3.08.2013

Dampak Penting Keberadaan Sampah Terhadap Lingkungan Hidup (Part 1)



Timbulan sampah padat perkotaan secara umum dibedakan atas sampah umum (organik dan terdaur ulang), sampah khusus (barang rumah tangga berbahaya ex. Baterai, sampah medis, sampah industri) dan sampah konstruksi (bekas penghancuran bangunan). Sebagian besar dampak penting keberadaan sampah terhadap lingkungan hidup terjadi akibat tidak sempurnanya proses pengumpulan, penempatan, rancangan, operasi dan perawatan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPS). 
Selama ini TPS lebih dikenal sebagai Tempat Pembuangan Akhir Sampah, padahal dalam kenyataanya sampah hanya berpindah tempat dengan potensi dampak yang mungkin lebih terakumulasi. Pengelolaan sampah hanya sebatas kumpul, angkut dan buang (end of pipe), tidak ada uasaha untu mengurangi, menggunakan kembali atau mendaur ulang (reduce, reuse, recycle/3R). Kegiatan pengelolaan sampah yang tidak sesuai standar yang berlaku menyebabkan berbagai dampak penting terhadap kelestarian lingkungan hidup. 
Beberapa bentuk dampak yang mungkin terjadi antara lain : 
(1) Meningkatnya penyebaran berbagai jenis penyakit dan terganggunya kesehatan masyarakat.
Selain mengganggu secara estetika, sampah organik yang mengalami pembusukan juga meningkatkan resiko gangguan bagi kesehatan masyaakat. Sampah tersebut akan menjadi sarang perkembangan berbagai vektor penyakit seperti tikus, lalat maupun serangga lainnya. Resiko lebih besar dialami oleh mereka yang terpapar langsung dengan sampah secara intens seperti petugas kebersihan dan para pemulung. Mereka akan menjadi agen potensial penyebar vektor penyakit manakala bersentuhan dengan sampah khususnya sisa ekskresi manusia/hewan dan sampah medis. Akibatnya mereka mempunyai prefelensi terjadinya kasus kanker, keracunan, kelainan kelahiran yang lebih besar.
(2)   Kontaminasi air permukaan dan air tanah.
Sampah padat perkotaan mengandung berbagai jenis senyawa beracun dan organisme patogen yang akan terbawa bersama air lindi (leachate). Lindi merupakan cairan yang keluar dari (tumpukan) sampah akibat terjadinya dekomposisi senyawa organik, peresapan air hujan, percampuran dengan sampah cair ataupun terjadinya ekstraksi material terlarut. Jika suatu tempat pembuangan sampah/TPA tidak mempunyai sistem perpipaan untuk menampung lindi, hanya bergantung kepada sistem drainase dan lapisan tanah dibawahnya, lindi yang mengalir akan mencemari air permukaan dan air tanah. 
Sebagian besar senyawa beracun (ex. Mercuri dari baterai, aki, alat elektronik, etc) dalam sampah perkotaan hanya bisa ditangani dengan penerapan teknologi yang membutuhkan biaya besar. Hal ini menjadi masalah besar di berbagai negara berkembang. Pada kenyataanya meski sebagian sampah organik dan elemen biologis lainnya dapat tertangani, misalnya dengan pengomposan, produk sisa yang ada nyatanya masih sama berbahaya apabila sampah beracun masih tertinggal.
...
(to be continued)


adapted from USAID LAC Bureau
 

Tidak ada komentar: