2.28.2011

Konservasi Keanekaragaman Hayati

Keanekaraman hayati merupakan istilah yang mengacu pada berbagai kehidupan di muka bumi yang mencakup semua spesies tumbuhan dan hewan beserta keanekaragaman genetisnya dan ekosistem yang kompleks yang merupakan satu kesatuan dengan mahluk hidup tersebut. Di alam ini, berbagai macam jenis tumbuhan dan hewan hidup dalam lingkungan yang tertentu dan bersifat khusus yang terbentuk dari hasil interaksi antara jenis jenis mahluk hidup (biotik) tersebut dengan berbagai macam faktor abiotik seperti misalnya tanah, udara air, temperatur dan kelembaban. Sistem hubungan timbal balik antara kompoten biotik dengan komponen abiotik membentuk suatu sistem ekologi yang lebih dikenal sebagi ekosistem.


Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi, maka ekosistem yang terbentuk di alam ini sangat beragam jenisnya. Ekosistem yang dominan misalnya ekosistem hutan, pesisir, lautan, maupun ekosistem gurun. Salah satu bentuk keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia adalah keanekaragaman flora dan fauna di Paparan Sunda (Sundaland Biodiversity). Paparan Sunda mencakup daratan seluas sekitar 1.500.000 km2 terbentang di pulau Jawa, Sumatra, sekuruh pulau Kalimantan serta semenanjung Malaya (Malaysia). Kekayaan hayati paparan Sunda melibatkan lebih dari 15.000 jenis tumbuhan endemik (hanya ditemukan di daerah ini) dalam kawasan vegetasi seluas 100.000 km2 dan kawasan lindung seluas 180.000 km2. Semenjak tahun 1500 sebanyak 4 jenis spesies telah dinyatakan punah dengan spesies endemik yang dinyatakan terancam punah meliputi 43 jenis burung, 60 jenis mamalia serta 59 jenis mamalia (www. biodivesityhotspots.org, 2008)

Manusia sebagai salah satu komponen dari ekosistem telah mengambil banyak manfaat dari ekosistem itu sendiri. Pengaruh manusia yang besar pada ekosistem dapat menyebabkan terjadinya perubahan kesetimbangan ekosistem tempat manusia tinggal. Pada kondisi ini keberlanjutan (sustainability)

kepentingan manusia untuk mengambil manfaat dari ekosistem menjadi tidak maksimal. Untuk menanggulangi masalah tersebut dibutuhkan suatu langkah untuk menjamin kelanjutan dan menghindari kepunahan dari suatu ekosistem. Salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah dengan konservasi (keanekaragaman hayati).

Konservasi keanekaragaman hayati (biodiversity conservation) dapat diartikan sebagai suatu usaha pengelolaan yang dilakukan manusia dalam memanfaatkan biosfir sehingga dapat menghasilkan keuntungan sebesar besarnya secara berkelanjutan untuk generasi manusia saat ini serta tetap memelihara potensinya untuk pemenuhan kebutuhan dan aspirasi generasi yang akan datang (IUCN, 1980). Usaha konservasi mencakup kegiatan perlindungan, pemeliharaan, restorasi, penguatan lingkungan alam serta pemanfaatan alam secara berkelanjutan.

Sejarah perkembangan peradaban manusia sangat identik dengan aspek pemanfaatan dan pengelolaan aneka ragam jenis dan ekosistem di lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang menjadi kunci sukses manusia untuk tetap bertahan seiring perubahan jaman. Langkah konservasi menjadi sangat penting untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan tersebut. Sebagai mana disebut dalam World Consevation Strategy (1980), usaha konservasi keanekaragaman hayati dilakukan untuk :

• Memelihara proses ekologi yang esensial dan juga memelihara sistem pendukung kehidupan

• Mempertahankan keanekaragaman genetis setiap mahluk hidup

• Menjamin pemanfaatan spesies dan ekosistem secara berkelanjutan (sustainable).

Langkah – langkah konservasi keanekaragaman hayati dibedakan menjadi dua yaitu konservasi in-situ (di dalam habitat asli) dan konservasi ex-situ (di luar habitat aslinya). Konservasi in-situ dilakukan didaerah yang dilindung seperti cagar alam, hutan lindung, suaka margasatwa, hutan wisata, hutan buru, taman wisata laut maupun taman nasional. Konservasi keanekaragaman hayati secara ex-situ dilakukan misalnya di kebun raya, arboretum, kebun binatang, taman safari serta bank benih dan sperma satwa (Created by mas zoom, see my page@www.maszoom.blogspot.com).

2.11.2011

SELAMATKAN BUMI DARI DARI LOBAL WARMING

Air merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting. Seluruh jagat raya akan hampa tanpa kehidupan tanpa kehadiran air. Manusia akan mampu survive dalam beberapa hari bertahan tanpa makanan, akan tetapi manusia tidak akan lama bertahan tanpa adanya konsumsi air. Sumber daya air dimanfaatkan manusia tidak hanya untuk makan dan minum, tetapi juga untuk berbagai kebutuhan vital lain seperti dalam rumah tangga, industri, transportasi, oembangkit energi maupun sanitasi.


Melihat arti penting sumber daya air, menjadi sangat krusial penerapan kebijakan managemen sumber daya air demi kelangsungan seluruh kehidupan di muka bumi. Managemen sumber daya air yang buruk akan menyebabkan berbagai masalah kehidupan yang dimulai dari hilangnya sumber daya air yang selanjutnya menimbulkan krisis kebutuhan air. Tidak sedikit konflik antar daerah maupun antar negara muncul terkait adanya perebutan kepentingan akan sumber daya air.

Sejarah panjang kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari kaitan erat antara manusia dan air sebagai salah satu kebutuhan vital. Kemajuan berbagai kebudayaan jaman purba didukung oleh melimpahnya sumber daya air yang melimpah yang digunakan baik untuk kebutuhan sehari hari maupun sarana transportasi. Kemajuan kebudayaan Bangsa Mesir didukung air dari Sungai Nil, Bangsa Mesopopotamia (Irak kuno) dengan Sungai Eufrat dan Sungai Tigris, Bangsa India Kuno dengan Sungai Indus serta Bangsa China Kuno dengan Sungai kuning. Hal sama terjadi di Indonesia pada masa jaman kerajaan kerajaan dahulu. Kemajuan Kerajaan Kutai didukung suplai air dari Sungai Mahakam, Kerajaan Tarumanegara dengan Sungai Ciliwung, Kerajaan Sriwijaya dengan Sungai Musi dan yang paling fenomenal adalah jayanya Kerajaan Majapahit yang tanpa disadari didukung sumber air Sungai Brantas.

Memasuki abad ke 21, sumber daya air menjadi salah satu isu yang mengglobal. Badan dunia UNESCO melakukan prediksi bahwa pada tahun 2020 dunia akan mengalami krisis air secara menyeluruh. Laporan UNESCO (Water for People - Water for Life, 2003) menyatakan bahwa buruknya mangemen sumber daya air menyebabkan tingginyan angka kematian diberbagai negara. Diperkirakan terdapat sekitar 25.000 orang meninggal per harinya akibat malnutrisi ditambah 6.000 lagi meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan air (water-related diseases). Parahnya sebagian besar dari kasus tersebut menimpa anak anak dengan usia di bawah lima tahun.

Tinjauan secara khusus terhadap kejadian kelangkaan air di Indonesia telah menjadi satu permasalahan dalam managemen sumber daya air yang harus segera dipecahkan. Dengan letaknya yang berada di daerah katulistiwa, krisis sumber air di Indonesia menjadi sangat sangat terasa apabila memasuki musim kemarau. Kekeringan dimasa kemarau meyebabkan efek domino dengan terjadinya gagal panen yang semakin mempersulit posisi para pembuat kebijakan dalam mengelola sumber daya air. Selain terjadinya kemarau, kegagalan dari sistem yang mengatur negara untuk meregulasi, mengatur dan menjaga kelestarian sumber daya air dari gerogotan sistem kapitalisme-liberalisme yang mengglobal menjadi aspek penting yang semakin memperparah kasus kelangkaan air di Indonesia.

Kerakusan sistem kapitalisme berdampak sangat signifikan pada saat populasi penduduk terus meningkat yang diiringi dengan tingkat konsumsi yang melonjak yang ditangkap oleh para pelaku industri untuk meningkatkan produksi semaksimal mungkin. Adanya ketimpangan ketersediaan sumber daya air dengan besarnya kebutuhan seolah olah menjadi bom waktu untuk munculnya kelangkaan air. Pandangan masyarakat awam secara nyata seolah oleh menyalahkan adanya ledakan penduduk sebagai sebagai satu satunya masalah penyebab munculnya krisis sumber daya air.

Krisis air yang telah terjadi dimana mana dan terus meningkat setiap tahunnya kini telah memicu suatu krisis ekologi, ekonomi maupun krisis politik lintas negara yang akan mengancam di tahun tahun mendatang. Krisis kelangkaan air yang sudah didepan mata memerlukan suatu solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut secara mendasar. Dua hal yang dapat dilakukan adalah mencarikan dan melakukan solusi secara praktis (short term) maupun solusi jangka panjang (long term) yang bersifat sistemik yang terkait dengan para pembuat kebijakan.

Krisis kelangkaan air sebagian besar disebabkan oleh adanya ketimpangan antara kebutuhan dengan ketersediaan sumber daya air. Untuk mengurangi tingkat konsumsi air bisa kita mulai dengan melakukan penghematan yang dapat dimulai dari hal yang paling sederhana pada diri kita sendiri dan kita lakukan saat ini juga. Apabila semua orang dimuka bumi telah sadar akan arti pentingnya air bagi kehidupan, maka niscaya bumi akan terselamatkan dan kelangsungan hidup populasi manusia akan terjamin.

Trik dan tips penghematan konsumsi air dalam kehidupan sehari hari yang dapat kita lakukan antara lain :

• Memeriksa kondisi selang/pipa jaringan air yang ada di rumah. Apabila ditemukan adanya kebocoran segera dilakukan perbaikan. Adanya kebocoran juga dapat ditelisik dari adanya lonjakan pembayaran rekening air padahal tidak ada perubahan pola konsumsi air yang dilakukan.

• Hindari membuang sesuatu (sampah, puntung rokok, tisu, pembalut) ke dalam kloset. Bentuknya yang padat menyebabkan kita memerlukan lebih banyak air (20-30 liter) untuk mengguyurnya sampai habis.

• Pemilihan mandi dengan Shower dari pada bak mandi (Bath Tub) akan menghemat konsumsi air sampai dengan 800 liter untuk sekali mandi. Penghematan air akan semakin besar dengan pemilihan kepala shower (Shower head) serta tangki pemanas yang lebih kecil. Menutup kran shower manakala kita menyabun tubuh juga sangat penting.

• Menggunakan tandon air kloset yang kecil (8-12 liter) juga akan menghemat air sampai dengan 70% dibanding menggunakan tandon air dengan kapasitas besar (18-25 liter).

• Mematikan kran air serta memilih menggunakan gelas untuk mengambil air sewaktu menggosok gigi akan dapat menghemat 2-3 liter air setiap kali menggosok gigi.

• Pada waktu mencuci pakaian, pilih detergen yang ringan dan ramah lingkungan sehingga tidak memerlukan banyak air untuk membilasnya.

• Gunakan air bekas kucuran kran maupun bekas wudhu untuk menyiram tanaman, mengisi kolam ikan maupun untuk keperluan lain.

• Menyiram tanaman (hias) di rumah sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari sewaktu suhu udara tidak terlalu panas serta tiupan angin tidak terlalu kencang sehingga mampu mengurangi kehilangan air akibat penguapan (evaporasi).

• Menyiram tanaman akan lebih efektif dan hemat air dengan menggunakan Gembor atau sprinkel head dari pada dengan disiram langsung. Pilih tanaman (hias) yang tidak rakus air seperti dari jenis kaktus, sansievera maupun kamboja jepang.

• Hindari membiarankan kran air terus mengucur saat mencucui sepeda motor atau mobil. Gunakan ember untuk menampung air, cara ini akan menghemat air sekitar 200 liter.

• Beritahukan kepada anak anak untuk tidak bermain main dengan kran maupun selang air di halaman maupun saat mandi. Apabila hal ini dilakukan, akan terjadi pemborosan air berkisar antara 50 – 150. liter.

Mari kita selamatkan bumi kita satu satunya dari kehancuran dengan melakukan penghematan konsumsi air mulai hari ini (Created by mas zoom dari berbagai sumber, see my page @ www.maszoom.blogspot.com).

2.07.2011

Thai-Cambodia border fighting enters fourth day

Cambodian and Thai troops have exchanged fire in a disputed border area for a fourth consecutive day.




Artillery and machine gun fire was heard around the 11th-Century Preah Vihear temple, which Cambodia says has already been damaged in the fighting.



At least five people were killed in clashes over the weekend and thousands of civilians have fled the area.



UN Secretary General Ban Ki-moon has called on both sides to "exercise maximum restraint".



This is the worst fighting between the two neighbours in years. The clashes have claimed the lives of two soldiers and a civilian from Cambodia, one Thai soldier and a Thai civilian.



However the two countries' media has reported differing casualty figures.



The Cambodian government says a Thai bombardment has damaged a wing of the ancient temple - a claim the Thais have not reacted to.



On Sunday, Cambodian Prime Minister Hun Sen asked the UN Security Council to intervene to stop what he said was Thailand's "repeated acts of aggression" against his country.



The regional grouping Asean has offered to mediate while Mr Ban has said the UN "remains at their disposal to assist in these peaceful efforts", but Thailand has said there is no need for third-party involvement.



'Clear policy'

Continue reading the main story



Temple dispute fires nationalist passions Thailand-Cambodia temple dispute After a relatively quiet night on Sunday, fire was again exchanged both ways across the border at about 0800 local time (0100GMT) on Monday.



The BBC's Rachel Harvey in Bangkok says that all talk of ceasefires and negotiation now appear to have been abandoned.



Thousands of people are reported to have fled their homes on both sides of the border after the fighting broke out on Friday.



Each country accuses the other of encroaching on its territory and of firing first.



Cambodia says the Thais started shooting four days ago, but a unnamed Thai military source said it had been "a misunderstanding".



Thai government spokesman Panitan Wattanayagorn later told reporters his country "has clear policy that we will not invade any country".



Thai Prime Minister Abhisit Vejjajiva has called for a peaceful solution, but warned that Thai soldiers would always defend Thai sovereignty if attacked.



An international court ruled in 1962 said that the Preah Vihear temple belonged to Cambodia, but the surrounding area is claimed by both sides.



In 2008, Cambodia was awarded Unesco World Heritage status for the temple, which further angered Thailand.



The most recent tension was sparked last week, when a Cambodian court sentenced two members of a Thai nationalist movement to up to eight years in prison after finding them guilty of espionage.



The two were among seven Thai politicians and activists charged with illegal entry by Cambodia after crossing into a disputed border area in December.

The case has outraged Thai nationalists.

Members of the People's Alliance for Democracy (PAD), known as the "yellow-shirts", have been staging protests in Bangkok, urging the government to take a tougher line over the border issue.

taken from http://www.bbc.c.uk/

2.03.2011

Birokrasi Gemuk Picu Pelayanan Publik yang Berbelit

Reformasi birokrasi bertujuan untuk kepentingan banyak hal. Reformasi di bidang ini berorientasi pada staf yang mandiri, peningkatan daya saing, berorientasi pada hasil dan pasar. Untuk dapat memberikan pelayanan publik sebagaimana tuntutan reformasi, aparat birokrasi harus mampu bertindak secara profesional dan proporsional sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya. "Oleh karena itu, etika dan moralitas birokrasi harus dijunjung tinggi dalam pelaksanaan tugas-tugas pelayanan publik, baik di tingkat kementerian maupun daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah otonomi dewasa ini," ujar Akhmad Suharyo di Sekolah Pascasarjana UGM, Sabtu (29/1).




Staf Biro Kepegawaian Setwilda Provinsi Lampung ini mengatakan hal tersebut saat ujian terbuka program doktor UGM. Dengan mempertahankan disertasi "Kualitas Birokrasi Pelayanan Publik dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Era Otonomi Daerah, Studi Kasus di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung", Akhmad Suharyo menjelaskan aparat birokrasi dalam melaksanakan tugas pelayanan birokrasi mestinya dapat mengedepankan kepuasan masyarakat yang dilayani. Bukan sebaliknya, birokrasi berharap imbalan dari layanan yang diberikan kepada masyarakat. "Latar belakang inilah yang menggerakkan saya melakukan penelitian tentang kualitas birokrasi pelayanan publik di Kabupaten Tulang Bawang," jelasnya.



Dari penelitiannya, pria kelahiran Kotabumi, Lampung Utara, 21 Juni 1966 ini berharap aparat birokrasi dapat menunjukkan performance yang baik dan mengedepankan kepentingan masyarakat tanpa berdasar kekuasaan (power), KKN ataupun kepentingan tertentu. Oleh karena itu, kualitas pelayanan dan profesionalisme penyelenggaraan pemerintahan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dalam rangka menciptakan rasa keadilan dan kepuasan bagi masyarakat yang memperoleh pelayanan publik.



Dengan menggunakan metode penelitian bersifat kualitatif, hasil penelitian Akhmad Suharyo menunjukkan kegiatan pelayanan birokrasi pelayanan publik pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Dinas Kependudukan dan Catatam Sipil Kabupaten Tulang Bawang mengarah pada kualitas yang kurang baik. Berbagai pelayanan belum memberikan kepuasan pada masyarakat penerima layanan. "Terbukti persentase yang didapat, 70 persen responden belum merasa gembira," kata dosen luar biasa pada Universitas Megou Pak, Tulang Bawang, ini.



Berbagai pelayanan kurang menggembirakan ini tercermin dari belum adanya transparansi biaya pelayanan dan masih ditemukan kegiatan pelayanan yang diskriminatif. Selain itu, belum ada mekanisme pengaduan (complain) untuk aparatur yang memberikan pelayanan dan cenderung berbagai keluhan masyarakat belum mendapatkan tanggapan yang berarti.



Menurut Akhmad Suharyo, beberapa faktor yang memengaruhi belum terciptanya pelayanan prima di Kabupaten Tulang Bawang adalah adanya struktur birokrasi yang gemuk dan perilaku serta budaya birokrasi. Selain itu, disebabkan pula adanya faktor perilaku kepemimpinan dalam birokrasi, etika, dan budaya pelayanan serta lemahnya pengawasan masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).



Oleh karena itu, mantan Kepala Urusan Pemerintahan Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, ini menyarankan agar dalam membentuk struktur organisasi tata kerja pelayanan publik dilakukan dengan struktur yang ramping dan multifungsi sehingga dapat memutus mata rantai birokrasi yang berbelit-belit. Di samping itu, diberikan pula kesempatan pada aparatur untuk berkreasi dalam menangani pelayanan dengan cepat. "Sementara untuk meningkatkan SDM dan kinerja aparatur, maka sedapat mungkin secara berkala mendatangkan pakar manajemen pelayanan untuk membekali dan membuka wawasan para aparatur melalui pelatihan secara berjenjang dan berkesinambungan," tutur Akhmad yang dinyatakan lulus dengan predikat cum laude dan menjadi doktor ke-1343 yang diluluskan UGM. (Humas UGM/ Agung/ugm.ac.id)