Ilustrasi kebun urbanku |
Perang melawan pemanasan global.
Kegiatan pertanian urban sendiri tidak akan menyelesaikan segala permasalahan
perubahan iklim dan pemanasan glogal. Bersama kegiatan lain seperti penggunaan
lampu hemat energi, penggunaan kantong plastik terdegrasi, kebun urban ramah
lingkungan hanyalah satu bagian kecil teka teki adaptasi perubahan iklim yang
harus dilalui. Akan tetapi andaikan seluruh keluarga urban di Indonesia – yang
lebih dari 25 juta keluarga –telah mengaplikasikan kebun urban ramah
lingkungan, akan muncul sebuah peran nyata dalam melawan pemanasan global.
Peran itu tidak hanya melalui pencadangan karbon dalam pohon/tanaman dan tanah,
tetapi juga pengurangan emisi karbon dari penggunaan energi, konsumsi makanan,
sampah, pestisida, pupuk buatan dan penggunaan peralatan secara bersamaan. Tak
terbayangkan!
Lebih jauh, berkebun rumah tangga
urban dapat memandang jauh kedepan untuk membawa pengaruh dalam perang melawan
pemanasan global dalam satu skala yang lebih besar, seantero nusantara. Dengan
ratusan juta hektar lahan yang dikelola secara intensif dan profesional,
perkebunan dan pertanian baik yang dikelola perseorangan maupun perusahaa
mempunyai peluang untuk dapat berperan nyata dalam perang melawan pemanasan
global. Impian kedepan, mereka bukan penyumbang emisi, akan tetapi agen
penyimpan karbon.
Suatu langkah besar apabila
seluruh lahan pertanian dan perkebunan di seantero nusantara telak dilaksanakan
secara ramah lingkungan. Satu kunci yang menjadi adagiumnya adalah keseimbangan
daur karbon dalam setiap kegiatannya. Utopi ini akan membalikan kondisi saat
ini, dimana hampir seperempat emisi gas rumah kaca berasal dari kehutanan,
penggunaan lahan dan alih fungsi lahan (LULUCF/land use, land use change and
forestry).
Untuk meminimalisir emisi karbon,
banyak pihak telah berusaha mengadopsi langkah menuju keseimbangan daur
karbon (carbon neutrality) dalam
setiap kegiatannya. Beberapa langkah yang sudah ditempuh perusahaan/perseorangan
perkebunan dan pertanian antara lain pemakaian tanaman penutup lahan, rotasi
tanaman dan penggunaan pertanian rendah input energi. Menjadi satu hal yang
sangat penting dan mendesak adalah penyiapan kebijakan yang pasti dari pihak
yang berwenang, pemerintah dalam hal ini.
referensi : Union of Concerned
Scientist, USA, April 2010