12.21.2015

Madzab Shallow Ecology Dalam Ilmu Lingkungan



Ilustrasi
Pada bagian terdahulu telah sedikit dikupas tentang aliran ekologi dalam (deep ecology) yang mengiringi perkembangan ilmu lingkungan. Pandangan ini mendasarkan pemikirannya pada konsep “Web of lif’, suatu  bentuk relasi manusia dan lingkungan secara harmonis dan berkelanjutan diman manusia merupakan bagian dari alam dan harus mengikuti hukum alam. Manusia dalam hal ini memiliki nilai yang tidak lebih tinggi dari mahluk lain. Lebih lanjut konsep dan pemikiran ini berkembang menjadi Model Deep Ecology, sebuah pandangan bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai intrinsic dan ke’manusia’an hanyalah salah satu komponen dari ‘web of life’ . Konsep dan pandangan Model Deep Ecology menyatakan bahwa semua bentuk perubahan alam oleh manusia hanya akan membawa kerusakan lebih parah dimuka bumi. Untuk itu manusia harus memposisikan setara dengan mahluk lainnnya.
Pandangan lain yang sebenarnya lebih dulu berkembang dalam ilmu lingkungan adalah madzab Shallow Ecology. Pandangan ini mendasarkan pemikirannya pada konsep Nature for Humanity”, suatu bentuk konsep dominasi manusia terhadap alam (anthropocentrism). Dalam pandangan ini keberadaan alam adalah untuk melayani manusia (resourcism). Sebagai gambaran mudah dalam pandangan ini adalah model Input – Ouput dalam hubungan antar manusia dan alam. Pandangan Shallow Ecology memiliki kecenderungan mengabaikan batas kapasitas alam dan nilai alam sesungguhnya. Hal berikutnya yang terjadi adalah terjadinya degradasi lingkungan dan deplesi Sumber Daya Alam.
Secara umum konsep, pola pemikiran dan madzab Shallow Ecology banyak dianut oleh mereka yang mengaku sebagai kapitalis atau liberalis. Dalam pandangan ini kekuatan modal menjadi faktor utama meningkatkan kesejahteraan umat manusia melalui pemenuhan berbagai kebutuhannya.  Kata kata magis “Pembangunan” menjadi  semacam obat penenang sekaligus obat kuat bagi terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup. Namun ada sisi positif dari konsep pemikiran ini, salah satunya memasukan kebutuhan dasar manusia, kemiskinan dan keadilan ke dalam sistem pengelolaan lingkungan .
            Nahh ... dimanakah posisi kita, dalam, dangkal atau diantaranya. Kita kembalikan kepada jiwa dan hati kita dalam memandang lingkungan terkait hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan manusia.


Referensi : Parikesit, P; Ilmu Lingkungan; Materi Pendahuluan Mata Kuliah Ilmu Lingkungan; PSMIL Unpad 2015,

Tidak ada komentar: