minyak sawit (ilustrasi@net) |
Pasar minyak nabati dunia saat ini terbagi dalam dua golongan besar
(i) bahan pangan yang mencapai 80% dari total produksi dan (ii) pemenuhan
kebutuhan industry. Aspek terbesar pendorong
pertumbuhan kebutuhan minyak nabati masih pada pemenuhan kebutuhan bahan
pangan meski perkembangan kebutuhan sebagai sumber energy
alternative/biofuel/bioenergy semakin penting. termasuk didalamnya biodiesel.
Termasuk dalam kebutuhan bionergi tersebut adalah pemanfaatan minyak nabati
seperti minyak sawit, minyak kedelai dan minyak jarak/jatropa sebagai sumber
bahan bakar nabati (biodiesel).
Sebagian besar masyarakat dunia telah menjadikan alasan bioenergi
sebagai kambing hitam terhadap meningkatnya harga pangan dunia. Selain itu
konversi lahan untuk produksi minyak nabati di berbagai negara tropis dunia
dianggap sebagai salah satu katalisator kerusakan hutan. Awam diketahui bahwa
negara negara tropis dunia merupakan kawasan dengan keanekaragaman hayati
paling besar di dunia. Kerusakan dan tekanan terhadap alih fungsi lahan di
kawasan ini membawa dampak yang lebih nyata. Prinsip dasar aspek keberlanjutan
dari bioenergi adalah potensinya dalam menyimpan gas rumah kaca (carbon saving and carbon sinking)
dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar fosil.Hal hal ini menyebabkan isu lingkungan dan
keberlanjutan dari pemanfaatan bahan bakar nabati menjadi dipertanyakan.
Lebih lanjut latar belakang yang terjadi sebenarnya adalah sangat beragam dan rumit. Pangsa pasar
komoditi minyak nabati dan pangan pada umumnya dipengaruhi banyak factor. Hal utama
yang menjadi dampak kenaikan tersebut adalah fluktuasi/kenaikan harga minyak
bumi dan ulah nakal spekulan komoditi pangan dan penjangnya rantai dstribusi dalam
perdagangan yang semakin mengglobal. Secara nyata telah dengan jelas tergambar
bahwa biaya dasar dari bahan baku mempunyai peran yang relative kecil dalam
penentuan harga jual komoditi pangan di negara berkembang. Yang kemudian lebih
berpengaruh terhadap komoditi tersebut adalah isu isu lain yang sama sekali
tidak terkait dengan bahan baku komoditi sebagaimana tersebut diatas.
Pasar minyak nabati dunia saat ini sedang mengalami perubahan
mendasar, dan akan menghadapi tantangan yang tidak ringan dengan berbagai
peluang besar yang mengiringi. Perkembangan standar hidup di berbagai negara
berkembang, perkembangan populasi yang diikuti perubahan pola diet/asupan gizi
dan ekspansi kebutuhan bioenergi merupakan kecenderungan utama/tren yang akan
memegang peran dalam perkembangan sector komoditi ini dimasa mendatang.
Perkembangan nyata kebutuhan bioenergi global telah membawa
peningkatan perhatian terhadap jenis komoditi ini. Perhatian berlebihan ini
tidak telepas dari implikasi luas yang mungkin dapat ditimbulkan. Beberapa
perhatian tersebut antara lain emisi net gas rumah kaca, perubahan tata guna
lahan, konservasi keanekaragaman hayati, dampak terhadap ketahanan pangan dan
dampak social-ekonomi masyarakat. Untuk mempertahankan bandul kesetimbangan dari
dampak negative yang mungkin ditimbulkan, berbagai hal perlu dilakukan untuk
menjamin aspek keberlanjutan dari operasi bioenergy dari minyak nabati. Beberapa
hal yang bias dilakukan antara lain : sertifikasi, akreditasi dan traceability-
yang akan membawa dampak besar, baik positif maupun negative dalam perkembangan
industry bioenergi.
Sumber
: IEA Bioenergy Final Report, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar