ilustrasi merawat pohon (net coming) |
Kegiatan menanam dan merawat pohon merupakan langkah
biaksana menangkap
karbon dari atmosfer. Jika halaman kita tidak cukup luas, menanam tanaman buah dalam
pot (tabulampot) juga dapat dilakukan. Pohon dengan ukurannya yang besar lebih
banyak menyimpan karbon dalam seluruh jaringannnya, mulai dari daun, ranting,
cabang, batang maupun akar. Selain itu sebuah pohon juga mampu menangkap
konsentrasi debu di atmosfer, menahan radiasi serta meredam suara.
Dengan berbagai efek dan
keuntungan yang ada, berbagai kota dan metropolitan di dunia telah memperbanyak
penanaman pohon melalui ruang terbuka hijau. Keberadaan pohon di lingkungan
perkotaan telah membantu banyak kawasan
untuk mencapai tingkat kondisi udara yang lebih sehat. Kita dalam kehidupan
bermasyarakat dapat berperan serta dalam usaha tersebut melalui kepemilihan atau adopsi pohon di lingkungan, halaman atu kebun sekitar rumah.
Sebuah studi multi sektor
yang dilaksanakan di Amerika Serikat menyebutkan bahwa pohon dan tanaman urban
di seluruh penjuru negara mampu menyimpan tidak kurang dari 23 juta ton karbon dalam jaringan per tahun. Jumlah tersebut
setara dengan emisi karbon yang dihasilkan sektor perumahan, mobil dan industri
di kota Los Angeles, atau emisi sebuah pabrik pembangkit listrik.
Pohon selain mampu menyimpan
karbon, keberadaannya di kawasan urban dan sub urban juga sangat penting dalam
membatasi emisi karbon dari penggunaan energi dari gedung dan bangunan di
sekitarnya. Pohon dengan pemilihan lokasi penanaman yang tepat berfungsi
sebagai pelindung gedung dan bangunan dari panas matahari musim panan, dingin
musim dingin, memecah angin sehingga mampu mengurangi peran mesin pengatur
udara (AC).
Selanjutnya pohon yang
ditanam disekitar rumah juga berfungsi sebagai pengatur suhu yang sangat handal.
Melalui proses yang dikenal sebagai evapotranspirasi (pergerakan air dari
tanah, akar, batang tanaman, daun dan kembali ke udara, rumah di kawasan urban dengan
pohon disekelilingnya akan 3- 40C lebih dingin dibanding kawasan
sekitar yang tanpa naungan. Evapotranspirasi sendiri merupakan proses transpor bahan
makanan pohon berupa air dan mineral dari akar untuk kemudian diproses menjadi
glukosa menuju daun. Dengan suhu lingkungan yang lebih dingin, otomatis
ketergantungan kepada mesin pengatur udara (AC) akan berkurang, sehingga emisi
karbon dari penggunaan energi dapat ditekan.
Terakhir dan tak kalah
penting, selain berperan penting dalam menghemat energi dan pemanasan global, keberadaan
pohon juga ternyata mampu mengurangi tingkat polusi dari zat zat berbahaya di
udara. Keberadaan polutan seperti sulfur dioksida, ozon, asap dan partikulat
(debu) akan dapat dinetralisir oleh keberadaan pohon disekitar gedung dan
bangunan. Dalam sebuah studi di Amerika Serikat (lagi lagi), seluruh pohon
urban di sana mampu menangkap 711.000 ton polutan berbahaya setiap tahun ....
angka yang tidak sedikit.
Bagaimana dengan kita di Indonesia?
Apakah ada data kuantitatif sebagai komparasi?
referensi : Union of Concerned Scientist, USA, April 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar