10.22.2013

Nilai Keraifan Lokal Rumah Adat Tradisional, Konsep Hunian Ramah Lingkungan yang Sebenarnya



Beragam aktvitas manusia, langsung atau tidak langsung berperan dalam meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca yang ada di atmosfer. Efek selanjutnya dikenal dengan pemanasan global, keadaan dimana suhu bumi secara rata- rata mengalami peningkatan. Dalam konsep lebih luas, bumi disebutkan telah mengalami perubahan iklim, hal yang sebelumnya tidak terjadi sebelum revolusi industri hadir pertengahan abad 18 di tanah Inggris.
Peran sentral gas rumah kaca dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim menyadarkan banyak pihak akan perlunya perubahan gaya hidup (kick the habit). Salah satu yang populer dalam tren tersebut adalah berkembangnya konsep hunian/rumah tinggal ramah lingkungan, sebuah hunian dengan jejak emisi karbon yang minimal. Dengan mengadopsi konsep hunian ramah lingkungan, selain terkendalinya emisi gas rumah kaca, berbagai keuntungan baik materi maupun non materi akan didapatkan, mulai dari efisiensi biaya, peningkatan produktivitas kerja sampai dengan tercipta lingkungan hunian yang bersih, sehat, aman dan nyaman. Sebuah hunian ramah lingkungan paling tidak memiliki tiga ruang lingkup yang menjadi penekanan,yaitu : (1) peralatan dan perlengkapan; (2) sumber daya air dan energi dan (3) pengelolaan sampah.
Hebatnya kemudian, konsep hunian ramah lingkungan sebenarnya sudah mengakar dalam berbagai kebudayaan daerah di seluruh Indonesia. Konsep rumah adat yang menerapkan pemakaian bahan- bahan dari alam yang terbukti berkelanjutan merupakan salah satu wujud kearifan lokal warisan nenek moyang yang sangat membanggakan. Kita tahu bahwa material alam yang digunakan dalam berbagai rumah adat sangat cocok dengan iklim tropis yang cenderung panas dan lembab.
Salah satu contoh adalah konsep rumah gadang di ranah minang. Segala bahan yang digunakan dalam rumah gadang menurut konsep aslinya berasal dari alam dan dengan mudah terdaur ulang, mulai dari lantai dan rangka kayu, dinding bambu sampai dengan atap yang terbuat dari ijuk.
Pergeseran mulai terjadi di era modern dimana bahan – bahan yang digunakan mulai beralih kepada produk pabrikasi. Mulai dari rangka beton, dinding bata dan atap seng. Banyak segi mulai hilang dengan adanya peralihan material yang digunakan tersebut. Mulai dari kondisi mikroklimat yang berubah sampai dengan hilangnya ketahanan terhadap bencana alam seperti gempa (*_).
 

www.maszoom.blogspot.com
Adaptasi dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: