Berbagai isu isu besar menghantaui umat manusia dalam menghadapi perubahan iklim global (climate change) yang semakin intens dirasakan. Tidak ada jaminan akan kelangsungan hidup manusia dimuka bumi terkait dengan drastisnya perubahan lingkungan yang terjadi akhir akhir ini. Kemampuan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim global menjadi kata kunci untuk menghindari kepunahan ras manusia (human race). Ketergantungan (interdependency) yang besar akan kepentingan/pemenuhan kebutuhan antar setiap bangsa/negara menjadikan masing masing tidak bisa berjuang secara soliter dari pengaruh perubahan iklim global.
Sebagai
contoh, negara kota semisal Singapore yang miskin akan sumber daya alam namun
mampu mengembangkan sumber daya manusia sehingga punya HDI yang tinggi,
memiliki ketergantungan yang sangat besar akan suplai food, energy dan water
dari tetangga-tetangganya. Tidak terbayangkan yang akan terjadi di negara
tersebut apabila karena suatu sebab pasokan food
semisal buah dari Thailand, beras dari Vietnam, daging dari Aussie tiba-tiba
berhenti total. Lebih parah lagi jika kemudian pasokan energy berupa LNG dari daratan Riau dan suplai air bersih/water dari Johor ikut pula terganggu.
Kekalutan maha dahsyat dipastikan terjadi. Hal ini sekali lagi membuktikan
semakin kaburnya batas negara (borderless)
dalam kampung dunia yang semakin mengglobal. Masing masing daerah, negara
atau kawasan memiliki posisi tawar yang berbeda dalam percaturan hubungan antar
bangsa terkait dengan sumber daya yang ada .
Kawasan timur
tengah sejak lama berperan penting menentukan hubungan dan perdamaian antar
bangsa terkait dengan besarnya cadangan energi yang mereka punya. Berbagai
kepentingan negara besar bermain di dalamnya demi memperoleh manfaat besar
energi yang dikandung. Mengantisipasi menipisnya cadangan energi dunia dari
sumber energi fosil menyadarkan dunia (barat) akan pentingnya mencari dan
menemukan energi yang terbarukan
(renewable). Berbagai sumber energi alternatif seperti angin, nuklir,
bioenergi selanjutnya muncul menjadi pilihan yang menarik. Akan tetapi
permasalahan nampaknya masih jauh dari selesai. Bioenergi dari produk pertanian
semisal tebu, jagung maupun bit yang menjadi solusi dan berkembang diberbagai
negara seperti Barsil, Amerika Serikat maupun Eropa ditakutkan berkompetisi
dengan kebutuhan manusia akan Food itu sendiri.
Perbenturan
kepentingan antar bangsa terkait kepemilikan dan pemanfaatan sumber air sudah
banyak mengemuka. Bagaimana kita lihat adanya permasalahan yang tak kunjung
selesai di daerah Khasmir yang menjadi rebutan tiga kekuatan – India, Pakisatan
dan China tidak bisa dilepaskan dari posisi wilayah ini di kaki pegunungan
himalaya yang menjadi cacthment area
dan sumber air bagi sungai sungai dibawahnya. Masalah serupa juga mengemuka di
berbagai wilayah semisal Lembah Sungai Mekong di Indochina, Sungai Nil di
Afrika maupun tarik ulur antara Turki dan Irak terkait pengelolaan dua sungai
kembar Sungai Eufrat dan Tigris.
Menjadi sangat
penting upaya pencadangan dan konservasi terhadap Food, Energy and Water dalam
menjaga pertahanan suatu negara. Peran besar ketiganya dalam menciptakan
perdamain maupun peperangan antar bangsa mewajibkan kita untuk selalu berlaku
arif dalam penggunaannya. Bersikap boros dan tanpa perencanaan dalam
penggunaan/pemanfaatan Food, Energy dan
Water merupakan suatu perbuatan yang sia sia (**).
@maszoom.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar