9.22.2014

Budidaya Pertanian Organik, Selangkah Lebih Dekat Menuju Ekonomi Hijau

 “Pertanian Organik tidak hanya sebuah peningkatan nilai tambah bagi petani, lebih dari itu ini adalah sebuah investasi untuk masa depan”, UNEP, Green Economy, 2011.
green economy illustrated from web

Tidak ada satu sektor lain yang menyentuh begitu banya aspek penting dalam pengembangan ekonomi hiaju layaknya budidaya pertaian (agrikultur). Sektor penting ini mewakili sebagian besar pendapatan bagi mayoritas penduduk dunia. Budidaya pertanian menyediakan sebagian besar bahan pangan yang kita konsumsi dengan penggunaan lahan hampir 40 persen dari seluruh lahan pertanian di dunia. Dengan penggunaaan hampir 70 persen air tawar dipermukaan bumi, budidaya pertanian menyediakan berbagai keperluan masyarakat akan barang dan jasa, dan juga jasa ekosistem tentunya.

Berseberangan dengan berbagai manfaat yang diperoleh, budidaya pertanian menghasilkan begitu banyak emisi gas rumah kaca, terbesar kedua setelah sektor energi. Selain itu, budidaya pertanian konvensional juga menjadi sumber utama polusi diberbagai jenis perairan. Menjadi sedemikian penting peran budidaya pertanian untuk menjadi lokomotif perubahan/transformasi menuju ekonomi yang lebih hijau.

Pertanian organik diberbagai belahan dunia telah mempunyai peran yang sangat nyata dan menjadi semacam katalis dalam pelaksanaan roda ekonomi yang lebih hijau. Transformasi ekonomi melalui revitalisasi lahan dan produk bahan pangan mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan hasil yang lebih baik. Pertanian organik terbukti mampu meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan masyarakat pedesaan, menciptakan peluang bisnis baru bagi para investor, dan menambah kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional, melalui pengurangan biaya impor bahan dan peralatan (input) pertanian, memicu ekspor produk organik dan menekan biaya sosial yang mungkin terjadi akibat dampak negatif penggunaan bahan kimia dan pestisida dalm industri agro.

Industri agro konvensional menghasilkan produktifitas hasil per hektar yang tinggi dengan penggunaan masukan luar seperti bahan bakar fosil, pupuk buatan dan pestisida. Masukan luar tersebut dipercaya membawa efek lain seperti emisi gas rumah kaca, degradasi lahan, erosi dan penurunan kualitas sumber daya alam. Efek tersebut mengurangi kemampuan dan daya tahan alam terhadap kemungkinan penyebaran hama pada tanaman, penurunan kualitas hidup dan kesehatan (disebabkan oleh pestisida dan zat kimia lain), kehilangan kekayaan keanekaragaman hayati, ekosistem dan jasa ekosistem, kontaminasi sumber daya air, peningkatan biaya terkait perubahan iklim.  

Di lain pihak, pertanian organik menawarkan berbagai peluang bagi setiap kawasan untuk menjaga dan mengembangkan cadangan sumber daya alam dengan cara mengurangi emisi, menciptakan penyimpanan karbon, menjaga kandungan organik tanah dan meningkatkan kekayaan keanekaragaman hayati. Dalam sebuah studi yang dilaksankan badan PBB yang membidangi masalah lingkungan (UNEP), beragam nilai dari benefit publik dan jasa dari produksi organik dipekirakan mencapai hampir 40 dolar per hektar per tahun untuk pencadangan karbon. Selain itu, nilai jasa keanekaragaman hayati per hekta pertahun diperkirakan mencapai 30 dolar. Selain itu, dengan menghindari penggunaan masukan asing seperti pupuk buatan dan pestisida, pertanian organik lebih hemat sampai dengan 200 dolar per hektar per tahun dibanding dengan produksi pertanian konvensional. Secara keseluruhan, pertanian organik membawa keuntungan lingkungan sampi dengan 270 dolar per hektar per tahun dengan tambahan peningkatan nilai penggunaan lahan, peningkatan keberlanjutan dan pengelolaan lahan yang lebih baik. Sebuah angka yang tak sedikit ... andai jutaan hektar lahan yang ada bisa dikonversi menjadi organik agrikultur.

referensi : UNEP, Green Economy, 2011

Tidak ada komentar: