cost


Ilustrasi wisata alam

Sejak awal berkembangnya peradaban, manusia sangat bergantung kebaikan yang diberikan oleh alam. Fase peradaban manusia pada masa berburu dan meramu bergantung seratus persen pada apa yang disediakan oleh alam. Seiring perkembangan, alam tidak lagi mampu menyokong semua kebutuhan terkait daya dukungnya yang terbatas. Kondisi ini memaksa manusia mengembangkan budaya melalui pertanian yang menjadi akar bagi penggunaan teknologi yang menjadi puncak puncak peradaban dimasa sekarang. 

Pada era modern, alam masih menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan manusia. Bagaimana kita menghirup oksigen hasil fotosintesi dihutan, air yang keluar dari mata air di pegunungan, menikmati pemandangan alam, penduduk desa yang memanfatkan produk hutan non kayu (getah, bahan obat, racun hewan, binatang buruan), adalah bagian dari jasa yang masih diberikan alam. Pada masa kekinian, semua budi baik tersebut kita kenal sebagai jasa lingkungan dan ekosistem. Di era modern, jasa adalah sebuah industri, menjadi sangat penting bagaimana kita menilai (valuasi) seberapa besar jasa yang dapat diberikan oleh alam kepada manusia. Inilah yang mendasari pemikiran penilaian (valuasi) ekonomi suatu ekositem atau lingkungan. 

Berbagai metode valuasi ekomoni banyak dikenal oleh berbagai kalangan. Perbedaan metode ini erat kaitannya dengan obyek dan sasaran yang akan dicapai dari sebuah kegiatan valuasi ekonomi. Dengan valuasi ekonomi, akan diketahui seberapa besar nilai ekonomi suatu ekosistem dan lingkungan yang akan menopang kesejahteraan manusia. Nilai ekonomi dari suatu ekosistem dan lingkungan yang tidak kentara mengakibatkan keberadaanya kadang dipandang sebelah mata dalam pembuatan sebuah kebijakan. Akibatnya kerusakan dan dampak yang ditimbulkan dari suatu tindakan manusia baru disadari manakala fungsi jasa lingkungan dan ekosistem tersebut tidak lagi dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.

Diantara manyak metode metode valuasi ekonomi tersebut, salah satunya adalah Metode biaya perjalanan (Travel Cost Methode/TCM). Metode ini banyak digunakan dan sesuai untuk memperkiraan nilai ekonomi suatu oebyek wisata alam. TCM dilaksanakan berdasarkan asumsi atau anggapan bahawa seseorang mengadakan perjalanan kembali ke tempat wisata alam sampai dengan utilitas marjinal dari perjalanan tersebut sama dengan biaya marjinal dari perjalanan itu sendiri. Biaya marjinal suatu perjalan adalah biaya dalam pengertian biaya waktu dan biaya transportasi. Biaya perjalanan ini akan menggambarkan secara langsung preferensi dari tempat rekreasi dan secara tidak langsung preferensi dari suatu obyek wisata alam.

Dalam metode secara TCM, ada beberapa asumsi yang mendasari suatu perjalanan ke sebuah tempat wisata, beberapa diantaranya adalah biaya transportasi, pendapatan, karakteristik dari tempat, harga substitusi dan lain lain. Biaya perjalanan, bagaimanapun terkait dengan jarak. Untuk menentukan kemauan membayar (willingness to pay), beberapa lingkaran jarak (distance circles) ditentukan pada jarak tertentu area layanan. Persentase jumlah penduduk pada setiap lingkaran dengan jumlah biaya perjalanan tertentu ditentukan melalui survey. 

Sekarang diasumsikan bahwa suatu tempat wisata tertentu, sebanyak 25% populasi pada lingkaran jarak kedua akan berkunjung dengan biaya misal Rp 100.000,- dan penduduk pada lingkaran jarak pertama (lebih dekat), sebanyak 50% mengeluarkan biaya sebanyak Rp 50.000,- pada setiap kunjungan. Metode TCM sekali lagi mengasumsikan bahwa penduduk disetiap lingkaran adalah homogen. Selanjutnya dapat diketahui bahwa kemauan membayar sebenarnya dari penduduk lingkaran pertama sebenarnya adalah Rp 100.000,- meskipun mereka hanya mau mengeluarkan sebanyak Rp 50.000,- dimana jarak yang lebih dekat menjadi salah satu alasan. Selanjutnya berdasarkan data survey yang ada dapat ditentukan titik keseimbangan yang terjadi melalui ekstrapolasi antara kurva permintaan dan penyediaan jasa. Titik ini menunjukan kesimbangan pasar yang menunjukan arti penting (valuasi) tempat wisata tersebut dari sisi ekonomi, dilihat dari sisi rekreasional semata.  

Reference :  Overview of Economic Valuation Methods, www.academia.edu