5.11.2014

Sepuluh (10) Alasan Untuk Tidak (lagi) Membuang Atau Membakar Sampah

Sampah ini gan ... (dari internet)
Sebagian besar masyarakat selama ini masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan. Dalam mengelola sampah sebagian (besar) masyarakat masih bertumpu pada pendekatan akhir (end-of-pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat sampah. Padahal, timbunan sampah dengan volume yang besar berpotensi melepas gas metan (CH4) yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap pemanasan global. Agar timbunan sampah dapat terurai melalui proses alam diperlukan jangka waktu yang lama dan diperlukan penanganan dengan biaya yang besar.
Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya  ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir, yaitu pada fase produk sudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara aman.
Sudah saatnya masyarakat meninggalkan cara pandang bahwa barang sisa sebagai hal yang tidak berguna. Ada banyak fakta yang mengungkapkan bahwa cara pandang konvensional penanganan sampah seperti membuang, membakar dan tanpa memilah adalah sangat merugikan. Dapat disebutkan disini 10 alasan untuk tidak (lagi) membuang atau membakar sampah:
  1. Pembakaran sampah terutama plastic akan mengemisikan radikal bebas yang berpotensi menimbulkan kanker (health care).
  2. Pembakaran sampah berpotensi menimbulkan kebakaran yang sangat merugikan harta benda(disaster mitigation).
  3. Pembakaran sampah akan membunuh seluruh jasad renik dan serangga yang berfungsi menguraikan material organic menjadi humus dan juga beragam spora, benih ataupun biji tanaman yang (masih) mempunyi hak untuk hidup (naturalits).
  4. Pembakaran sampah mengemisikan gas rumah kaca seperti karbon dioksida dalam porsi besar yang berpotensi menyebabkan pemanasan global (environmentalist)
  5. Hasil pembakaran sampah organic berupa abu mengandung nutrisi mikro yang sangat penting, sayang rentan untuk diterbangkan angin atau terbawa hujan (meteorologist)
  6. Pembakaran material organic membebaskan ke udara unsur makro (karbon, nitrogen, sulfur) peyubur tanah yang sangat diperlukan tanaman (agriest)
  7. Adalah jauh lebih mudah dan murah memproses material terdaur ulang (plastic, logam, besi, alumunium dsb) yang berasal dari sampah daripada memproses dari sumber daya alam perawan/tambang, sayang kan kalu dibuang (resources).
  8. Dengan sedikit perlakuan, cukup dengan membuatnya terpisah, segala macam sampah masih bernilai rupiah, mulai dari sisa makanan dan sayur basah sampai dengan kaleng berlapis timah (economist)
  9. Pembakaran material organic tidak diajarkan dalam agama, dalam islam seluruh jasad yang sudah mati seperti tubuh manuasia (hewan/tanaman harusnya juga) akan dikembalikan dengan di tanam  (bumi/tanah) (theologist).
  10. Niscaya tidak ada kesia-siaan dalam setiap penciptaan, sisa barang kebutuhan yang kita beli dengan rupiah pada dasarnya bukanlah sampah, dia tetap rupiah, yang bener aja rupiah dibuang ke tong sampah? (moral)

Tidak ada komentar: