9.09.2013

Mengapa keanekaragaman hayati saat ini dalam masalah?


Eskalasi kepunahan dan krisis keanekaragaman hayati mengindikasikan bahwa saat ini alam tidak mampu lagi mengemban dan mendukung tekanan aktivitas manusia di seantero jagat. Setiap hari tekanan kepunahan berbagai spesies berlanjut dan 1000 kali lebih cepat dibanding yang terjadi secara alami.

Berbagai bentuk tekanan terhadap lingkungan bertanggung jawab terhadap krisis yang mendera keanekaragaman hayati planet bumi pada saat ini. Punahnnya spesies tertentu (yang menggangu kesimbangan ekosistem), kerusakan habitat, pembukaan lahan dan alih fungsi lahan, perubahan iklim global, polusi dan tersebarnya spesies asing adalah beberapa sebab diantaranya.

Akibat dari kondisi keanekaragaman hayati yang tidak lagi dalam keseimbangan, berbagai ekosistem di seluruh planet berada dalam tanda bahaya. Diantara ekosistem iti adalah terumbu karang yang meyediakan sumber pangan/protein, perlindungan dari badai, menyediakan lapangan kerja, sarana rekreasi dan sumber pendapatan lain saat ini merupakan salah satu ekosistem dengan kondisi yang paling parah. Saat ini hanya tersisa 30% terumbu karang yang berada dalam keadaan sehat dengan selebihnya telah mengalami kerusakan dan kita berpotensi kehilangan sumber pendapatan dari jasa lingkungan untuk hampir 500 juta orang di seluruh jagat.

Kepunahan berbagai spesies mahluk hidup juga menjadi pertanda nyata krisis keanekaragaman hayati yang terjadi pada saat ini, kondisi terparah semenjak dinosaurus punah hampir 65 juta tahun lalu. Dari 5.494 spesies mamalia yang saat ini diketahui, 78 diantaranya telah punah atau punah dari alam liar, 191 spesies berada adalam keadaan kritis, 227 spesies terancam dan 496 berada dalam keadaan rawan. Tidak hanya mamalia, kelas ampibi juga mengalami ha serupa, dengan 1.910 spesies dalam bahaya kepunahan dari 6.312 spesies yang ada. Secara keseluruhan dari 59.507 spesies yang dikenal, 19,265 diantaranya dalam keadaan terancam punah, sebuah angka yang membuat miris.

Akankah kita berdiam diri dengan kondisi yang ada?


inspiration coming from www.iucn.org,

Tidak ada komentar: