Lonjakan konsentrasi CO2 terjadi setelah revolusi industri pada abad 18. Dua ratus tahun lalu kadar CO2 di atmosfer sekitar 280 ppm (part per million), prediksi tentang buruknya dampak perubahan iklim global membuat para ilmuwan dan para pakar iklim serta aktifis lingkungan prihatin, sehingga diadakan sebuah konferensi di villach austria pada tahun 1985. Konferensi tersebut menghasilkan evaluasi pertama dan otoritatif untuk menyatakan betapa seriusnya potensi kerusakan akibat perubahan iklim.
Kini kadar CO2 telah mencapai ke angka 383 ppm, padahal pada tahun 1958 masih di level 315 ppm. Tirai karbon itu telah pekat menebal. Bila tidak ada langkah konkret mereduksi emisi CO2 maka konsentrasi CO2 akan mencapai 560 ppm (Tim Flannery 2006). IPPC membuat suatu moodel bila kadar CO2 mencapai level 560 maka temperatur udara akan naik antara 1,5 – 4,5 derajat celcius. Air laut akan naik sampai 90 sentimeter karena es di kutub mencair, selain karena kenaikan suhu air laut.
Faktor pemicu yang memberikan kontribusi terbesar laju kenaikan suhu global adalah erea industrialisasi yang di awali di Eropa Barat sejak akhir tahun 1700 – an dan masih berlangsung secara masif sampai hari ini. Era ini ditandai pula dengan peningkatan kualitas kesehatan yang mendorong semakin bertambahnya populasi dunia. Dalam kurun wakatu 100 tahun antar 1850 sampai 1950 penduduk bumi ttelah bertambah dua kali lipat darai 1,25 M mrnjadi 2,5 milayar. Pertambahan penduduk yang tak terkendali menyebabkan tingginya aktivitas perekonomian karena tingginya laju konsumsi barang-barang, peningkatan pemanfatan bahan bakar fosil, kegiatan pertanian dan peternakan, dan konversi lahan yang tidak terkendali yang menyebabkan peningkatan emisi yang dilepaskan ke udara, termasuk gas-gas yang tergolong dalam gas rumah kaca (green house gases) yang menyebabkan pemanasan global.
Menurut World Disaster Report (2001), kerugian ekonomi akibat bencana iklim di tingkat global yang terjadi sekarang dibandingkan dengan yang terjadi pada tahun 1950 – an sudah meningkat 14 kali yaitu mencapai US$ 50 – 100 milyar per tahun, demikian juga dengan kematian akibat bencana iklim juga meningkat 50% per dekade. Pada tahun 2050, apabila tidak ada adaptasi dan mitigasi perubahan iklim maka diperkirakan kematian akibat bencana mencapai 100 ribu orang per tahun.
Hasil kajian ipcc pada 2007 menunjukan bahwa 11 dari 12 tahu terpanas sejak 1850 terjadi dalam kurun waktu 12 tahun terakhir. Kenaikan termperatur global antara tahun 1850 sampai 2005 mencapai 0,760C. Permukaan air laut secara rata rata telah naik sebesar 1,8 mm pertahun dalam rentang waktu antara tahun 1961-2003. Kenaikan muka air laut sejak awal abad industri sampai sampai saaat ini diperkirakan lebih dari 17 cm. Apabila tidak ada suatu upaya untuk menanggulangi maka diperkirakan pada abad 21 efek pemanasan global akan lebih masiv dan cendedung tidak terkendali.
Laporan AR4 yang diluncurkan di Valencia Spanyol pada tahun 2007 menggaris bahwi perubahan iklim dan menyedot perhatian dunia internasional. Laporan itu menyebutkan telah terjadi perubahan iklim global yang meliputi perubahan komposisi atmosfer, rata rata temperatur global, kondisi samudra, dan parameter-parameter iklim lainnya. Para pengambil keputusan tingkat tinggi pada hampir seluruh negara di dunia pada akhir 2007 secara bulat telah mengakui bahwa perubahan iklim memang telah terjadi dan merupakan permasalahan global sehingga diperlukan solusi global yang melibatkan seluruh umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar