Memasuki dekade kedua abad informasi, dunia semakin didera arus
urbanisasi yang semakin melaju tanpa terkendali. Urbanisasi tidak hanya menjadi
permasalahan negara maju, tetapi telah mendatangkan masalah yang lebih besar
bagi negara-negara berkembang akibat minimnya perencanaan dan pengelolaan infrastruktur. Berbagai masalah
sosial dan ekonomi seperti penciptaan lapangan kerja, tempat tinggal, pemenuhan
kebutuhan dan pengelolaan sampah menjadi fenomena urbanisasi yang terjadi secara
simultan. Dengan lebih dari separuh penduduk dunia tinggal di perkotaan,
pengelolaan sampah telah menjadi masalah di hampir semua kawasan secara global.
Tantangan
kehidupan perkotaan dengan timbulan sampah yang semakin meningkat membutuhkan
suatu sistem pengelolaan yang dilakukan secara terpadu dan ramah lingkungan. Upaya
pengelolaan sampah secara terpadu harus dimulai dengan program pengurangan
kuantitas timbulan sampah. Program pengurangan kuantitas sampah yang di bawa ke
TPA/landfill harus menjadi prioritas pada pelaksanaan program pengelolaan terpadu
sampah padat perkotaan. Program pemanfaatan ulang sampah harus dimulai dari
sumbernya, dilanjutkan selama proses pengangkutan dan di tempat pemrosesan
akhir.
Tantangan pengelolaan
terpadu sampah padat perkotaan membawa berbagai peluang yang sangat bernilai
secara ekonomi. Pembatasan sampah atau pengurangan
sampah dari sumbernya semakin disadari sebagai salah satu komponen penting
dalam pengembangan daya saing. Banyak perusahaan ternama melakukan bebagai langkah
tertentu untuk mengurangi timbulan sampah. Usaha tersebut dilakukan tidak hanya sekedar
untuk mengurangi timbulan sampah yang berkorelasi pada biaya penanganan sampah tetapi
juga untuk meningkatkan efisiensi pamanfaatan sumber daya alam yang semakin
sulit didapat.
Berkaitan dengan peningkatan komponen biaya
energi dan sumber daya alam, pemanfaatan kembali (recovery) material dan energi dari sampah menjadi semakin
menguntungkan secara ekonomi. Selanjutnya akan berkembang sebuah industri baru
yang bertumpu kepada daur ulang sampah. Sebagai salah satu best practise, Pemerintah Negara Bagian Gujarat di India telah
berhasil mengembangkan sebuah “Kawasan Industri Daur-ulang”. Berbagai
keuntungan diperoleh kawasan industri ini dari recovery material sampah. Mulai dari ketersediaan bahan sepanjang
tahun, harga bahan yang lebih terjangkau sampai dengan ketersediaan bahan yang bebas
dari fluktuasi harga dibanding bahan perawan.
Pemisahan yang
dilakukan sejak dini dari sumbernya menjadi salah satu kunci, menghasilkan
material yang lebih bersih yang pada akhirnya berpengaruh pada kualitas dan
nilai jual material daur ulang. Pada akhirnya, pengembangan dan keterlibatan
berbagai sektor informal secara terintegrasi seperti kelompok masyarakat,
perusahaan kecil, pemulung dan koperasi akan menjadi salah satu kunci
keberhasilan pelaksanaan program pengurangan timbulan sampah (*_*).
Adaptasi dari :
Opportunity from Integrated Municipal Solid Waste Management/ISWM,
USAID
Tidak ada komentar:
Posting Komentar