Timbulan sampah padat perkotaan secara
umum dibedakan atas sampah umum (organik dan terdaur ulang), sampah khusus
(barang rumah tangga berbahaya ex. Baterai, sampah medis, sampah industri) dan
sampah konstruksi (bekas penghancuran bangunan). Sebagian besar dampak penting
keberadaan sampah terhadap lingkungan hidup terjadi akibat tidak sempurnanya
proses pengumpulan, penempatan, rancangan, operasi dan perawatan Tempat
Pemrosesan Akhir Sampah (TPS).
Selama ini TPS lebih dikenal sebagai
Tempat Pembuangan Akhir Sampah, padahal dalam kenyataanya sampah hanya
berpindah tempat dengan potensi dampak yang mungkin lebih terakumulasi. Pengelolaan
sampah hanya sebatas kumpul, angkut dan buang (end of pipe), tidak ada uasaha untu mengurangi, menggunakan
kembali atau mendaur ulang (reduce,
reuse, recycle/3R). Kegiatan pengelolaan sampah yang tidak sesuai standar
yang berlaku menyebabkan berbagai dampak penting terhadap kelestarian
lingkungan hidup.
Beberapa bentuk dampak yang mungkin
terjadi antara lain :
(1) Meningkatnya penyebaran berbagai jenis penyakit dan terganggunya
kesehatan masyarakat.
Selain mengganggu secara estetika, sampah
organik yang mengalami pembusukan juga meningkatkan resiko gangguan bagi
kesehatan masyaakat. Sampah tersebut akan menjadi sarang perkembangan berbagai
vektor penyakit seperti tikus, lalat maupun serangga lainnya. Resiko lebih
besar dialami oleh mereka yang terpapar langsung dengan sampah secara intens
seperti petugas kebersihan dan para pemulung. Mereka akan menjadi agen
potensial penyebar vektor penyakit manakala bersentuhan dengan sampah khususnya
sisa ekskresi manusia/hewan dan sampah medis. Akibatnya mereka mempunyai
prefelensi terjadinya kasus kanker, keracunan, kelainan kelahiran yang lebih
besar.
(2) Kontaminasi air permukaan dan air tanah.
Sampah padat perkotaan mengandung
berbagai jenis senyawa beracun dan organisme patogen yang akan terbawa bersama
air lindi (leachate). Lindi merupakan
cairan yang keluar dari (tumpukan) sampah akibat terjadinya dekomposisi senyawa
organik, peresapan air hujan, percampuran dengan sampah cair ataupun terjadinya
ekstraksi material terlarut. Jika suatu tempat pembuangan sampah/TPA tidak
mempunyai sistem perpipaan untuk menampung lindi, hanya bergantung kepada
sistem drainase dan lapisan tanah dibawahnya, lindi yang mengalir akan
mencemari air permukaan dan air tanah.
Sebagian besar senyawa beracun (ex.
Mercuri dari baterai, aki, alat elektronik, etc) dalam sampah perkotaan hanya
bisa ditangani dengan penerapan teknologi yang membutuhkan biaya besar. Hal ini
menjadi masalah besar di berbagai negara berkembang. Pada kenyataanya meski
sebagian sampah organik dan elemen biologis lainnya dapat tertangani, misalnya
dengan pengomposan, produk sisa yang ada nyatanya masih sama berbahaya apabila
sampah beracun masih tertinggal.
...
(to be continued)
adapted from USAID LAC Bureau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar