4.07.2016

Jakarta-Bandung, Alternatif Moda Perjalanan Ditinjau Dari Perspektif Jejak Karbon



Perhitungan jejak karbon moda perjalanan Jakarta-Bandung
Kemana menghabiskan waktu liburan? Bagi masyarakat Jakarta, Bandung menjadi alternatif terbaik mengisi liburan. Jarak yang relatif dekat (150 km), alam yang mempesona, masyarakat yang ramah dengan menu kuliner yang beragam menjadikan Bandung laksana magnet yang menarik semua orang. Seiring waktu, wisatawan yang berkunjung ke Bandung semakin meningkat. Akibat ketidaksiapan infrastruktur, Bandung menjadi semakin crowded, kemacetan, sampah dan polusi meraja-lela. Masyarakat Bandung merasakan sendiri perubahan alam, Bandung yang dikenal sejuk, sekarang tak ubahnya kota lain di pesisir, panas. Warga Jakarta sedikit banyak harus turut bertanggung-jawab terhadap perubahan yang terjadi. Pemilihan moda transportasi dari dan ke Bandung yang lebih ramah lingkungan menjadi alternatif bersikap.
Melalui kajian ini di analisis bagaimana pengaruh pemilihan moda transportasi masyarakat Jakarta yang akan berkunjung ke Bandung di lihat dari aspek emisi gas rumah kaca atau jejak karbon yang terjadi. Dalam hal ini dipilih sembilan moda transportasi yaitu : jalan kaki, sepeda kumbang, sepeda motor, kendaraan pribadi, taksi, travel, bus, kereta api dan pesawat udara. Dengan memperhitungkan waktu tempuh dan jejak karbon, berbagai moda ini kemudian diperbandingkan dengan menggunakan skoring.
Secara terminologi, jejak karbon diartikan sebagai keseluruhan emisi gas rumah kaca yang disebabkan langsung atau tidak langsung oleh suatu organisasi, kegiatan ataupun produk (Carbon Trust, 2008). Karena emisi gas rumah kaca tidak hanya menyangkut karbon dioksida tetapi juga gas lain seperti nitrogen oksida dan metana, maka untuk memudahkannya, emisi dinyatakan setara dengan karbon dioksida atau CO2e.
Pada dasarnya gas rumah kaca ditimbulkan secara alami, akan tetapi berbagai aktifitas manusia menyebabkan kenaikan emis gas rumah kaca tersebut. Aktifitas manusia yang mengemisikan gas rumah kaca dalam porsi besar adalah penggunaan energi seperti transportasi maupun sektor kehutanan dan penggunaan lahan. Salah satunya adalah bagaimana perjalanan Jakarta - Bandung berpengaruh terhadap emisi gas rumah kaca melalui perhitungan jejak karbon.

Dari perhitungan jejak karbon, terlihat bahwa tiga moda transportasi dengan emisi gas rumah kaca paling kecil berturut-turut adalah jalan kaki, bersepeda dan kereta api. Akan tetapi sangat tidak manusiawi pada jaman modern seperti sekarang ini menempuh perjalanan sejauh hampir 150 km menggunakan dua metode pertama. Jalan kaki hanya disarankan bagi perjalanan dibawah dua kilometer, dan perjalanan bersepeda mungkin sampai dengan 10 km. Perjalanan dengan kereta api menjadi alternatif ramah lingkungan yang paling mungkin. Dengan jejak karbon per penumpang hanya sebesar 8,01 kg CO2e, nilai tersebut adalah hampir 3 (tiga) kali lebih kecil dibandingkan dengan moda konvensional yang saat ini banyak digunakan seperti bus (23,59 kg CO2e) maupun travel ( 27,15 kg CO2e). Perjalanan dengan kereta api pun masih lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan menggunakan sepeda motor (12,75 kg CO2e). 
Jejak karbon perjalanan Jakarta-Bandung yang relatif besar ternyata disumbang oleh mereka yang menggunakan kendaraan pribadi ( 32,25 kg CO2e) atau bahkan taksi (34,50 kg CO2e). Perjalan dengan pesawat udara juga mengemisikan gas rumah kaca yang sangat besar (25,72 kg CO2e). Meski penggunaan pesawat udara mempunyai keuntungan dengan waktu tempuh yang sangat singkat, akan tetapi pendapat umum pakar lingkungan lebih meyarankan alternatif penggunaan pesawat terbang hanya untuk jarak jauh (lebih dari 1000 mil), atau tidak ada alternatif lain yang lebih ramah lingkungan.

www.maszoom.blogspot.com