ilustrasi persawahan (doc pribadi) |
Alih
alih mempunyai berbagai manfaat yang diperoleh, budidaya pertanian menghasilkan
begitu banyak emisi gas rumah kaca, terbesar kedua setelah sektor energi.
Selain itu, budidaya pertanian konvensional juga menjadi sumber utama kontaminasi
diberbagai jenis perairan dan lahan. Melihat aspek tersebut, menjadi sedemikian
penting peran budidaya pertanian untuk menjadi lokomotif perubahan/transformasi
menuju ekonomi yang lebih hijau.
Industri agro konvensional menghasilkan produktifitas hasil per
hektar yang tinggi dengan penggunaan input seperti bahan bakar fosil, pupuk
buatan dan pestisida. Masukan luar tersebut dipercaya membawa efek lain seperti
emisi gas rumah kaca, degradasi lahan, erosi dan penurunan kualitas sumber daya
alam. Efek tersebut mengurangi kemampuan dan daya tahan alam terhadap
kemungkinan penyebaran hama pada tanaman, penurunan kualitas hidup dan
kesehatan (disebabkan oleh pestisida dan zat kimia lain), kehilangan kekayaan
keanekaragaman hayati, ekosistem dan jasa ekosistem, kontaminasi sumber daya
air, peningkatan biaya terkait perubahan iklim.
Di lain pihak, berkembangnya pertanian organik menawarkan berbagai
peluang bagi setiap kawasan untuk menjaga dan mengembangkan cadangan sumber
daya alam dengan cara mengurangi emisi, menciptakan penyimpanan karbon, menjaga
kandungan organik tanah dan meningkatkan kekayaan keanekaragaman hayati. Dalam sebuah
studi yang dilaksankan badan PBB yang membidangi masalah lingkungan (UNEP) di
kawasan eropa timur, beragam nilai dari benefit publik dan jasa dari produksi
organik dipekirakan mencapai hampir empat puluh dolar per hektar per tahun
untuk pencadangan karbon. Selain itu, nilai jasa keanekaragaman hayati per
hektar pertahun diperkirakan mencapai tiga puluh dolar.
Selain itu, dengan menghindari penggunaan input asing seperti
pupuk buatan dan pestisida, pertanian organik berpotensi menghemat sampai dengan
dua ratus dolar per hektar per tahun dibanding dengan produksi pertanian
konvensional. Secara keseluruhan, pertanian organik membawa keuntungan
lingkungan sampai dengan dua ratus tujuh puluh dolar per hektar per tahun
dengan tambahan peningkatan nilai penggunaan lahan, peningkatan keberlanjutan
dan pengelolaan lahan yang lebih baik. Angko angko nan ndak saketek kironya ...
referensi : UNEP, Green Economy, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar