10.07.2011

Keanekaragaman Hayati, Aset Berharga Pembangunan Berkelanjutan

Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman makhluk hidup di muka bumi dan peranan-peranan ekologisnya yang meliputi keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman genetik. Keanekaragaman ini terlihat pada :
1. tingkat antar-spesies, misalnya dalam keluarga Mangifera ada mangga, kebembem, kuweni, bacang, kemang, dan pakel; dalam keluarga Nephelium ada rambutan, kapulasan, dan kelengkeng; contoh lain dalam keluarga Durio ada durian, lai, krantongan, dan lahong.
2. tingkat di dalam spesies contoh dalam spesies mangga terdapat mangga golek, mangga arumanis, mangga indramayu, mangga lalijiwo, dan mangga manalagi; dalam spesies rambutan ada rambutan binjai, rambutan aceh, rambutan rapiah, dan sebagainya. Keanekaragaman ini juga ditunjukkan oleh kemampuan komponen keanekaragaman hayati dalam memberikan manfaatnya, baik berupa barang dan jasa, maupun yang berupa nilai dalam pemanfaatan lainnya. Komponen keanekaragaman hayati yang telah dimanfaatkan disebut sumber daya hayati.
Keanekaragaman hayati meliputi beberapa tingkatan, yaitu ekosistem, spesies, dan di dalam spesies atau genetik. Spesies tumbuhan atau tanaman dan spesies hewan atau binatang secara bersama-sama membentuk suatu masyarakat. Kumpulan makhluk hidup ini bersama lingkungan fisiknya secara menyatu membentuk ekosistem. Ekosistem dapat berbentuk alami (terrestrial), dapat juga buatan/binaan manusia (artifisial). Di dalam ekosistem alami dan ekosistem buatan/binaan terdapat juga keanekaragaman. Keanekaragaman ekosistem, baik yang alami maupun yang binaan/buatan diidentifikasi telah memberikan berbagai manfaat. Bila di suatu daerah terdapat lebih banyak ragam ekosistem, lebih besar pula peluang bagi daerah pemiliknya untuk memanfaatkan keanekaragaman ekosistem ini. Ekosistem pun dapat memberikan kontribusi manfaatnya dalam bentuk barang dan jasa.
Keanekaragaman hayati bervariasi menurut masing-masing daerah sebagai contoh di Kabupaten Lima Puluh Kota. Di samping itu, dalam batas tertentu, masing-masing daerah menunjukkan kekhasan, baik tumbuhan, tanaman maupun satwa/hewannya. Secara alami komponen keanekaragaman makhluk hidup mempunyai keterbatasan persebaran, sehingga tiap daerah pun menunjukkan kekhasan dalam menampilkan keanekaragaman hayatinya. Batasan batasan wilayah dengan bentuk kekhasan tersebut selanjutnya dikenal sebagai ekoregion (ecoregion). Dalam hal ini Kabupten Lima Puluh Kota berada pada Ekoregion Sumatera.
Tingginya tingkat keanekaragaman hayati suatu daerah memberikan peluang pemanfaatan yang lebih tinggi, karena semakin banyaknya pilihan dan cadangan (dalam bentuk barang dan jasa) yang dapat dimanfaatkan. Dengan demikian, daerah yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi mempunyai peluang besar pula untuk memperoleh keuntungan dari pemanfaatan keanekaragaman hayati dan bagian-bagiannya. Sebagai contoh kekayaan plasma nutfah dari berbagai jenis tanaman unggul akan memberikan pengaruh nyata pada peningkatan produktifitas produk pertanian seperti salah satunya jenis Cabe Kopay yang sukses dikembangkan di Payakumbuh. Jelaslah bahwa keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat bagi pemerintah daerah, masyarakat dan lingkungannya, baik dalam bentuk moneter maupun non moneter.


(Oleh : Mas Zoom dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: