8.09.2016

Dampak Pencemaran Udara Terhadap Perilaku Masyarakat Urban

Ilustrasi pencemaran (net)


Masyarakat urban merupakan masyarakat perkotaan yang dicirikan dengan kehidupan dan mata pencaharian berdasarkan kegiatan jasa dan industri. Masyarakat perkotaan berbeda dengan masyarakat pedesaan (rural) yang masih mengandalkan sektor pertanian (agraris) sebagai penopang kehidupan dan mata pencaharian. Selain itu masyarakat urban juga dicirikan dengan sistem kehidupan yang cenderung individual, berbeda dengan masyarakat rural yang lebih bersifat komunal dengan ikatan kekeluargaan antar mereka yang masih dekat baik dalam hal ikatan darah, kesukuan atau agama.
Demi mempertahankan hidup, masyarakat perkotaan menyesuaikan diri dengan mengadopsi seperangkat perilaku dan adaptasi untuk mengurangi dampak yang ada. Permasalahan perkotaan seperti pencemaran udara dalam pandangan psikologi lingkungan merupakan suatu stimulus, dimana perilaku dan adaptasi masyarakat perkotaan (urban) merupakan respon yang dilakukan menghadapi rangsangan tersebut.
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai masuk atau dimasukkannya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada dalam waktu yang cukup lama akan dapat mengganggu kehidupan tidak hanya manusia akan tetapi juga bianatang dan tumbuhan. Bila keadaan tersebut terjadi maka udara dikatakan tercemar dan kenyamanan perikehidupan manusia akan terganggu.
Udara merupakan bagian dari atmosfer yang merupakan lapisan gas yang mengelilingi bumi dan melindungi bumi dari sinar sinar berbahaya yang berasal dari matahari. Lapisan atmosfer ini merupakan campuran berbagai macam gas dengan konsentrasi yang makin menurun seiring kenaikan ketinggian hingga akhirnya bertemu dengan ruang hampa di luar angkasa. Secara kasar komposisi atmosfer terdiri atas Nitrogen (78%), Oksigen (21%) dan gas gas lainnya sebesar 1%.
Oksigen sangat berguna dalam menunjang segala kehidupan yang ada di muka bumi. Seiring berjalannya waktu dari jaman purbakala, sejumlah tertentu oksigen membentuk senyawa oksigen lain yang disebut Ozon (O3). Keberadaan lapisan Ozon di atmosfer sangat penting karena dia berfungsi menyerap sinar ultra ungu (UV) dari matahari yang sangaat berbahaya bagi kehidupan di bumi. Akan tetapi sayangnnya penggunaan senyawa pendingin berupa kloroflorokarbon (CFC) dalam banyak studi telah menyebabkan terjadinya lubang ozon (Ozon hole).
Semua aktifitas manusia diperkirakan juga berpengaruh terhadap komposisi gas di atmosfer bumi melalui suatu kejadian yang disebut Efek Rumah Kaca (greenhouse effect). Berbagai gas yang dilepaskan manusia ke angkasa seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) bersifat menjebak radiasi sinar matahari yang pada akhirnya menyebabkan kenaikan suhu permukaan bumi. Perubahan keseimbangan konsentrasi gas di atmosfer inilah yang kemudian menyebabkan apa yang disebut sebagai efek rumah kaca yang berdampak pada terjadinya pemanasan global. 
Dampak lingkungan hidup dapat diartikan sebagai pengaruh pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Contoh dampak pencemaran udara adalah senyawa kimia timbal (Pb) yang pada konsentrasi tertentu menyababkan gangguan kecerdasan pada anak-anak, gangguan iritabilitas, gangguan agretifitas dan hiperaktifitas serta terjadinya tendensi kriminalitas pada pria. Pencemaran udara dari senyawa timbal banyak berasal dari bahan bahan yang menggunakan timbal sebagai bahan seperti pada bensin maupun zat zat pewarna (cat). Contoh lain adalah pencemaran akibat dioksin yang ditimbulkan pada proses pembakaran (bahan organik) akan meyebabkan peneurunan intelegensia dan ketrampilan gerak, perubahan perilaku feminitas dan maskulinitas, kurang mampu berkonsentrassi, hiperaktif dan meningkatnya prevalensi autisme. Selain itu zat ini juga menyebabkan kecenderungan perilaku menyeimbang.

Tidak ada komentar: