Perhitungan jejak karbon moda perjalanan Jakarta-Bandung |
Melalui kajian
ini di analisis bagaimana pengaruh pemilihan moda transportasi masyarakat Jakarta
yang akan berkunjung ke Bandung di lihat dari aspek emisi gas rumah kaca atau
jejak karbon yang terjadi. Dalam hal ini dipilih sembilan moda transportasi
yaitu : jalan kaki, sepeda kumbang, sepeda motor, kendaraan pribadi, taksi, travel,
bus, kereta api dan pesawat udara. Dengan memperhitungkan waktu tempuh dan
jejak karbon, berbagai moda ini kemudian diperbandingkan dengan menggunakan
skoring.
Secara terminologi,
jejak karbon diartikan sebagai keseluruhan emisi gas rumah kaca yang disebabkan
langsung atau tidak langsung oleh suatu organisasi, kegiatan ataupun produk (Carbon
Trust, 2008). Karena emisi gas rumah kaca tidak hanya menyangkut karbon
dioksida tetapi juga gas lain seperti nitrogen oksida dan metana, maka untuk memudahkannya,
emisi dinyatakan setara dengan karbon dioksida atau CO2e.
Pada dasarnya gas
rumah kaca ditimbulkan secara alami, akan tetapi berbagai aktifitas manusia
menyebabkan kenaikan emis gas rumah kaca tersebut. Aktifitas manusia yang mengemisikan
gas rumah kaca dalam porsi besar adalah penggunaan energi seperti transportasi
maupun sektor kehutanan dan penggunaan lahan. Salah satunya adalah bagaimana
perjalanan Jakarta - Bandung berpengaruh terhadap emisi gas rumah kaca melalui
perhitungan jejak karbon.
Dari perhitungan jejak karbon, terlihat bahwa tiga moda transportasi dengan emisi gas rumah kaca paling kecil berturut-turut adalah jalan kaki, bersepeda dan kereta api. Akan tetapi sangat tidak manusiawi pada jaman modern seperti sekarang ini menempuh perjalanan sejauh hampir 150 km menggunakan dua metode pertama. Jalan kaki hanya disarankan bagi perjalanan dibawah dua kilometer, dan perjalanan bersepeda mungkin sampai dengan 10 km. Perjalanan dengan kereta api menjadi alternatif ramah lingkungan yang paling mungkin. Dengan jejak karbon per penumpang hanya sebesar 8,01 kg CO2e, nilai tersebut adalah hampir 3 (tiga) kali lebih kecil dibandingkan dengan moda konvensional yang saat ini banyak digunakan seperti bus (23,59 kg CO2e) maupun travel ( 27,15 kg CO2e). Perjalanan dengan kereta api pun masih lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan menggunakan sepeda motor (12,75 kg CO2e).
Dari perhitungan jejak karbon, terlihat bahwa tiga moda transportasi dengan emisi gas rumah kaca paling kecil berturut-turut adalah jalan kaki, bersepeda dan kereta api. Akan tetapi sangat tidak manusiawi pada jaman modern seperti sekarang ini menempuh perjalanan sejauh hampir 150 km menggunakan dua metode pertama. Jalan kaki hanya disarankan bagi perjalanan dibawah dua kilometer, dan perjalanan bersepeda mungkin sampai dengan 10 km. Perjalanan dengan kereta api menjadi alternatif ramah lingkungan yang paling mungkin. Dengan jejak karbon per penumpang hanya sebesar 8,01 kg CO2e, nilai tersebut adalah hampir 3 (tiga) kali lebih kecil dibandingkan dengan moda konvensional yang saat ini banyak digunakan seperti bus (23,59 kg CO2e) maupun travel ( 27,15 kg CO2e). Perjalanan dengan kereta api pun masih lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan menggunakan sepeda motor (12,75 kg CO2e).
Jejak karbon perjalanan Jakarta-Bandung yang relatif
besar ternyata disumbang oleh mereka yang menggunakan kendaraan pribadi ( 32,25
kg CO2e) atau bahkan taksi (34,50 kg CO2e). Perjalan dengan pesawat udara juga
mengemisikan gas rumah kaca yang sangat besar (25,72 kg CO2e). Meski penggunaan
pesawat udara mempunyai keuntungan dengan waktu tempuh yang sangat singkat,
akan tetapi pendapat umum pakar lingkungan lebih meyarankan alternatif
penggunaan pesawat terbang hanya untuk jarak jauh (lebih dari 1000 mil), atau
tidak ada alternatif lain yang lebih ramah lingkungan.
www.maszoom.blogspot.com