kompos, media tanam terbaik (doc pribadi) |
Idiom perubahan iklim (climate
change) sebagai akibat pemanasan global saat ini sedang melanda berbagai
belahan dunia. Pemanasan global pada dasarnya adalah terjadinya gangguan pada
kesetimbangan daur karbon sebagai akibat beragam aktivitas manusia. Dari
aktivitas kecil seperti saat kita menghembuskan nafas, pelapukan kayu di hutan,
pembakaran lahan sampai dengan hal besar seperti letusan gunung berapi
bertanggung jawab terhadap konsentrasi karbon di atmosfer. Ketika kita membakar
minyak bumi, gas alam atau batubara, sejumlah besar rantai karbon prasejarah (fossil fuel) yang sudah tersimpan
dibawah tanah selama jutaan tahun terbebaskan kembali ke atmosfer dalam bentuk
karbon dioksida. Alternatif jalan yang dapat ditempuh untuk menyelamatkan
kesetimbangan daur karbon tersebut adalah dengan mengunci atom karbon tersebut
kembali dalam tanah.
Pemanasan
global dapat lawan atau kurangi dampaknya dengan membatasi emisi gas rumah kaca.
Salah satu cara adalah dengan melakukan pengomposan segala sampah organik yang
ditimbulkan oleh kegiatan rumah tangga. Sisa kegiatan kita seperti daun yang
berguguran, pangkasan tanaman, tanaman mati, sisa makanan dan juga sampah dapur
dapat kita buat kompos yang selanjutnya dapat digunakan untuk menyuburkan kebun
dan halaman kita. Selain itu berbagai bahan organik tersebut juga dapat
diaplikasikan langsung ke halaman atau kebun menjadi penutup lahan, yanga akan
mencegah erosi ataupun pencucian bunga tanah.
Dengan mendaur ulang bahan organik, tidak hanya mengurangi emisi metana
di TPA (tempat pengolahan sampah), tapi juga menyimpan karbon dan menambah
kesehatan tanah halaman dan kebun kita.
Kompos, yang
dapat berupa campuran berbagai material organik (daun, kotoran hewan, sisa
makanan). Kompos terbentuk melalui proses alam dimana bakteri, fungi dan
organisme lainnya memecah bahan organik menjadi bahan pengkaya tanah. Meski
proses pengomposan masih menghasilkan
gas rumah kaca, proses ini tetap jalan
terbaik mengolah material organik dibanding sistem lanfill.
Cukup
dimulai dengan pemilahan sampah (organik dan anorganik), material organik dapat
diproses menjadi kompos dengan penumpukan (gundukan). Dengan menambahkan
kotoran hewan piaraan anda (ayam, unggas, kelinci, kambing, sapi), dalam satu
bulan kompos anda akan terbentuk tanpa perlu bahan tambahan atau aktivator.
Perlu diingat kompos perlu pengadukan rutin, minimal sekali seminggu, apabila
ada waktu luang (tiap pagi), Lebih sering akan sangat bagus.
Sisi baik
pengomposan adalah bahwa dalam proses tersebut terjadi secara aerob (dengan
kehadiran oksigen) sehingga membatasi terbentuknya metana, yang 21 kali lebih
berbahaya dibanding karbon dioksida. Dilain pihak, sistem lanfill terjadi
secara anaerob (tanpa oksigen), sehingga material organik terdegradasi oleh
bakteri tanpa kehadiran oksigen membentuk metana. Studi lebih lanjut
membuktikan bahwa pengomposan tetap proses yang lebih baik terhadap pemanasan
global dibanding proses pembakaran/insinerasi (insinerator) bahan organik.
Nah, ayo selamatkan bumi dengan mengembalikan
sampah organik kita ke bumi dengan pengomposan!
www.maszoom.blogspot.comreferensi : Union of Concerned Scientist, USA, April 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar