3.05.2013

Keanekaragaman hayati dalam pengaruh pola konsumsi manusia



Bahan pangan yang terbuang (terjadi dalam proses pasca produksi, distribusi maupun konsumsi) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap menurunnya kekayaan keanekaragaman hayati. Pengaruh yang terjadi diantaranya melalui perubahan habitat, pemanfaatan secara berlebihan (overeksploitasi), polusi dan perubahan iklim.
Dalam tataran global, produksi bahan pangan yang tidak efisien setara dengan perusakan hutan seluas 9,7 juta hektar. Angka ini sebanding 74 persen perusakan hutan  setiap tahunnya di seluruh dunia.
Bagaimana pola konsumsi kita berpengaruh terhadap kekayaan keaneka-ragaman hayati jelas terlihat apabila kita layangkan pandangan ke dunia maritim. Saat ini, hampir 70 persen ikan yang di tangkap dengan pukat harimau oleh perusahaan pelayaran besar terbuang percuma ke laut, sebagian besar dalam keadaan mati. Apabila ini terus terjadi, diperkirakan pada tahun 2050 kita hanya akan melahap plankton dari birunya lautan.
Saat ini di beberapa negara barat seperti Amerika Serikat dan Inggris, jumlah bahan makanan yang terbuang seperti daging dan olahan susu setara dengan kebutuhan lahan seluas 8,3 juta hektar. Angka yang sangat spektakuler ini bahkan sama dengan delapan kali luas hutan yang rusak pada tahun 2008.
Adalah sangat bijak untuk memanfaatkan setiap sumber daya alam yang ada secara arif dan bijaksana. Dalam konteks pergaulan antar bangsa, dimana dunia diambang krisis bahan pangan, energi dan sumber daya air, mereka yang arif dalam pengelolaan sumber daya alam-lah yang akan bertahan.
adopted from FAO, Rome, Italy

Tidak ada komentar: