Sumber Daya Air (Doc Pribadi) |
Ada bukti yang menguat bahwa segala
bentuk pembangunan yang dilakukan umat manusia di seluruh muka bumi menghadapi suatu tantangan baru dan parahnya
tantangan ini merupakan penggerak utama roda kehidupan social di era modern. Tantangan
tersebut tidak lain adalah menipisnya cadangan bahan bakar fosil (minyak dan
gas) yang ada di perut bumi. Tidak hanya menjadi penggerak kehidupan manusia
dalam kurun beberapa abab terakhir, bahan bakar fosil pun menyediakan berbagai
keperluan lain seperti panas, energy dan listrik. Pertanian, farmasi,
komunikasi dan berbagai segi kehidupan sangat bergantung pada cadangan bahan bakar tersebut, langsung
atau tidak langsung, misalnya komoditi plastic.
Dalam suatu kesempatan, ASPO, Association for the Study of Peak Oil and
Gas, sebuah asosiasi studi tentang minyak dan gas menyebutkan bahwa dunia
menghadapi fajar bagian kedua era minyak bumi dimana perannya yang sedemikian
mendasar dalam era ekonomi modern berada dalam posisi kritis dan menurun karena
keterbatasan sumber daya. Banyak ahli ekonomi mempercayai bahwa semakin langka
dan sulit minyak bumi didapatkan,
semakin kuat usaha untuk mendapatkannya. Akibatnya semakin mahal komoditas minyak bumi tersebut dan konsumen
pun demi menjamin terpenuhinya kebutuhan berusaha mendapatkan dengan berbagai
cara, salah satunya dengan menimbun yang mungkin cukup untuk kebutuhan bebrapa
tahun.
Lari dari kondisi tersebut, ada satu
pemikiran rasional dimana kita mengambil resiko dengan memanfaatkan cadangan
minyak bumi, tanpa merubah kebiasaan yang kita lakukan. Selain potensi
kelangkaan cadangan sumber daya, minyak bumi yang terus kita bakar membebaskan
CO2 yang akan menghangatkan bumi dan menjadikan atmosfer kita
semakin sulit untuk diprediksi. Pada tahun 2030, diproyeksikan bahwa kebutuhan
energy dunia akan meningkat lebih dari 50 persen. Akan semakin sulit mencapai
ketahanan energy dengan hanya tergantung
pada bahan bakar fosil, tanpa mengembangkan alternative yang lain.
Argumen lain yang terkait menyebut bahwa
dengan pertumbuhan penduduk dunia yang berada dalam kondisi meningkat,
meyadarkan semua pihak untuk berupaya mengendalikannya. Pada awal 2008, ada
lebih dari 6,6 milyar manusia diseantero jagad dan diperkirakan mencapai puncak
pyramid pada angka 9,0 milyar. Menurut UN Population Fund, dengan keterbatasan
daya dukung bumi, penduduk bumi diperkirakan akan menurun, setelah melewati
angka maksimal tersebut. Seiring penduduk bumi yang semakin banyak, kebutuhan
akan pemenuhan kebutuhan akan barang dan jasa manusia juga akan meningkat. Tanpa
usaha pengendalian ekstraksi sumber daya alam perawan, kita dengan segera akan kehilangan
berbagai bahan esensial dalam meningkatkan taraf hidup seperti uranium,
tembaga, emas. (Kick the Habbits, UNEP,
2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar