Keanekaragaman hayati merupakan
salah satu aspek esensial terhadap ketahanan pangan, kedaulatan pangan, asupan
nutrisi serta jaring pengaman dalam masa krisis bagi ratusan juta rumah tangga
miskin di seantero jagat. Keanekaragaman hayati menyediakan kesempatan
memperoleh pendapatan dan penyediaan bahan pangan melalui proses bercocok
tanam/pertanian. Berbagai hasil dari pertanian tersebut menyediakan asupan
energi yang lebih cukup untuk konsumsi maupun sebagai komoditi dagang yang
menguntungkan
Keseimbangan
keanekaragaman hayati juga berperan dalam mempertahankan keseimbangan suatu
ekosistem. Berbagai jenis burung maupun ular membantu mengurangi populasi
serangga dan beberapa hewan yang menjadi vektor berbagai penyakit seperti kutu
dan tikus. Mereka juga berfungsi mengontrol hama yang dapat merusak produksi
pertanian. Berbagai jenis makanan pokok manusia seperti padi, gandum jagung di
serbukkan oleh beragam jenis serangga, burung, kelelawar dan hewan lainnya.
Berbagai jenis organisme hidup lainnya berguna menjaga kesuburan tanah melalui
metabolisme yang ada. Sekali lagi semua itu terjadi hanya apabila keseimbangan
keanekaragaman hayati senantiasa terjaga. Keanekaragaman genetik yang ada
membantu berbagai organisme untuk tidak berkembang menjadi penyakit dan hama.
Sayangnya,
perkembangan pertanian skala industri telah merusak segala tananan yang telah ada.
Suatu proses degradasi dramatis dari keanekaragaman genetik terjadi pada
spesies hewan dan tanaman yang digunakan sebagai sumber bahan pangan. Saat ini
tidak lebih dari sepuluh jari tangan kita untuk menyebut spesies yang digunakan
sebagai sumber utama (90%) pangan manusia. Sebagai akibat dari penyeragaman
industri pertanian dan makanan, ratusan jenis hewan ternak dan beraragam
varietas tanaman pertanian yang tidak mempunyai nilai komersil berlahan-lahan
menghilang. Kepunahan itu diikuti dengan hilangnya potensi kekayaan plasma
nutfah/genetik yang sangat berharga.
Sejalan dengan
kebutuhan pangan dunia yang semakin meningkat secara eksponensial selama
beberapa dekade terakhir, sistem pertanian kita saat ini perlu segera diubah
tanpa menghambat keseimbangan keanekaragaman hayati yang sangat kita butuhkan. Laporan
terakhir dari organisasi internasional yang berkutat dalam konservasi alam
(IUCN), menyebutkan bahwa ada 4.178 spesies dari sekitar 44.838 spesies tanaman
dan hewan yang dimanfaatkan dalam bidang pertanian dan perikanan berada dalam
keaadaan terancam (punah).
Sebenarnya peningkatan
kedaulatan pangan dan keanekaragaman hayati bisa berjalan seiring sejalan.
Salah satu contoh pembangunan kembali perikanan global (tangkapan laut) dapat
melibatkan kegiatan konservasi laut. Penurunan hasil laut yang terjadi secara
global dapat ditanggulangi melalui kegiatan larangan penangkapan, pembatasan
(kuota) maupun menunjukan kawasan terlarang untuk menghindari penangkapan yang
berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar