2.28.2013

Keanekaaragaman Hayati Dalam Angka



129
Jumlah burung yang tercatat sudah punah, sebanyak 103 spesies punah hanya dalam 200 tahun terakhir

50
Persen habitat karang penghalang besar di Australia yang mungkin bertahan jika emisi gas rumah kaca global tidak diturunkan sampai dengan 25 persen pada tahun 2020

100.000
Jumlah harimau yang ada pada awal abad dua puluh, saat ini tidak lebih dari 3.600 ekor harimau di seantero jagat

1,3 Juta
Pada dekade 80-an, tercatat lebih dari 1,3 juta gajah di seluruh dunia, hari ini ada kurang dari 500.000 ekor saja

2
Dua suaka marga satwa harimau di India tidak mempunyai satu ekor pun harimau di dalamnya kawasannya

100.000
Seekor tuna bluefin yang sangat langka dihargai US$ 100.000 di pasar ikan Tsukiji, Tokyo

adapted from UNEP, The Nairobi, Kenya

2.25.2013

Bagaimana pola konsumsi kita berpengaruh terhadap perubahan iklim global



Meningkatnya  pola konsumsi kita berkorelasi langsung dengan terjadinya perubahan iklim global. Produksi bahan pangan dan sistem pertanian global sangat bergantung kepada energi fosil. Bahan bakar minyak digunakan pada hampir semua aspek produksi pangan, mulai dari pembuatan pupuk kimia, irigasi, mekanisasi pertanian sampai dengan pengolahan dan distribusi hasil pertanian.
Selanjutnya ketika makanan yang kita produksi tidak terkonsumsi dengan baik, misalnya karena kelebihan stok dan penurunan kualitas, bahan pangan tersebut akan berakhir di tempat sampah dan terdekomposisi secara anaerob. Masalah lebih besar muncul karena gas yang diemisikan dari proses tersebut adalah gas metana yang 25 kali lebih berbahaya dibanding karbon dioksida dalam efek rumah kaca.
Sebagai gambaran akan pengaruh pola konsumsi kita terhadap perubahan iklim global, berikut disajikan beberapa data yang berasal dari Organisasi Pangan Dunia (FAO).
·           Di negara Inggris, total emisi gas rumah kaca yang berasal dari makanan yang terbuang menjadi sampah setara dengan 20 persen emisi kendaraan di seluruh jalan raya Britania;
·           Makanan yang terbuang menjadi sampah di Amerika Serikat setara dengan 300 juta barel minyak bumi pertahun, hampir 4 persen dari  total konsumsi minyak negara tersebut;
·           Makanan menjadi komponen utama yang dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah di Amerika Serikat, dan menjadi sumber bagi 34 persen emisi gas rumah kaca .
Selanjutnya bagaimana dengan kita di nusantara? Baiknya kita gali kembali segala nilai – nilai dan kerifan lokal yang ada, agar kita tidak sama dengan mereka. Agama mengajarkan bahwa Tuhan tidak menyukai hambanya yang berlebihan, misal dalam konsumsi makanan.
Sifat mubadzir adalah perbuatan setan. Kita mulai dengan membeli sesuai kebutuhan. Pastikan setiap kilogram bahan pangan yang kita siapkan aman sampai terkonsumsi di meja makan.
Mau, jadi kawan syaitan?
www. Maszoom.blogspot.com
adapted from FAO, Roma, Italia

2.22.2013

Bisa apa kita dengan US$ 4 M per tahun?



Hampir 900 juta penduduk dunia mengalami kelaparan yang pada umumnya terjadi di negara-negara dunia ketiga. Pada saat yang sama lebih dari satu milyar manusia kelebihan makan yang berpengaruh pada berat badan dan kesehatan. Umumnya kejadian ini terjadi di negara-negara yang mengaku sudah maju. Dengan pola produksi dan konsumsi bahan pangan dunia seperti sekarang ini, produksi pangan dunia diperkirakan harus digenjot sampai dengan 60 persen pada tahun 2050.

Penanganan bahan pangan pasca panen yang lebih efektif dan efisien kemudian menjadi satu hal yang paling realistis untuk dikembangkan demi menjamin keteraturan suplai pangan dari ladang ke meja makan. Sebagai gambaran, pengelolaan panen yang buruk di negara-negara Afrika Sub-Sahara berpotensi  menyebabkan kehilangan bahan pangan senilai US$ 4 milyar  atau Rp 40 triliun pertahunnya. Angka tersebut sudah lebih dari cukup untuk memberi makan 48 juta penduduk SELAMA SETAHUN.

Bahan makanan yang hilang dan terbuang menjadi sampah mengakibatkan kita kehilangan kesempatan untuk memberi makan penduduk dunia yang sedang  tumbuh. Keadaan ini juga berimbas pada menurunnya kelestarian lingkungan, menurunnya kualitas lahan, terganggunya persediaan sumber air dan juga rusaknya potensi keanekaraman hayati. Terbentuknya gas metan dari makanan yang terbuang menjadi sampah juga berdampak besar terhadap perubahan iklim global.

Kehilangan pangan pada penangan pasca panen dan makanan yang terbuang menjadi sampah sepanjang jalur distribusi dan konsumsi mempunyai dua dampak negatif yang sama besar terhadap lingkungan : tekanan/eksploitasi terhadap sumber daya alam dan jasa ekosistem; dan timbulnya polusi dari sampah makanan yang dibuang.
 
Dalam konteks global, seiring meningkatnya tekanan terhadap sumber daya alam, saat  ini hampir sepertiga makanan yang dihasilkan atau sekitar 1,3 milyar ton pertahun terbuang percuma tanpa sempat termakan. Sebagian mungkin berasal dari dapur dan meja makan anda?

www.maszoom.blogspot.com adapted from FAO, Rome, Italy

2.21.2013

Kawasan Bernilai Penting Bagi Konservasi Keanekaragaman Hayati



Konvensi internasional tentang Keanekaragaman hayati (the convention on Biological Diversity) mendefinisikan keanekaragaman hayati sebagai : variabilitas /keanekaragaman diantara berbagai organisme hidup yang berasal dari semua sumber termasuk diantaranya, inter alia, daratan, lautan serta ekosistem air lainnya dan segala bagian yang menjadi suatu kerumitan ekologis termasuk didalamnya keragaman spesies, antar spesies, dan ekosistem.
Konservasi keanekaragaman hayati tidak bisa terlepas dari penyelamatan kawasan bernilai penting bagi keanekaragaman hayati. Kawasan dengan keanekaragaman hayati yang bernilai sangat penting antara lain :

  • Kawasan yang mendukung habitat /spesies /genotif yang endemik, jarang maupun yang mengalami penurunan populasi; 
  •  Kawasan yang mendukung genotif dan spesies dimana kehadirannya dibutuhkan  oleh spesies lain; 
  •  Area yang berlaku sebagai buffer/ penyangga, habitat yang berkaitan, atau koridor ekologi atau area yang berperan penting dalam menjaga kualitas lingkungan hidup; 
  •  Area yang mempunyai penggunaan penting secara secara musiman atau berperan secara ktitis dalam migrasi; 
  •  Kawasan yang mendukung habitat, populasi spesies, ekosistem yang labil, spesies yang terancam dan sulit untuk pulih; 
  •  Area yang mendukung wilayah lain yang lebih luas yang pada awalnya merupakan sebuah habitat tidak terganggu; Kawasan yang berlaku sebagai area pengungsian bagi keanekaragaman hayati selama perubahan iklim maupun kelanjutan proses evolusi; 
  •  Kawasan yang mendukung keanekaragaman hayati dimana migrasi sulit untuk terjadi, termasuk habitat yang memerlukan waktu lama untuk membangun karakteristik; dan 
  •  Area yang saat ini miskin secara keanekaragaman hayati namun mempunyai peluang untuk mempunyai kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi melalui intervensi (manusia) secukupnya.

Pertanyaan seanjutnya, seberapa penting kehadiran kita sebagai individu dan komponen kenanekaragaman hayati berperan dalam habitat dan ekosistem kita?

2.19.2013

Pemanasan Global Dalam Angka #2




50 Milyar
Setiap tahunnya 50 milyar burung bermigrasi secara fenomenal melintasi batas negara dan kawasan di seluruh dunia, jika ada satu burung dalam sangkar di rumah anda segera lepaskan! Karena jumlah diatas akan menjadi 49.999.999.999 ekor burung!

2,2 Juta
Sebanyak 2,2 juta spesies kekayaan keanekaragaman mahluk hidup yang berkelana di dalamnya lautan

500 Juta
Sebanyak 500 juta penduduk dunia menggantungkan hidupnya dari aktivitas perikanan dan budidaya perairan yang rentan terkena efek pemanasan global

US$ 200 Milyar (Rp 2.000 Triliun)
Estimasi uang yang beredar dalam perdagangan produk kehutanan di seluruh dunia setiap tahunnya, cukup untuk menutup utang bangsa indonesia

145
Negara di dunia yang berbagi bersama atas daerah aliran sungai

5 – 10 Juta Hektar
Merupakan lahan pertanian yang berubah fungsi dan mengalami degradasi setiap tahunnya, akan sangat sedih bila rumah anda ternyata berdiri diatas lahan sawah

2,1 Milyar
Sebanyak 2,1 milyar penduduk bumi hidup di daerah kering laksana Gurun Sahara

12 Juta
Angka yang menunjukkan warga bumi yang mengalami kekeringan di kawasan tanduk Afrika (Ethiopia, Eritrea, Somalia and so on)

90%

Sebanyak 90% dari seluruh padang rumput di China (393 juta hektar) mengalami kerusakan berkaitan tekanan pertumbuhan ekonomi terhadap eksploitasi sumber daya alam

www.maszoom.blogspot  Adopted  from UNEP