9.22.2014

Menanam Pohon, Langkah Kunci Melawan Pemanasan Global

ilustrasi merawat pohon (net coming)

Kegiatan menanam dan merawat pohon merupakan langkah biaksana menangkap karbon dari atmosfer. Jika halaman kita tidak cukup luas, menanam tanaman buah dalam pot (tabulampot) juga dapat dilakukan. Pohon dengan ukurannya yang besar lebih banyak menyimpan karbon dalam seluruh jaringannnya, mulai dari daun, ranting, cabang, batang maupun akar. Selain itu sebuah pohon juga mampu menangkap konsentrasi debu di atmosfer, menahan radiasi serta meredam suara.

Dengan berbagai efek dan keuntungan yang ada, berbagai kota dan metropolitan di dunia telah memperbanyak penanaman pohon melalui ruang terbuka hijau. Keberadaan pohon di lingkungan perkotaan telah membantu banyak kawasan untuk mencapai tingkat kondisi udara yang lebih sehat. Kita dalam kehidupan bermasyarakat dapat berperan serta dalam usaha tersebut melalui kepemilihan atau adopsi pohon di lingkungan, halaman atu kebun sekitar rumah.

Sebuah studi multi sektor yang dilaksanakan di Amerika Serikat menyebutkan bahwa pohon dan tanaman urban di seluruh penjuru negara mampu menyimpan tidak kurang dari 23 juta ton karbon  dalam jaringan per tahun. Jumlah tersebut setara dengan emisi karbon yang dihasilkan sektor perumahan, mobil dan industri di kota Los Angeles, atau emisi sebuah pabrik pembangkit listrik.

Pohon selain mampu menyimpan karbon, keberadaannya di kawasan urban dan sub urban juga sangat penting dalam membatasi emisi karbon dari penggunaan energi dari gedung dan bangunan di sekitarnya. Pohon dengan pemilihan lokasi penanaman yang tepat berfungsi sebagai pelindung gedung dan bangunan dari panas matahari musim panan, dingin musim dingin, memecah angin sehingga mampu mengurangi peran mesin pengatur udara (AC).

Selanjutnya pohon yang ditanam disekitar rumah juga berfungsi sebagai pengatur suhu yang sangat handal. Melalui proses yang dikenal sebagai evapotranspirasi (pergerakan air dari tanah, akar, batang tanaman, daun dan kembali ke udara, rumah di kawasan urban dengan pohon disekelilingnya akan 3- 40C lebih dingin dibanding kawasan sekitar yang tanpa naungan. Evapotranspirasi sendiri merupakan proses transpor bahan makanan pohon berupa air dan mineral dari akar untuk kemudian diproses menjadi glukosa menuju daun. Dengan suhu lingkungan yang lebih dingin, otomatis ketergantungan kepada mesin pengatur udara (AC) akan berkurang, sehingga emisi karbon dari penggunaan energi dapat ditekan.

Terakhir dan tak kalah penting, selain berperan penting dalam menghemat energi dan pemanasan global, keberadaan pohon juga ternyata mampu mengurangi tingkat polusi dari zat zat berbahaya di udara. Keberadaan polutan seperti sulfur dioksida, ozon, asap dan partikulat (debu) akan dapat dinetralisir oleh keberadaan pohon disekitar gedung dan bangunan. Dalam sebuah studi di Amerika Serikat (lagi lagi), seluruh pohon urban di sana mampu menangkap 711.000 ton polutan berbahaya setiap tahun .... angka yang tidak sedikit.

Bagaimana dengan kita di Indonesia? Apakah ada data kuantitatif sebagai komparasi?


referensi : Union of Concerned Scientist, USA, April 2010

Tidak ada komentar: