5.20.2013

Bagaimana Dampak Pemanasan Global Terhadap Sektor Pariwisata


Pariwisata merupakan sektor industri yang dapat terpengaruh secara langsung akibat perubahan iklim global. Perubahan iklim global akan membawa berbagai dampak seperti perubahan awal pergantian musim, perubahan tutupan salju, kerusakan pesisir sampai dengan kejadian cuaca ekstrim yang lebih sering. Semua itu akan berdampak secara langsung kepada perkembangan sektor pariwisata. Cuaca ekstrim saja secara sepihak telah merugikan industri penerbangan senilai ratusan juta dolar akibat pembatalan penerbangan yang pada ujungnya berimbas pada jumlah kunjungan wisatawan.

Pariwisata bersama dengan perikanan laut merupakan dua sektor yang paling terkena dampak dari terjadinya kerusakan ekosistem pesisir, termasuk diantaranya kerusakan terumbu karang dan semakin banyaknya kepunahan spesies kenakekaragaman hayati lautan. Pemanfaatan sumber daya alam laut yang melebihi daya dukung dan pemanfaatan secara tidak berkelanjutan telah memperparah efek pemanasan global terhadap kekayaan sumber daya alam bahari.

Saat ini pemutihan karang (coral bleaching) telah menjadi isu yang sensitif bagi beberapa negara seperti Madives, Australia, Indonesi dan Hawai yang menjadikan sektor pariwisata bahari sebagai penggerak perekonomian. Akibat terjadinya pemutihan karang, lautan laksana gurun yang gersang tanpa penghuni. Hal ini terjadi akibat kenaikan suhu lautan yang berkaitan dengan efek rumah kaca dan pemanasan global.

Pemanasan global juga menjadikan sebuah perjalanan wisata menjadi lebih beresiko akibat kenaikan permukaan air laut dan semakin sering terjadinya cuaca ekstrim. Cuaca ekstrim mendatangkan banjir dan angin topan yang menjadikan dermaga, bandara, jalan, rel kereta api, jembatan dan segala sarana infrastruktur semakin rentan mengalami kerusakan. Cuaca ekstrim juga menjadikan sebuah perjalanan ke resort ski di puncak Alpen Swiss menjadi semakin menantang dengan salju yang turun tak menentu.

Meski pemanasan global mendatangkan beragam efek negatif pada sektor pariwisata, efek positif pada kasus yang sama bukannya sama sekali tidak ada. Salah satu yang mengemuka adalah pencairan es di kutub utara telah membawa berkah terbukanya jalur pelayaran melewati Samudera Artika. Dengan adanya jalur ini, dipastikan perjalanan wisata ke kutub utara menjadi tak kalah seksi dibanding wisata ke luar angkasa. Selain itu arus perdagangan global antara timur (Jepang, Korea, China) dan barat (Amerika, Eropa) akan semakin kuat dengan jalur niaga yang makin dekat tanpa harus melewata Terusan Panama atau Samudera India. Gimana selanjutnya?


contents adapted form OP UNEP

Tidak ada komentar: