Ubah perilaku ber gadget/UNEP |
Dalam bebera dekade terakhir, kita makhluk bumi semakin familiar dengan
apa yang disebut sebagai efek gas rumah kaca, suatu kondisi kenaikan suhu bumi
akibat emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida. Emisi gas rumah kaca
penyebab pemanasan global terkait langsung dengan seluruh aktivitas yang kita
lakukan sehari hari. Porsi terbesar emisi gas rumah kaca dihasilkan dari sektor
hutan - penggunaan lahan - alih fungsi lahan (LULUCF), sektor energi dan sektor transportasi. Dampak pemanasan yang semakin dirasakan
mendorong kita untuk merubah perilaku menuju keseimbangan emisi gas rumah kaca.
Perubahan ini dimulai dari individu, komunitas, pemerintah setempat sampai
dengan kebijakan nasional. Perubahan iklim yang terjadi memaksa
kita melakukan adaptasi dan mitigasi demi keberlanjutan hidup ras manusia di
muka bumi.
Komputer dan berbagai instalasi teknologi informasi merupakan
pengguna energi yang nyata. Suatu studi dari “The Wupertal Institute for
Climate, Environment and Climate “ menyatakan bahwa pembuatan satu buah PC
(personal computer) membutuhkan energi listrik sebesar 3.000 kWh, jumlah energi
listrik yang cukup untuk sebuah keluarga selama satu tahun. Selain energi,
dalam prosesnya juga membutuhkan 1,5 ton beragam bahan baku.
Selain dalam pembuatannya, komputer yang terhubung dalam
jaringan atau dikenal sebagai server/pusat data menggunakan jumlah energi
listrik yang sangat masif. Kebutuhan energi suatu pusat data semisal yang
dimiliki Google atau Yahoo bisa mencapai beberapa megawat dimana jumlah yang sama
dapat menerangi ribuan rumah tangga. Porsi terbesar energi tersebut digunakan
dalam proses pengaturan udara ruangan dalam sistem yang berjalan selama 24 jam.
Industri informasi teknologi telah menyadari perlunya
tindakan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang dilain pihak memunculkan
kesempatan dan jenis bisnis baru. Kesadaran ini telah direspon dengan
berkembangnya produk piranti keras dan lunak yang lebih efisien sehingga lebih
ramah terhadap lingkungan. Perkembangan style baru dalam teknologi informasi
ini selanjutnya dikenal sebagai “Green
Computing” atau “ Teknologi Informasi Hijau”.
Dalam TI Hijau, gaya
dalam menyelesaikan
pekerjaan
dan urusan dengan komputer dapat kita ubah sehingga mengurangi terjadinya dampak dan
lebih ramah terhadap lingkungan. Beberapa hal yang bisa kita lakukan antara
lain :
- Mematikan semua CPU beserta semua peralatan pendukungnya manakala tidak digunakan;
- Mematikan dan menghidupkan peralatan yang mengkonsumsi energi secara intensif hanya ketika diperlukan , seperti misalnya printer laser.
- Memilih produk monitor yang lebih hemat energi, layar LCD (liqiud cristal display) jauh lebih hemat daripada layar tabung/CRT (cathode ray tube);
- Ketika memungkinkan, bekerjalah dengan notebook/laptop daripada komputer desktop;
- Gunakan fitur pengelolaan daya yang memungkinkan hardisk dan tampilan dalam posisi off manakala tidak ada aktifitas dalam beberapa menit;
- Memilih produk yang berkualitas yang terbukti lebih tahan lama sehingga mengurangi konsumsi energi dalam proses daur ulangnya;
- Mengurangi penggunaan kertas, memakai kertas dua sisi secara bijak;
- Menggunakan sumber energi alternatif yang disimpan dalam baterai untuk mensuplai catu komputer kantor, server, jaringan maupun pusat data merupakan satu hala yang bagus.
- Menggunakan gadget menurut peruntukan adalah jalan terbaik, selain hemat energi piranti juga bakal dijamin awet, misal komputer hanya untuk mengetik, berkomunikasi dengan hape, mendengarkan musik dengan perangkat audio, main game hanya dengan PS/konsol/gamebox, menonton dengan Home Theatre dan sejenisnya . . . idealnya sih!
Wayooo …. mulailah dengan diri kita
Kick the Habits, UNEP, 2008