Ilmu lingkungan
merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi, didalamnya dipelajari berbagai
hal tentang bumi seperti : atmosfir, tanah dan lahan, laut dan sungai, siklus
materi dan aliran energi. Berbeda dengan ilmu
lain yang cenderung melihat konten secara monodisiplin, dalam ilmu lingkungan
tinjauan materi bersifat antar disiplin (interdisciplinary) atau bahkan trans disiplin ((transdisciplinary).
Ilmu lingkungan mencoba menguraikan bagaimana kontribusi lingkungan terhadap
kualitas hidup manusia. Didalamnya juga dideskripsikan dan dilakukan analisis
permasalahan yang disebabkan oleh penggunaan sumber daya alam oleh manusia. Lebih
jauh ilmu lingkungan mencoba mencari “obat” dari permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi alam
oleh manusia.
Sampai saat ini ilmu lingkungan masih mengalami proses perkembangan, meskipun
konsep-konsep yang melandasinya telah terbentuk sejak adanya peradaban manusia.
Topik-topik yang dewasa ini diajarkan dalam ilmu lingkungan sebenarnya telah
diajarkan dalam pelajaran ekologi dan konservasi. Beberapa konten ilmu sosial
dan ekonomi juga telah membahas topik seperti adaptasi dan kelangkaan sumber daya.
Secara formal, ilmu lingkungan mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi
cabang ilmu tersendiri sejak dicanangkannya “Hari Bumi’ tanggal 22 April 1970.
Pada akhirnya keberadaanya menjadi
semacam perekat bagi ilmu-ilmu alam dan sosial.
Seiring perkembangan ilmu lingkungan,
beberapa madzab penting mengemuka sebagai bagian dari dinamika keilmuan itu
sendiri. Kelompok pertama yang menjadi pembeda bagi para pemerhati ilmu
lingkungan adalah pandangan atau pola pikir ecosentrism.
Pandangan ini mendasarkan pemikirannya pada konsep “Web of lif’, suatu bentuk relasi manusia dan lingkungan secara harmonis dan berkelanjutan diman manusia merupakan bagian dari alam dan harus mengikuti hukum alam. Manusia dalam hal ini memiliki nilai yang tidak
lebih tinggi dari mahluk lain. Lebih lanjut konsep dan pemikiran ini berkembang menjadi Model Deep Ecology, sebuah
pandangan bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai
intrinsic dan ke’manusia’an hanyalah
salah satu komponen dari ‘web of life’ .
Konsep dan pandangan Model Deep Ecology menyatakan
bahwa semua bentuk perubahan alam oleh manusia hanya akan membawa kerusakan
lebih parah dimuka bumi. Untuk itu manusia harus memposisikan setara dengan
mahluk lainnnya. Dalam praktiknya konsep ini dipakai oleh para aktivis
lingkungan “garis keras”, kalau boleh diartikan seperti itu. Beberapa kelompok
aktivis lingkungan seperti contohnya greenpeace
merupakan bagian dari paham ini.
Deep ecology, aktivis lingkungan, ilmu lingkungan
Referensi : Parikesit, P; Ilmu Lingkungan; Materi
Pendahuluan Mata Kuliah Ilmu Lingkungan; PSMIL Unpad 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar