Berubahnya kualitas udara di sekitar kita akan menyebabkan terjadinya dampak lanjutan baik terhadap kesehatan manusia maupun makluk hidup lainnya. Perubahan ini juga akan mempengaruhi estetika udara (bau), keutuhan bangunan dan sarana umum lainnya. Perubahan kualitas lingkungan menimbulkan dampak paling nyata dan paling terasa terhadap kesehatan manusia. Gangguan kesehatan seperti iritasi mata, infeksi saluran pernafasan (hidung berair, radang tenggorokan, bronkitis), kanker merupakan contoh yang paling jamak terjadi.
Gangguan ini antara lain disebabkan masuknya partikel debu berukuran kecil ke dalam paru-paru yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Gas karbon monoksida (CO) akan mengganggu transpor oksigen melalui pernafasan. Dalam taraf tertentu gangguan bisa berakibat pusing-pusing, mual, sampai keracunan atau kematian. Partikel timbal (Pb) dalam tubuh manusia akan mengganggu pembentukan sel darah merah (erytrosit). Akibatnya fungsi-fungsi darah sebagai media transpor akan terganggu.
Perubahan kualitas udara juga rentan membawa dampak berupa timbulnya berbagai penyakit pada tanaman dan hewan di lingkungan. Polutan di udara dapat menyebabkan terjadinnya hujan asam yang ditandai dengan adanya bintil-bintil kuning pada daun tanaman. Hujan asam selanjutnya akan menurunkan pH (derajat keasaman) air maupun tanah. Sebagai akibatnya kelarutan berbagai logam berat seperti Hg (raksa) mupun Pb (timah hitam) akan meningkat. Keadaan ini menyebabkan terjadinya bioakumulasi pada mahluk hidup yang ada di air (biological magnificients). Keadaan yang cenderung asam juga menyebabkan kepunahan beberapa jenis tumbuhan air dan mikroalga yang sensitif pada kondisi pH rendah.
Hujan asam juga memiliki dampak yang luas terhadap lingkungan artifisial yang diciptakan manusia. Dengan tingkat pH antar 3 sampai dengan 4, hujan asam akan sangat korosif terhadap berbagai struktur bangunan yang terbuat dari besi seperti pagar, jembatan maupun gedung bertingkat. Tidak Cuma itu, sifat asam juga akan menggerus barang-barang yang terbuat dari batu. Akibatnya barang seni seperti patung seperti tampak melapuk dengan cepat.
Adanya bau yang tidak enak, debu yang beterbangan, udara berkabut, asap merupakan beberapa dampak perubahan kualitas udara yang sangat mengganggu estetika. Bau dapat ditimbulkan oleh proses yang mengemisikan gas amonia ataupun sulfida. Timbulnya asbut (asap dan kabut) atau smog (smoke and fog) berakibat terbatasnya jarak pandang yang sangat membahayakan banyak pihak utamanya dalam bidang transportasi. Asbut akan terjadi apabila senyawa organik terbang (volatile organic compounds) bereaksi secara fotokimia dengan gas nitrat (NO3). (*_*)
maszoom.blogspot.com adaptasi dari KLH 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar