ilstrasi@unep |
Saat ini, hampir semua barang yang kita produksi
dan konsumsi menjadi sumber emisi gas rumah kaca. Hal ini terjadi karena
perhatian kita sangat terbatas terhadap energy terbarukan dan hidup yang
kberkelanjutan. Hamper semua barang yang kita konsumsi datang dengan penampilan
superwah, termasuk dalam hal pengepakan. Hal ini kemudian menjadi masalah
manakala kita tidak membutuhkan, sehingga menjadi sampah, menyita energy dan
menjadi sumber emisi gas rumah kaca.
Selain itu, cepat atau lambat, semua barang
kebutuhan kita akan berakhir di tempat sampah manakala kita merasa tidak membutuhkannya
lagi atau setelah adanya barang subtitusi. Membuang barang yang terbuat
dari alam/organik akan mengemisikan metana, atau apabila dibakar akan
menhasilkan karbondioksida. Sebanyak 3% emisi gas rumah kaca yang dihasilkan
manusia, berasal atau terkait dengan sampah
dan limbah.
Salah satu produk dengan kebutuhan energy yang
sangat intensif dalam prosesnya adalah Alumunium. Produksi satu kilo Alumunium
membutuhkan energy sebesar 14 kWh. Secara praktis energy yang dibutuhkan untuk membuat satu
meter alumunium foil akan setara denga energy yang dibutuhkan untuk menyalakan
bolam lampu dapur (60 W) selama dua jam. Manakala menggunakan lampu hemat energy
(11 W), dapur akan terang selama hamper 13 jam. Hebatnya, untuk mendaur ulang
alumunium hanya membutuhkan 5% energy yang diperlukan untuk membuat alumunium
perawan dari alam. (Kick The
Habbits, UNEP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar