Konvensi keanekaragaman hayati /CBD
(Ramsar convention) dan konvensi bagi spesies bermigrasi (CMS) telah
menyepakati bahwa kajian dampak lingkungan hidup menjadi suatu alat untuk menjamin
pembuatan keputusan/kebijakan dan implementasi pembangunan yang lebih
memperhatikan potensi keanekaragaman hayati. Dalam kajian dampak lingkungan hidup (SEA dan EIA),
dampak negatif dari proposal pembangunan terhadap keanekaragaman hayati harus
terminimalisir dengan berbagai alternatif langkah yang ada.
Melalui EIA dan SEA juga menjamin adanya mekanisme konservasi sebagai
langkah penyelamatan keanekaragaman hayati. Selain itu juga patut
diperhitungkan juga segala potensi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati. EIA
dan SEA menjamin bahwa keanekaragamn hayati menjadi salah satu aspek yang wajib
diperhitungkan dalam setiap pembuatan keputusan/kebijakan.
Keanekaragaman hayati menjadi menjadi bagian hidup setiap orang. Penurunan
kualitas keanekaragaman hayati akan berimbas pada terganggunya segala sistem
lingkungan. Kehilangan kekayaan keanekaragaman hayati akan berakibat pada
turunnya daya dukung alam terhadap kelangsungan spesies manusia di muka bumi.
Melalui kajian dampak lingkungan hidup, pembangunan yang akan dilakukan
dipastikan akan cocok dan sesuai dengan upaya konservasi dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati secara berkelanjutan.
Keanekaragaman hayati menjadi dasar eksistensi manusia di alam raya. KTT
Bumi pertama pada tahun 1992 di Rio de Janeiro, brasil telah meletakkan pondasi
yang kuat bagi pengakuan warga bumi akan arti penting potensi keanekaragaman
hayati. Pemanfaatan keanekaragaman hayati secara bijaksana akan menjamin kelangsungan
umat manusia dimasa depan.
Ancaman utama terhadap kekayaan keanekaragaman hayati bagi warga bumi
adalah berbagai aktivitas manusia yang menyebabkan rusaknya atau hilangnya
berbagai habitat asli di alam.
Berbagai kemajuan terkait penyelamatan keanekaragaman hayati telah
dicapai melalui konvensi CBD dan CMS.
Akan tetapi jalan panjang masih harus ditempuh untuk menjamin pemanfaatan
potensinya secara lestari. Berbagai hambatan dan tantangan menghadang disetiap
langkah kedepan, antara lain :
· Tantangan untuk meningkatkan kepekaan (awareness) masyarakat akan nilai dan
arti penting keanekaragaman hayati;
· terbatasnya kapasitas dari komisi, tim teknis
dan tim penilai dalam proses kajian dampak lingkungan hidup terkait pembuatan
keputusan yang berhubungan langsung dengan keanekaragaman hayati;
· Menyediakan /
mengkomunikasikan secara terkini data/informasi tentang keanekaragaman
hayati secara lengkap dan mudah diakses
semua pihak; dan
· Belum tersedianya panduan bagi masyarakat,
pemerintah dan pelaku usaha akan arti penting keanekaragaman hayati bagi umat
manusia (*_*).
(www.maszoom.blogspot.com Content adapted
from IAIA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar