Buah Sawit (net) |
Asia merupakan
produsen sekaligus konsumen utama minyak nabati dunia khususnya minyak sawit.
Indonesia dan Malaysia, dua produsen minyak nabati dunia menyandarkan kebijakan
dalam pengembangan minyak sawit sebagai sumber devisa negara. Dengan
perkembangan pasar minyak nabati dunia yang sangat besar, khususnya China dan
India telah menjadi importer utama.
Kebijakan
bioenergi di China telah menjadi bagian dari sebuah mekanisme untuk mengurangi
ketergantungan terhadap konsumsi minyak bumi, memperkuat modernisasi pertanian
dan pengembangan social masyarakat pedesaan dan mendorong lingkungan hidup
berkelanjutan. Sementara itu perhatian pemerintah India terhadap ketergantungan
energy telah mendorong kebijakan khusus untuk mendukung pengembangan bioenergi
khususnya bioetanol dan biodiesel. Berseberangan dengan Indonesia dan Malaysia,
India lebih mendorong pengembangan sumber bioenergi non-pangan seperti Jatropha
(minyak jarak). Sesuai target yang ada, pada 2011-2012 diharapkan 20% kebutuhan
minyak diesel di India berasal dari tanaman ini.
Secara
tradisional Indonesia telah menjadi produsen terbesar minyak nabati dunia,
khusunya minyak sawit. Berseberangan dengan fakta tersebut, kebijakan
pemerintah untuk mendorong penggunaan bioenergi baru dimulai pada beberapa
tahun terakhir. Kontribusi penggunaan biodiesel diharapkan meningkat dari 2%
pada 2010 menjadi 5% pada 2025. Meskipun penggunaan minyak nabati (i.e minyak
sawit) untuk bioenergi sedemikian penting, akan tetapi pendorong utama
kebijakan minyak sawit adalah untuk pasar domestic dan pasar ekspor.
Malaysia saat
ini merupakan eksportir utama minyak sawit dunia dimana ada komitment kuat dari
pemerintah setempat untuk melindungi dan mengembangkan sector industry ini. Sejalan
dengan yang terjadi di Indonesia, kebijakan penggunaan biodiesel di negara ini
bukanlah kunci utama perkembangan komoditi disbanding penggunaan sebagai bahan
pangan. Luas lahan yang telah dikonversi menjadi perkebunan sawit di Malaysia
sudah sedemikian besar sehingga pengembangan lebih lanjut menjadi lebih
terbatas, khususnya di tanah Semenanjung.
Thailand
memiliki basis ekonomi yang lebih terdiferensiasi. Meskipun sector minyak sawit
sedang berkembang, dibandingkan Malaysia dan Indonesia peran sector ini masih
sangat terbatas. Sebagai salah satu sumber bahan baku industry biodiesel,
kebijakan perdagangan minyak nabati di Thailand masih dalam taraf formulasi
kebijakan sehingga sangat sulit untuk memperkirakan perkembangan kedepan akan
seperti apa. Satu hal yang pasti adalah bahwaThailand merupakan produsen
singkong terbesar di dunia, salah satu alternative sumber bioenergi/bioethanol
lain yang sangat potensial untuk dikembangkan .
Sumber : IEA
Bioenergy Final Report, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar