10.12.2011

Akhir Cerita Hutan Sumatera di Lima Puluh Kota

Lima Puluh Kota merupakan salah satu kawasan yang berfungsi sebagai paru-paru dunia. Dengan luas lahan berupa hutan mencapai 60% (sebanyak 43% berupa hutang lindung, 9% hutan produksi dan 8% hutan suaka alam wisata/HSAW), kawasan ini mendaur ulang karbondioksida yang dihasilkan warganya menjadi oksigen yang tidak hanya dibutuhkan warganya tapi juga sangat diperlukan warga Malaka maupun Singapura. Di sinilah rupanya paru-paru dunia itu ternyata berada.


Dengan kekayaan yang sedemikan besar baik hayati maupun non hayati yang ada di perut bumi, hutan sumatera di Lima Puluh Kota menghadapi tekanan degradasi yang bertubi-tubi. Kandungan bahan tambang seperti emas, batubara, mangan, timah hitam, bijih besi yang sebagian besar berada di kawasan hutan telah menarik minat banyak pemodal untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi. Selain itu ditunjang dengan alam yang subur dan harga komoditas perkebunan yang semakin kompetitif, konversi hutan menjadi kawasan perkebunan seperti gambir, karet, sawit, kakao dan sejenisnya menjadi sesuatu yang sangat menggiurkan. Tak ubahnya kucing yang lama tak sua dengan ikan asin.
Gambaran tersebut nyata terlihat dalam peninjauan lapangan yang dilakukan Bidang Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Alam BLHKP kabupaten Lima Puluh Kota baru-baru ini. Inspeksi ini dimulai dari kawasan konservasi seputar bandar irigasi Kapalo Banda Taram. Kawasan yang pernah sohor sebagai tempat wisata anak muda namun belakangan dinyatakan tertutup untuk umum tersebut terlihat tidak terawat dan terbengkalai. Hebatnya lagi, deru suara Chain Shaw meraung-raung di celah-celah bukit diiringi kepul asap hasil pembakaran lahan yang jelas-jelas kawasan konservasi. Beberapa pohon nampak meranggas setelah terbakar, jelas sekali terlihat degradasi hutan pada kawasan ini.
Hutan yang rusak mempunyai konsekuensi pada terbatasnya area tangkapan air hujan. Penjarahan hutan menyebabkan hutan kehilangan kemampuannya untuk menyimpan air. Tidaklah mengherankan apabila kemudian terjadi anomali pada debit bandar irigasi Kapalo Banda Taram. Di musim hujan banjir mengintai seluruh warga yang berada di sekitar daerah aliran sungai. Hal yang kontras terjadi manakala jatuh musim kemarau, air menjadi sangat terbatas. Lebih banyak batu yang berada di sungai daripada air.
Kondisi ini hanya secuil dari pelik dan rumitnya mempertahankan eksistensi hutan sumatera di Lima Puluh Kota. Ekplorasi dan eksploitasi pada muka bumi dan perut bumi ternyata telah mencederai paru-paru bumi itu sendiri. Masih mungkinkah bumi bertahan hanya dengan satu paru-parunya? Apabila hal ini terus terjadi mungkin inilah akhir cerita hutan Sumatera di Lima Puluh Kota.
maszoom@limapuluhkota

10.11.2011

PETA JALAN MENUJU MASA DEPAN, HADIR DI PAYAKUMBUH

Memasuki bulan Oktber 2011, Primagama Payakumbuh melaksanakan pembagian report DMI Primagama untuk para siswa Program Sstandar Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari Tes Sidik Jari melalui DMI Primagama yang sudah dilakukan pada saat siswa pertama kali tercatat sebagai siswa bimbingan belajar. Laporan DMI Assesment ini dibagikan kepada seluruh siswa Primagama Payakumbuh.


Laporan DMI ini diberikan sebagai nilai tambah belajar di Primagama dan untuk membantu para orang tua memahami potensi yang ada dalam diri seseorang sejak lahir, kecerdasan intrinsik, cara belajar yang lebih disukai dan yang lebih dominan. Tujuan lebih lanjut dari Report DMI ini adalah agar para orang tua dapat memahami distribusi kekuatan seseorang, sehingga proses belajar dapat lebih berarti dan mencapai kesuksesan dalam kehidupan.
Laporan DMI Assesment ini memberikan informasi di beberapa hal, yaitu : Gaya manajemen pribadi yang dibawa sejak lahir; kecerdasan interpersonal; metode berpikir; nilai-nilai intrinsik yang utama; cara belajar yang disukai; distribusi kecerdasan majemuk; kecerdasan yang dominan, pola komunikasi yang lebih disukai; kepekaan belajar ; dan ciri-ciri atau karakteristik sikap bawaan.
Beragam tanggapan, rasa heran dan dukungan mengemuka dalam rilis yang dilakukan secara klasikal bertempat di Primagama Payakumbuh, pada hari Kamis, 6 Oktober 2011. Bp Lido yang merupakan orang tua salah satu siswa bernama Abby yang bersekolah di SD Roudotul Jannah Payakumbuh menyatakan ketakjubannya akan output dari tes sidik jari yang dilakukan. Laporan ini seakan menjadi peta jalan menuju masa depan bagi putra putrinya. Selanjutnya beliau juga menyatakan minat yang sangat besar untuk melakukan tes serupa terhadap buah hatinya yang lain. Sebagai informasi adik kita Abby ini merupakan cucu dari Walikota Payakumbuh saat ini.
*Mas zoom @ simpang benteng

10.07.2011

Keanekaragaman Hayati, Aset Berharga Pembangunan Berkelanjutan

Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman makhluk hidup di muka bumi dan peranan-peranan ekologisnya yang meliputi keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman genetik. Keanekaragaman ini terlihat pada :
1. tingkat antar-spesies, misalnya dalam keluarga Mangifera ada mangga, kebembem, kuweni, bacang, kemang, dan pakel; dalam keluarga Nephelium ada rambutan, kapulasan, dan kelengkeng; contoh lain dalam keluarga Durio ada durian, lai, krantongan, dan lahong.
2. tingkat di dalam spesies contoh dalam spesies mangga terdapat mangga golek, mangga arumanis, mangga indramayu, mangga lalijiwo, dan mangga manalagi; dalam spesies rambutan ada rambutan binjai, rambutan aceh, rambutan rapiah, dan sebagainya. Keanekaragaman ini juga ditunjukkan oleh kemampuan komponen keanekaragaman hayati dalam memberikan manfaatnya, baik berupa barang dan jasa, maupun yang berupa nilai dalam pemanfaatan lainnya. Komponen keanekaragaman hayati yang telah dimanfaatkan disebut sumber daya hayati.
Keanekaragaman hayati meliputi beberapa tingkatan, yaitu ekosistem, spesies, dan di dalam spesies atau genetik. Spesies tumbuhan atau tanaman dan spesies hewan atau binatang secara bersama-sama membentuk suatu masyarakat. Kumpulan makhluk hidup ini bersama lingkungan fisiknya secara menyatu membentuk ekosistem. Ekosistem dapat berbentuk alami (terrestrial), dapat juga buatan/binaan manusia (artifisial). Di dalam ekosistem alami dan ekosistem buatan/binaan terdapat juga keanekaragaman. Keanekaragaman ekosistem, baik yang alami maupun yang binaan/buatan diidentifikasi telah memberikan berbagai manfaat. Bila di suatu daerah terdapat lebih banyak ragam ekosistem, lebih besar pula peluang bagi daerah pemiliknya untuk memanfaatkan keanekaragaman ekosistem ini. Ekosistem pun dapat memberikan kontribusi manfaatnya dalam bentuk barang dan jasa.
Keanekaragaman hayati bervariasi menurut masing-masing daerah sebagai contoh di Kabupaten Lima Puluh Kota. Di samping itu, dalam batas tertentu, masing-masing daerah menunjukkan kekhasan, baik tumbuhan, tanaman maupun satwa/hewannya. Secara alami komponen keanekaragaman makhluk hidup mempunyai keterbatasan persebaran, sehingga tiap daerah pun menunjukkan kekhasan dalam menampilkan keanekaragaman hayatinya. Batasan batasan wilayah dengan bentuk kekhasan tersebut selanjutnya dikenal sebagai ekoregion (ecoregion). Dalam hal ini Kabupten Lima Puluh Kota berada pada Ekoregion Sumatera.
Tingginya tingkat keanekaragaman hayati suatu daerah memberikan peluang pemanfaatan yang lebih tinggi, karena semakin banyaknya pilihan dan cadangan (dalam bentuk barang dan jasa) yang dapat dimanfaatkan. Dengan demikian, daerah yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi mempunyai peluang besar pula untuk memperoleh keuntungan dari pemanfaatan keanekaragaman hayati dan bagian-bagiannya. Sebagai contoh kekayaan plasma nutfah dari berbagai jenis tanaman unggul akan memberikan pengaruh nyata pada peningkatan produktifitas produk pertanian seperti salah satunya jenis Cabe Kopay yang sukses dikembangkan di Payakumbuh. Jelaslah bahwa keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat bagi pemerintah daerah, masyarakat dan lingkungannya, baik dalam bentuk moneter maupun non moneter.


(Oleh : Mas Zoom dari berbagai sumber)

10.06.2011

TEMUKAN KARAKTER KOMUNIKASI BUAH HATI ANDA

Setiap orang dan setiap individu memiliki cara tersendiri dalam belajar dan berkomunikasi dengan orang lain. Dengan melakukan pemahaman akan hal ini, akan dapat dicegah terjadinya masalah yang tidak perlu dan yang membuang waktu berkaitan dengan terjadinya miskomunikasi dan metode pembelajaran yang salah. Beberapa karakter komunikasi yang sekarang dikenal antara lain :


A. Afektif
Seorang anak yang mempunyai karakter komunikasi afektif akan mencari pengetahuan dan jawaban melalui modifikasi dan pengembangan materi-materi yang sudah ada. Dia akan belajar melalui media seperti surat kabar, film, majalah dan sejenisnya. Dia sangat termotivasi dari membaca biografi orang-orang terkenal, terorganisasi dan terencana dengan contoh-contoh yang telah ada dan cukup berperstasi tetapi membutuhkan penghargaan dari orang lain untuk bisa lebih berprestasi/berkembang, membutuhkan dorongan untuk menumbuhkan perasaan senang dalam belajar, dan meningkatkan motivasi.
Penilaian ini memberikan gambaran yang obyektif mengenai distribusi kecerdasan bawaan seseorang dan gaya belajar yang lebih disukai.
Para orang tua disarankan untuk:
a) mengerti bahwa setiap orang itu unik dan memiliki kecerdasan bawaan dan gaya belajar yang berbeda;
b) memahami potensi intrinsik seseorang dan gaya belajar yang lebih disukai serta memakai cara belajar dan pengajaran yang benar untuk mencapai terobosan dalam pembelajaran dan proses belajar mengajar;
c) memahami distribusi kecerdasan seseorang dan menyediakan lingkungan yang benar, memakai cara belajar/mengajar yang benar.

B. Kognitif :
Seoarang anak yang mempunyai karakter komunikasi kognitif akan mencari pengetahuan secara mandiri, memiliki inisiatif untuk mencari ilmu pengetahuan, dan menemukan jawabannya. Dia cenderung memiliki egosentris, sulit dalam berkomunikasi, sangat percaya dengan keyakinan dan pengetahuannya, harus mengetahui sendiri dimana letak kesalahannya. Membutuhkan alasan dan tujuan yang jelas untuk memotivasi belajarnya, membiarkannya untuk berpikir dan memberikan jawaban sedikit. Termotivasi dengan prestasi yang dicapainya. Membutuhkan ruang dan penghargaan dalam berkomunikasi dan pengambilan keputusan, memiliki ego dan harga diri yang tinggi, hukuman yang keras membuatnya kehilangan semangat tetapi tetap ada kecenderungan untuk belajar dari kesalahan.

C. Kritis
Seoarang anak yang mempunyai karakter komunikasi kritis ditandai dengan pribadi yang angat kreatif, mencintai tantangan-tantangan, sangat menyukai adanya persaingan. Untuk lebih berkembang, membutuhkan tantangan dan standar baru yang lebih tinggi. Dilatih dengan metode logika terbalik. Menggunakan sistem pengumpulan nilai untuk mendapatkan hadiah. Termotivasi oleh tantangan. Memberikan kesempatan untuk membuat rencana sendiri dan mengatur diri sendiri.

D. Refleksi
Seoarang anak yang mempunyai karakter komunikasi refleksi mempunyai sifat terbuka, mampu menampung/menyerap banyak hal meskipun tidak harus memahami semua. Membutuhkan kesabaran dengan melakukan pengulangan secara terus-menerus untuk memperoleh pengetahuan. Paling baik kalau diberikan satu persatu pembelajaran (1 hal untuk dipelajari/diajarkan). Metode reward dan punishment yang jelas untuk proses perbaikan dan mencapai tujuan. Termotivasi oleh tujuan dan ide-ide filosofis. Perlu adanya rencana kegiatan sehari-hari dan perlu adanya refleksi/perenungan mengenai kegiatan sehari-hari.

Salah satu kendala kita adalah memahami dan menemukan karakter komunikasi tersebut. Akan tetapi segala kendala tersebut kini telah berlalu. Melalui suatu metode yang dikenal sebagai Dermatoglyphics Multiple Intellegences Primagama (DMI Primagama) karakter komunikasi anak anak kita dapat diketahui hanya dengan melakukan test pada sidik jari. Selain itu tes sidik jari melalui DMI Primagama juga menghasilkan output antara lain : Gaya manajemen pribadi yang dibawa sejak lahir; kecerdasan interpersonal; metode berpikir; nilai-nilai intrinsik yang utama; cara belajar yang disukai; distribusi kecerdasan majemuk; kecerdasan yang dominan, pola komunikasi yang lebih disukai; kepekaan belajar ; dan ciri-ciri atau karakteristik sikap bawaan. Melalui tes sidik jari ini bakat dan potensi anak kita dapat dipetakan secara komprehensif.
*mas zoom disadur dari dmiprimagama.com

10.05.2011

KONSERVASI SUMBER DAYA AIR MELALUI PEMANFAATAN AIR HUJAN

Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi, sebagian masuk ke dalam tanah, sebagian lagi menjadi aliran permukaan, yang sebagian besar masuk ke sungai dan akhirnya bermuara di lautan lepas. Air hujan yang jatuh ke bumi tersebut menjadi sumber air bagi makhluk hidup. Curah hujan di wilayah Indonesia cukup tinggi, yaitu berkisar antara 2.000 - 4.000 mm/tahun. Alih-alih menjadi sumber air bersih, air hujan malah sering menimbulkan banjir pada musim penghujan, karena air hujan tidak
dapat meresap ke tanah seiring dengan menurunnya daerah resapan.


Di sisi lain dengan pertumbuhan jumlah penduduk, maka kebutuhan air bersih meningkat, diperkirakan pemanfaatan air tanah untuk memenuhi kebutuhan penduduk sebesar 110 liter/ hari/orang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan WHO. Pemanfaatan air tanah yang berlebihan akan menimbulkan dampak negatif antara lain: intrusi air laut; penurunan muka air tanah dan amblesan tanah (land subsidence) yang menyebabkan genangan banjir dimusim penghujan. Sementara itu alih fungsi lahan pada daerah resapan akan menurunkan resapan air hujan, sehingga terganggunya ketersedian air bersih.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut di atas, maka perlu dipertahankan kesetimbangan melalui proses pengambilan dan pengisian air hujan (presipitasi dan infiltrasi) dengan meresapkan ke dalam pori-pori/rongga tanah atau batuan, serta dilakukan upaya konservasi air. Prinsip dasar konservasi air adalah mencegah atau meminimalkan air yang hilang sebagai aliran permukaan dan menyimpannya semaksimal mungkin ke dalam tubuh bumi. Berdasarkan pada prinsip ini maka curah hujan yang berlebihan pada musim hujan tidak dibiarkan mengalir ke laut tetapi ditampung dalam suatu wadah yang memungkinkan air kembali meresap ke dalam tanah (groundwater recharge) melalui pemanfaatan air hujan dengan cara membuat kolam pengumpul air hujan, sumur resapan dangkal, sumur resapan dalam dan lubang
resapan biopori.
Pemanfaatan air hujan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain curah hujan, nilai kelulusan batuan (konduktivitas hidrolik), luas tutupan bangunan, muka air tanah, dan lapisan akuifer. Agar dapat terimplementasikan pada masyarakat atau pengelola bangunan maka diperlukan tata cara pemanfaatan air hujan. Bentuk-bentuk pemanfaatan air hujan ini antara lain berupa : kolam/bak pengumpul air hujan (diatas atau dibawah permukaan tanah); sumur resapan; dan lubang resapan Biopori.

*Maszoom dari berbagai sumber