Keanekaragaman
hayati erat terkait dengan berbagai bentuk kearifan lokal. Bagaimana sebuah
budaya berkembang menyesuaikan dengan keadaan alam sekitarnya adalah salah satu
bukti nyata. Pemanfaatan kegiatan pertanian yang mendukung proses ekologis yang
telah ada seperti konservasi tanah dan pengendalian hama secara biologis dapat
mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida, satu hal yang tidak dikenal pada
masyarakat tradisional di pedesaan dan pedalaman.
Melalui penggunaan metode-metode yang ramah
lingkungan ini, dampak terhadap keseimbangan keanekaragaman hayati akan dapat
dikurangi sampai batas minimal. Berbagai bentuk budidaya pertanian yang telah
berhasil menjaga keseimbangan produksi, meningkatkan taraf hidup dan sejalan
dengan konservasi keanekaragaman hayati selanjutnya dikenal sebagai ecoagriculture (pertanian ramah lingkungan).
Tema dan
pemilihan kata ini mungkin baru berkembang, tetapi konsep yang ada telah lama
mengakar dalam berbagai kearifan lokal di hampir semua kebudayaan. Selama
berabad-abad masyarakat pedesaan termasuk masyarakat pedalaman telah menerapkan
produksi pertanian yang terintegrasi dengan pengelolaan dan penjagaan keseimbangan
ekosistem. Mereka juga telah begitu familiar dengan berbagai spesies
tanaman/benih lokal yang terbukti lebih adaptif pada kondisi setempat.
Menjadi satu
bukti yang tidak terbantah bahwa ternyata nilai-nilai kearifan lokal menjadi
modal yang sangat berharga dalam menjaga keseimbangan keanekaragama hayati.
Konsep pembangunan yang mengakar dalam kearifan lokal juga menjadi satu
alternatif yang selangkah lebih maju terhadap konsep pembangunan berkelanjutan
yang hampir dipastikan gagal melawan perkembangan zaman.
Compillated from www.iucn.org,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar