Tujuan dasar konservasi keanekaragaman hayati adalah menghindari adanya penurunan kekayaan keaneka-ragaman hayati (No Net Loss of Biodiversity). Kekayaan keanekaragaman hayati harus mendapat jaminan untuk selalu survive dengan memberikan upaya konservasi secara maksimal, dengan demikian dia akan memberikan jasa secara berkelanjutan, nilai dan keuntungan untuk generasi sekarang dan masa yang akan datang.
Pendekatan yang mungkin bisa dilakukan untuk mencapai hal tersebut
antara lain:
· Menghindari kehilangan kekayaan keanekaragaman
hayati yang irreversibel (tidak dapat balik).
· Mencari penyelesaian alternatif yang mengurangi
dampak pada kehilangan kekayaan keanekaragaman jayati,
·
Memakai upaya mitigasi untuk memperbaiki sumber
daya keanekaragaman hayati
· Menggantikan kehilangan yang telah terjadi
dengan subtituen yang paling mirip secara nilai keaneka-ragaman
·
Mencari kemungkinan peluang untuk pengembangan
Pendekatan ini disebut sebagai “perencanaan positif keanekaragaman
hayati”. Langkah yang dilakukan antara lain melalui :
· 1.
Jaminan prioritas dan target pada kekayaan
keanekaragaman hayati tingkat internasional, nasional maupun regional. Pun demikian
pada level lokal juga harus diberikan perhatian yang sama dengan mengingat
kontribusi yang telah mereka berikan.
· 2.
Menghindari kerusakan pada kekayaan hayati yang
khas, unik, spesies endemik, spesies yang terancam atau menurun, habitat dan
ekosistem, spesies dengan nilai (budaya) sangat tinggi.
Beberapa poin penting dalam pelaksanaan Kajian Dampak Lingkungan Hidup baik
itu SEA maupun EIA terkait dengan kekayaan keanekaragaman hayati antara lain :
·
Pelaksanaan kajian melalui pendekatan ekosistem
sesuai dengan konsep CBD.
·
Dilakukan usaha untuk menggunakan dan
memanfaatkan kekayaan keanekaragaman hayati secara lestari.
· Adanya jaminan persamaan hak, dalam hal ini
antara jaminan hak-hak tradisional dengan pemanfaatan keanekaragaman hayati
yang bernilai secara ekonomi.
·
Dilakukannya pendekatan partisipatif dalam
pelaksanaannya.
(www.maszoom.blogspot.com adapted
from IAIA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar