8.19.2013

Peran Keanekaragaman Hayati dalam Menjaga Kedaulatan Pangan


Keanekaragaman hayati merupakan sumber utama bahan pangan seluruh umat manusia. Tanpa keanekaragaman hayati umat manusia tidak akan bertahan hidup dan punah laksana dinsaurus. Sejak pola hidup bercocok tanam berkembang dalam rentang kebudayaan umat manusia sekitar 12.000 tahun yang lalu, lebih dari 7.000 jenis tanaman dan beberapa ratus spesies hewan telah digunakan sebagai sumber utama konsumsi manusia.

Keseimbangan keanekaragaman hayati juga berperan dalam mempertahankan keseimbangan suatu ekosistem. Berbagai jenis burung maupun ular membantu mengurangi populasi serangga dan beberapa hewan yang menjadi vektor berbagai penyakit seperti kutu dan tikus. Mereka juga berfungsi mengontrol hama yang dapat merusak produksi pertanian. Berbagai jenis makanan pokok manusia seperti padi, gandum jagung diserbukkan oleh beragam jenis serangga, burung, kelelawar dan hewan lainnya.

Berbagai jenis organisme hidup lainnya berguna menjaga kesuburan tanah melalui metabolisme yang ada. Sekali lagi semua itu terjadi hanya apabila keseimbangan keanekaragaman hayati senantiasa terjaga. Keanekaragaman genetik yang ada membantu berbagai organisme untuk tidak berkembang menjadi penyakit dan hama.

Sebenarnya peningkatan kedaulatan pangan dan keanekaragaman hayati bisa berjalan seiring sejalan. Salah satu contoh pembangunan kembali perikanan global (tangkapan laut) dapat melibatkan kegiatan konservasi laut. Penurunan hasil laut yang terjadi secara global dapat ditanggulangi melalui kegiatan seperti larangan penangkapan, pembatasan (kuota) maupun menunjukan kawasan terlarang untuk menghindari penangkapan yang berlebihan.

Sepanjang sejarah umat manusia, alam telah memberikan segala yang mereka punya, memberi kecukupan makan, merawat dan melindungi kehidupan manusia. Akan tetapi saat ini kondisi yang ada sudah berbalik arah. Kita perlu memberikan perlindungan, perawatan dan kecukupan kebutuhan kepada alam untuk mendapatkan jaminan kesehatan dan harapan masa depan sampai generasi mendatang.



Compillated from www.iucn.org,

Bagaimana peran keanekaragaman hayati dalam pengobatan modern?


Berbagai kekayaan keanekaragaman hayati, kelompok tanaman dan hewan yang  - mulai dari beruang sampai ikan hiu, dari beringin sampai tumbuhan bersel satu - menyediakan model  dan bahan penelitian penting yang dapat membantu umat manusia memahami dan melawan berbagai penyakit. Bahan-bahan alam memiliki peluang luar biasa sebagai sumber pengobatan dan telah disadari setua umur kebudayaan manusia. Saat ini diketahui lebih dari 70.000 jenis tanaman telah digunakan dalam berbagai praktek pengobatan, baik tradisional maupun modern.

Perubahan iklim global yang terjadi akibat kerakusan kita menguras segala sumber daya alam telah membawa banyak perubahan dengan hilangnya keanekaragaman hayati flora dan fauna. Akibatnya kita kehilangan kesempatan untuk menemukan obat-obat baru yang dapat mengakhiri penderitaan jutaan orang di dunia yang pada gilirannya menyelamatkan jutaan dolar potensi ekonomi masyarakat tiap tahunnya.

Selain dari beruang dan siput laut sebagaimana disebut dalam posting yang lain, kelompok hewan amphibi (ex. katak, salamander) juga berperan sangat penting dalam pengobatan manusia dalam cara yang lain. Senyawa kimia yang mereka kandung merupakan bahan berharga dalam pembuatan obat penghilang rasa sakit. Senyawa yang sama juga merupakan obat yang manjur dalam merawat penderita tekanan darah tinggi.

Satu spesies katak tertentu di Amerika Selatan (Waxy Monkey Frog) mempunyai kemampuan memproduksi antibiotik pada permukaan kulitnya yang berfungsi membunuh bakteri, fungi maupun virus. Termasuk diantara bakteri, fungi maupun virus tersebut adalah beberapa kelompok yang menginfeksi manusia sehingga menyebabkan penurunan kekebalan seperti virus HIV/AIDS. Sekali lagi kita hampir kehilangan kesempatan emas yang ada dengan kenyataan bahwa hampir sepertiga spesies keanekaragaman hayati dari amphibi yang diketahui berada dalam keadaan terancam dan hampir punah. Nah loh! (once again)

Merupakan fakta tak terbantah bahwa alam telah menyediakan bahan ajar yang paling sempurna, alam takambang jadi guru. Peluang ini harus secepatnya dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang berkompeten, sebelum kita kehilangan kesempatan akibat perubahan iklim. Menjadi jelas kemudian bahwa kesehatan dan kelangsungan hidup umat manusia adalah sangat tergantung pada kesehatan berbagai spesies dan ekosistem sebagai sebuah kekayaan keanekaragaman hayati disekitar kita. Kan begitu, to?



Compillated from www.iucn.org,

8.12.2013

Bagaimanan Menangkap Peluang dari Perubahan Iklim Global?


Perubahan iklim global terjadi akibat meningkatnya kosentrasi gas rumah kaca yang diwakili oleh karbon dioksida dan beberapa gas lain di atmosfer. Gas-gas tersebut bersifat memantulkan dan menyerap radiasi sinar matahari, akibatnya bumi yang berselimut gas rumah kaca menjadi semakin hangat. Akibat kondisi manusia menjadi semakin tidak nyaman dibuatnya dengan berbagai perubahan iklim yang juga dikenal sebagai pemanasan global .

Pemanasan global telah berimbas kepada seluruh aspek kehidupan manusia disegala penjuru mata angin. Karbon dioksida yang sebagian besar dihasilkan dari proses industri di Eropa dan Amerika telah membawa dampak yang lebih terasa bagi negara-negara miskin di berbagai belahan dunia. Perubahan iklim global telah membawa dampak yang sangat besar terhadap umat manusia. Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di kutub yang diikuti dengan naiknya permukaan air laut, akibatnya kota – kota di wilayah pesisir terancam tenggelam. Pemanasan global juga menyebabkan bencana alam semakin sering terjadi, diperparah dengan semakin mudahnya berbagai wabah penyakit menyebar.

Akan tetapi perubahan iklim juga membawa peluang yang sama besar melalui konservasi keanekaragaman hayati, utamanya bagi kawasan atau ekosistem yang berada dalam keadaan sehat dan seimbang. Peluang ini muncul terkait dengan potensi kawasan tersebut sebagai episentrum/pusat segala gerakan dalam melawan perubahan iklim global. Awam diketahui bahwa upaya melawan perubahan iklim dilakukan melalui adaptasi dan mitigasi. Melalui penyerapan dan peyimpanan karbon yang terjadi pada kawasan lindung baik di daratan dan lautan -seperti hutan, rawa, lahan gambut, terumbu karang- keanekaragaman hayati berperan dalam upaya mitigasi perubahan iklim, melalui penyimpanan karbon dioksida. Penyimpanan karbon ini kedepan juga akan semakin bernilai uang dengan semakin berkembangnya mekanisme perdagangan karbon.

Keanekaragaman hayati juga membantu manusia melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim melalui mekanisme jasa ekosistem yang dihasilkan berbagai jenis kawasan lindung. Beberapa servis yang kita peroleh diantaranya : pemurnian sumber air alam; menjaga cadangan protein (dari ikan dan berbagai hewan di dalamnya); sumber pangan dan tak kalah penting adalah fungsi kawasan lindung dengan kekayaan keanekaragaman hayati sebagai cadangan potensi obat-obat tradisional.

Jasa ekosistem tersebut juga termasuk perlindungan kawasan pesisir dari ancaman abarasi pantai dan erosi/banjir rob akibat kenaikan permukaan laut dengan adanya hutan magrove yang sehat dikawasan tersebut. Hutan magrove sebagai sebuah kawasan lindung juga berperan dalam meredam badai yang semakin intens terjadi dalam iklim global yang semakin berubah.



Compilated from www.iucn.org,

8.02.2013

Bagaimana Hubungan Keanekaragaman Hayati dan Pemanasan Global?

Keseimbangan keanekaragaman hayati sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim global yang saat ini menjadi konsens dunia. Keadaan ini memaksa kita untuk berbuat lebih untuk mengurangi dampak negatif terjadi semakin parah dan tak terkendali. Berbagai faktor seperti eksploitasi berlebihan, kerusakan dan fragmentasi habitat, polusi dan tersebarnya spesies alien invasif harus lebih menjadi perhatian.

Akan tetapi perubahan iklim juga membawa peluang yang sama besar dalam hal konservasi keanekaragaman hayati, utamanya bagi kawasan atau ekosistem yang berada dalam keadaan sehat dan seimbang. Peluang ini muncul terkait dengan potensi kawasan tersebut sebagai episentrum/pusat segala gerakan dalam melawan perubahan iklim global. Melalui penyerapan dan peyimpanan karbon yang terjadi pada kawasan lindung baik di daratan dan lautan -seperti hutan, rawa, lahan gambut, terumbu karang- keanekaragaman hayati berperan dalam upaya mitigasi perubahan iklim, melalui penyimpanan karbon dioksida. Penyimpanan karbon ini kedepan juga akan semakin bernilai uang dengan berkembangnya mekanisme perdagangan karbon.

Keanekaragaman hayati juga membantu manusia melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim melalui mekanisme jasa ekosistem yang dihasilkan berbagai jenis kawasan lindung. Beberapa servis yang kita peroleh diantaranya : pemurnian sumber air alam; menjaga cadangan protein (dari ikan dan berbagai hewan di dalamnya); sumber pangan dan tak kalah penting adalah fungsi kawasan lindung dengan kekayaan keanekaragaman hayati sebagai cadangan potensi obat-obat tradisional.
Jasa ekosistem tersebut juga termasuk perlindungan kawasan pesisir dari ancaman abarasi pantai dan erosi/banjir rob akibat kenaikan permukaan laut dengan adanya hutan magrove yang sehat dikawasan tersebut. Hutan magrove sebagai sebuah kawasan lindung juga berperan dalam meredam badai yang semakin intens terjadi dalam iklim global yang semakin berubah.

Sepanjang sejarah umat manusia, alam telah memberikan segala yang mereka punya, memberi kecukupan makan, merawat dan melindungi kehidupan manusia. Akan tetapi saat ini kondisi yang ada sudah berbalik arah. Kita perlu memberikan perlindungan, perawatan dan kecukupan kebutuhan kepada alam untuk mendapatkan jaminan kesehatan dan harapan masa depan sampai generasi mendatang.
 


Compilated from www.iucn.org,