Salah satu bentuk tekanan lingkungan |
Tekanan
lingkungan (environment pressures) adalah suatu kondisi lingkungan yang
menerima beban yang terlalu besar, yang disebabkan fisik, sosial,
ekonomi, akibatnya menimbulkan persoalan-persoalan lingkungan, baik
secara fisik, sosial, maupun psikologis (Setiawan, 1995). Kota (lingkungan)
yang padat dan semrawut akan menghasilkan jiwa warganya yang sakit. Jiwa yang
sakit menghasilkan kelalaian, sifat malas, dan rasa tidak peduli terhadap
sesama yang berdampak datangnya musibah penyakit bagi diri sendiri, keluarga,
dan masyarakat di sekitarnya (Supriatna, 2005). Tekanan lingkungan sangat
berkaitan dengan daya dukung lingkungan (carrying capacity).
Menurut
Sumarwoto (1989) daya dukung adalah kemampuan sebidang lahan untuk mendukung
kehidupan. Dari konsep tersebut bahwa daya dukung berkenaan dengan kemampuan
suatu lingkungan untuk mendukung kehidupan. Kedua pengertian tersebut sangat
bersifat fisikalis, yaitu berkenaan dengan ukuran kemampuan lingkungan
mendukung sejumlah populasi. Pemukiman sebagai suatu lingkungan, dengan manusia
sebagai penghuni rumah dan berbagai kebutuhan yang melekat padanya. Oleh sebab
itu daya dukung lingkungan tidak matematis sifatnya. Meskipun demikian
lingkungan memiliki keterbatasan, jika pemanfaatan dan populasi yang dapat
didukung oleh lingkungan telah melewati batas kemampuannya, akan terjadi
berbagai ketimpangan. Fenomena seperti ini menandai telah terjadinya tekanan
lingkungan. Indikator terjadinya tekanan lingkungan adalah timbulnya perasaan
tidak enak, tidak nyaman, kehilangan orientasi atau kehilangan keterikatan
dengan suatu tempat tertentu.
Salah
satu indikator tekanan lingkungan adalah melalui perhitungan jejak karbon (Rotmans and De Vries, 1997; UNEP, 2012).
Indikator tekanan lingkungan mengukur tingkat pemanfaatan sumber daya alam dan
emisi gas rumah kaca yang diakibatkan manusia (antropogenik) yang di buang ke
lingkungan. Akan tetapi sebagai indikator, jejak karbon ini tidak menunjukan perubahan yang tejadi di
lingkungan akibat adanya tekanan lingkungan. Secara sederhana jejak karbon
hanya menunjukan seberapa besar emisi gas rumah kaca, tidak pada seberapa besar
akibat (dampak) dari meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer
seperti perubahan temperatur rata rata, penguapan, curah hujan ataupun kenaikan
permukaan air laut.
Jejak
karbon merupakan keseluruhan emisi gas rumah kaca yang disebabkan secara
langsung atau tidak langsung dari sebuah proses produksi, organisasi atau satu
individu. Sebagai contoh jejak karbon untuk satu kali penerbangan dari London
ke New York adalah setara 0,68 ton CO2,
atau jejak karbon rata rata penduduk inggris pada tahun 2006 adalah setara 653
juta ton CO2 (Carbon Trust,
2008). Jejak karbon terukur dinyatakan dalam CO2
equivalent/setara dan biasanya dalam satuan ton. Frasa ekivalen atau setara
memberi arti bahwa jejak karbon ini terbentuk dari sejumlah gas rumah kaca yang
berbeda, yang telah dikonversi dalam jumlah yang setara dengan CO2
dengan tujuan agar semua emisi tersebut dinyatakan dalam satu satuan tunggal.
Protokol gas rumah kaca mensyaratkan paling tidak enam jenis gas rumah kaca
yaitu : karbon dioksida, metana, nitrogen oksida, hidrofluorokarbon,
perfluorokarbon dan sulfur heksaflrorida.
Sebagai
sebuah indikator, jejak karbon tidak menunjukan resultan perubahan lingkungan
atau dampak akhir dari perubahan lingkungan yang diakubatkan kegiatan manusia.
Akan tetapi jejak karbon masih cukup berguna dalam mengukur tekanan yang
diberikan manusia kepada lingkungan sehingga berperan penting bagi para pihak
pembuat kebijakan lingkungan untuk mengantisipasi eksploitasi sumber daya alam
secara berlebihan dan memperhatikan daya dukung lingkungan. Perhatian terhadap
strategi pengurangan jejak karbon sejalan dengan kebijakan untuk melakukan
mitigasi penyebab terjadinya perubahan lingkungan serta dampak sosial dan
ekologis yang mengikuti. Pengurangan jejak karbon sejalan dengan kebijakan
mitigasi perubahan iklim. Dalam aspek lain, adaptasi perubahan iklim memerlukan
suatu indikator tertentu lainnya.
Reference :
Ercin, A Ertug
& Hoekstra, Arjen Y., 2012, Carbon
and Water Footprints, Side Publication Series, UNESCO, Paris, Perancis
Kunjungi
juga blog saya di www.maszoom.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar