3.01.2014

Peran pengelolaan sumber daya air terhadap konsep pembangunan berkelanjutan


aia tajun, salah satu sumber daya air (private_doc)
Pembangunan berkelanjutan menuntut pemanfaatan sumber daya air secara lestari. Demi menunjang tiga pilar pembangunan berkelanjutan (ekonomi, sosial, lingkungan hidup) secara seimbang, pengelolaan kualitas air harus memperhatikan pelestarian dan pengendalian pencemaran air. Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting harus dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Hal ini berarti bahwa penggunaan air untuk berbagai manfaat dan kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi masa kini dan masa depan.

Guna menunjang pembangunan yang berkelanjutan sumber daya air perlu dikelola agar tersedia dalam jumlah yang aman (kontunitas), baik kuantitas maupun kualitasnya. Tigas sifat kebutuhan air ini akan bermanfaat bagi kehidupan dan perikehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya agar tetap berfungsi secara ekologis. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta kehidupan makhluk hidup lainnya. Penurunan kualitas air akan menurunkan dayaguna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung sumber daya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber daya alam (natural resources depletion).

 Berdasarkan definisinya, pencemaran air yang diindikasikan dengan turunnya kualitas air sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Yang dimaksud dengan tingkat tertentu tersebut di atas adalah baku mutu air yang ditetapkan dan berfungsi sebagai tolok ukur untuk menentukan telah terjadinya pencemaran air, juga merupakan arahan tentang tingkat kualitas air yang akan dicapai atau dipertahankan oleh setiap program kerja pengendalian pencemaran air. Penetapan baku mutu air selain didasarkan pada peruntukan (designated beneficial water uses), juga didasarkan pada kondisi nyata kualitas air yang mungkin berada antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Dampak negatif pencemaran air mempunyai nilai (biaya) ekonomik yang tidak sedikit, di samping nilai ekologis, sosial dan budaya. Upaya pemulihan kondisi air yang cemar, bagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar bila dibandingkan dengan nilai kemanfaatan finansial dari kegiatan yang menyebabkan pencemarannya. Demikian pula bila kondisi air yang cemar dibiarkan (tanpa upaya pemulihan) juga mengandung ongkos, mengingat air yang cemar akan menimbulkan biaya untuk menanggulangi akibat dan atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh air yang cemar.


tanks to kemenlh for the whole adapted contents

Tidak ada komentar: