2.11.2011

SELAMATKAN BUMI DARI DARI LOBAL WARMING

Air merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting. Seluruh jagat raya akan hampa tanpa kehidupan tanpa kehadiran air. Manusia akan mampu survive dalam beberapa hari bertahan tanpa makanan, akan tetapi manusia tidak akan lama bertahan tanpa adanya konsumsi air. Sumber daya air dimanfaatkan manusia tidak hanya untuk makan dan minum, tetapi juga untuk berbagai kebutuhan vital lain seperti dalam rumah tangga, industri, transportasi, oembangkit energi maupun sanitasi.


Melihat arti penting sumber daya air, menjadi sangat krusial penerapan kebijakan managemen sumber daya air demi kelangsungan seluruh kehidupan di muka bumi. Managemen sumber daya air yang buruk akan menyebabkan berbagai masalah kehidupan yang dimulai dari hilangnya sumber daya air yang selanjutnya menimbulkan krisis kebutuhan air. Tidak sedikit konflik antar daerah maupun antar negara muncul terkait adanya perebutan kepentingan akan sumber daya air.

Sejarah panjang kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari kaitan erat antara manusia dan air sebagai salah satu kebutuhan vital. Kemajuan berbagai kebudayaan jaman purba didukung oleh melimpahnya sumber daya air yang melimpah yang digunakan baik untuk kebutuhan sehari hari maupun sarana transportasi. Kemajuan kebudayaan Bangsa Mesir didukung air dari Sungai Nil, Bangsa Mesopopotamia (Irak kuno) dengan Sungai Eufrat dan Sungai Tigris, Bangsa India Kuno dengan Sungai Indus serta Bangsa China Kuno dengan Sungai kuning. Hal sama terjadi di Indonesia pada masa jaman kerajaan kerajaan dahulu. Kemajuan Kerajaan Kutai didukung suplai air dari Sungai Mahakam, Kerajaan Tarumanegara dengan Sungai Ciliwung, Kerajaan Sriwijaya dengan Sungai Musi dan yang paling fenomenal adalah jayanya Kerajaan Majapahit yang tanpa disadari didukung sumber air Sungai Brantas.

Memasuki abad ke 21, sumber daya air menjadi salah satu isu yang mengglobal. Badan dunia UNESCO melakukan prediksi bahwa pada tahun 2020 dunia akan mengalami krisis air secara menyeluruh. Laporan UNESCO (Water for People - Water for Life, 2003) menyatakan bahwa buruknya mangemen sumber daya air menyebabkan tingginyan angka kematian diberbagai negara. Diperkirakan terdapat sekitar 25.000 orang meninggal per harinya akibat malnutrisi ditambah 6.000 lagi meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan air (water-related diseases). Parahnya sebagian besar dari kasus tersebut menimpa anak anak dengan usia di bawah lima tahun.

Tinjauan secara khusus terhadap kejadian kelangkaan air di Indonesia telah menjadi satu permasalahan dalam managemen sumber daya air yang harus segera dipecahkan. Dengan letaknya yang berada di daerah katulistiwa, krisis sumber air di Indonesia menjadi sangat sangat terasa apabila memasuki musim kemarau. Kekeringan dimasa kemarau meyebabkan efek domino dengan terjadinya gagal panen yang semakin mempersulit posisi para pembuat kebijakan dalam mengelola sumber daya air. Selain terjadinya kemarau, kegagalan dari sistem yang mengatur negara untuk meregulasi, mengatur dan menjaga kelestarian sumber daya air dari gerogotan sistem kapitalisme-liberalisme yang mengglobal menjadi aspek penting yang semakin memperparah kasus kelangkaan air di Indonesia.

Kerakusan sistem kapitalisme berdampak sangat signifikan pada saat populasi penduduk terus meningkat yang diiringi dengan tingkat konsumsi yang melonjak yang ditangkap oleh para pelaku industri untuk meningkatkan produksi semaksimal mungkin. Adanya ketimpangan ketersediaan sumber daya air dengan besarnya kebutuhan seolah olah menjadi bom waktu untuk munculnya kelangkaan air. Pandangan masyarakat awam secara nyata seolah oleh menyalahkan adanya ledakan penduduk sebagai sebagai satu satunya masalah penyebab munculnya krisis sumber daya air.

Krisis air yang telah terjadi dimana mana dan terus meningkat setiap tahunnya kini telah memicu suatu krisis ekologi, ekonomi maupun krisis politik lintas negara yang akan mengancam di tahun tahun mendatang. Krisis kelangkaan air yang sudah didepan mata memerlukan suatu solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut secara mendasar. Dua hal yang dapat dilakukan adalah mencarikan dan melakukan solusi secara praktis (short term) maupun solusi jangka panjang (long term) yang bersifat sistemik yang terkait dengan para pembuat kebijakan.

Krisis kelangkaan air sebagian besar disebabkan oleh adanya ketimpangan antara kebutuhan dengan ketersediaan sumber daya air. Untuk mengurangi tingkat konsumsi air bisa kita mulai dengan melakukan penghematan yang dapat dimulai dari hal yang paling sederhana pada diri kita sendiri dan kita lakukan saat ini juga. Apabila semua orang dimuka bumi telah sadar akan arti pentingnya air bagi kehidupan, maka niscaya bumi akan terselamatkan dan kelangsungan hidup populasi manusia akan terjamin.

Trik dan tips penghematan konsumsi air dalam kehidupan sehari hari yang dapat kita lakukan antara lain :

• Memeriksa kondisi selang/pipa jaringan air yang ada di rumah. Apabila ditemukan adanya kebocoran segera dilakukan perbaikan. Adanya kebocoran juga dapat ditelisik dari adanya lonjakan pembayaran rekening air padahal tidak ada perubahan pola konsumsi air yang dilakukan.

• Hindari membuang sesuatu (sampah, puntung rokok, tisu, pembalut) ke dalam kloset. Bentuknya yang padat menyebabkan kita memerlukan lebih banyak air (20-30 liter) untuk mengguyurnya sampai habis.

• Pemilihan mandi dengan Shower dari pada bak mandi (Bath Tub) akan menghemat konsumsi air sampai dengan 800 liter untuk sekali mandi. Penghematan air akan semakin besar dengan pemilihan kepala shower (Shower head) serta tangki pemanas yang lebih kecil. Menutup kran shower manakala kita menyabun tubuh juga sangat penting.

• Menggunakan tandon air kloset yang kecil (8-12 liter) juga akan menghemat air sampai dengan 70% dibanding menggunakan tandon air dengan kapasitas besar (18-25 liter).

• Mematikan kran air serta memilih menggunakan gelas untuk mengambil air sewaktu menggosok gigi akan dapat menghemat 2-3 liter air setiap kali menggosok gigi.

• Pada waktu mencuci pakaian, pilih detergen yang ringan dan ramah lingkungan sehingga tidak memerlukan banyak air untuk membilasnya.

• Gunakan air bekas kucuran kran maupun bekas wudhu untuk menyiram tanaman, mengisi kolam ikan maupun untuk keperluan lain.

• Menyiram tanaman (hias) di rumah sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari sewaktu suhu udara tidak terlalu panas serta tiupan angin tidak terlalu kencang sehingga mampu mengurangi kehilangan air akibat penguapan (evaporasi).

• Menyiram tanaman akan lebih efektif dan hemat air dengan menggunakan Gembor atau sprinkel head dari pada dengan disiram langsung. Pilih tanaman (hias) yang tidak rakus air seperti dari jenis kaktus, sansievera maupun kamboja jepang.

• Hindari membiarankan kran air terus mengucur saat mencucui sepeda motor atau mobil. Gunakan ember untuk menampung air, cara ini akan menghemat air sekitar 200 liter.

• Beritahukan kepada anak anak untuk tidak bermain main dengan kran maupun selang air di halaman maupun saat mandi. Apabila hal ini dilakukan, akan terjadi pemborosan air berkisar antara 50 – 150. liter.

Mari kita selamatkan bumi kita satu satunya dari kehancuran dengan melakukan penghematan konsumsi air mulai hari ini (Created by mas zoom dari berbagai sumber, see my page @ www.maszoom.blogspot.com).

Tidak ada komentar: