Ilustrasi Masyarakat Tradisional (net) |
Krisis lingkungan hidup yang terjadi secara
global saat ini bermula dari kesalahan fundamentalis-filosofis dalam pemahaman
atau cara pandang manusia mengenai dirinya, alam raya dan tempat manusia dalam
keseluruhan ekosistem. Kekeliruan bahwa alam raya ini ada untuk memenuhi
kebutuhan seluruh manusia menjadi akar dari permasalahan ini. Pada akhirnya
kekeliruan cara pandang ini melahirkan segala perilaku barat yang keliru
terhadap alam. Manusia keliru memandang
alam dan keliru menempatkan diri dalam konteks alam semesta seluruhnya. Dan
inilah awal dari semua bencana lingkungan hidup yang kita alami sekarang. Oleh
karena itu, perubahan harus dilakukan secara mendasar menyangkut pembenahan
cara pandang dan perilaku manusia dalam interaksi baik dengan alam maupun
manusia lain secara keseluruhan dalam sebuah ekosistem.
Melakukan perubahan cara pandang dan perilaku
manusia terhadap alam secara fundamental dan radikal merupakan kunci dari
permasalahan lingkungan yang ada saat ini. Perubahan fundamental dalam
memandang hubungan dan posisi manusia dengan alam dapat dilakukan dengan
kembali membuka dan menerapkan nilai nilai tradisional yang berlaku
dimasyarakat. Berbagai masyarakat tradisional di seantero jagat memiliki nilai
nilai yang pada prinsipnya hampir sama, yaitu pengakuan akan kesetaraan alam
dan manusia. Pada beberapa kebudayaan bahkan diyakini bahwa semua benda dan
mahluk selain manusia mempunyai sifat laksana manusia seperti marah, sedih,
gembira dan sebagainya.
Perubahan cara pandang terhadap hubungan
antara manusia dan alam juga dapat dilakukan melalui penggalian nilai nilai
agama, sebagai bagian dari nilai nilai tradisional, jika boleh dikatakan
begitu. Hampir semua agama memiliki nilai nilai luhur yang patut dilaksanakan
oleh penganutnya demi menjaga hubungan tidak hanya dengan Tuhan-nya, tetapi
juga hubungan antar semua makhluk sebagai sesama ciptaan-Nya. Nilai nilai baik
tersebut salah satunya ada dalam ajaran Islam, agama yang dianut di banyak
negara berkembang, yang ironinya disanalah berbagai permasalahan lingkungan
terjadi. Permasalahan yang menjadi kunci kemudian adalah bagaimana ajaran yang
demikian sempurna tersebut dijalankan secara komprehensif (kaffah) oleh penganutnya. Disinilah arti penting peran dunia
pendidikan dalam mengisi kekosongan (filling
the gap) ini.
Inspirasi : Etika
lingkungan, Keraf, A Sonny, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar